15 research outputs found

    Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dengan Pengelolaan Sampah di Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala

    Get PDF
    Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala pada tahun 2014, jumlah penduduk sebanyak 2210 jiwa terdiri dari 497 kepala keluarga, 1146 laki - laki dan 1064 perempuan. Di Desa Loli Tasiburi terdapat 1 tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang memenuhi syarat sedangkan tempat pembuangan sampah sementara yang tidak memenuhi syarat terdapat 6 TPS sebagian besar masyarakat mengelola sampah dengan membakar atau membuang ke pinggiran pantai ( Desa Loli Tasiburi, 2014).Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya Hubungan pengetahuan dan sikap Masyarakat Dengan pengelolaan sampah di Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala. Jenis Penelitian ini adalah Analitik yakni diketahuinya Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Populasi dalam penelitian adalah semua masyarakat Desa Lolitasiburi, sampel sebanyak 96 responden.Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil uji statistik Hubungan pengetahuan masyarakat dengan pengelolaan sampah menunjukkan bahwa p value = 0.00  (p < 0.05), demikian juga dengan hasil uji statistic Hubungan sikap masyarakat dengan Pengelolaan sampah diperoleh hasil p value = 0.00 (p < 0.05).Kesimpulan penelitian ini bahwa Ada hubungan bermakna Pengetahuan Masyarakat dengan Pengelolaan sampah, Ada Hubungan bermakna Sikap masyarakat dengan Pengelolaan sampah Di Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala.  Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan Pengelolaan Sampah

    Pengetahuan dan Sikap dalam Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kabupaten Donggala : Knowledge and Attitude In The Implementation of Community Led Total Sanitation (CLTS) In Donggala District

    Get PDF
    Sanitasi menjadi salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs. Sanitasi total berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan perubahan perilaku pedesaan yang diterapkan secara luas untuk mengakhiri buang air besar sembarangan. Kelima pilar STBM diantaranya: tidak ada buang air besar sembarangan BABS, cuci tangan pakai sabun (CTPS), pengamanan air bersih, pengolahan air limbah, dan pengelolaan sampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahun dan sikap terhadap pelaksanaan tidak BABS, CTPS dan Pengamanan sampah. Metode; jenis penelitian analitik pendekatan cross sectional di Puskesmas Batusuya Kabupaten Donggala tanggal 12 Mei-10 Juni 2019. Populasi adalah kepala keluarga penduduk wilayah Puskesmas Batusuya   dengan jumlah sampel 93 orang. Pengambilan sampel secara proporsional random sampling. Analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik nilai kemaknaan 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Pengetahuan, sikap responden diperoleh melalui wawancara langsung dengan kuesioner yang telah diujicoba, dianalisis dengan menggunakan chi-square dan regresi  logistik. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan cuci tangan pakai sabun (p-value 0,046 OR CI95% 3,49 (1,02-12,00), sikap positif untuk tidak buang air besar sembarangan (p-value: 0,017 OR CI95% 5,07 (1,343-19,19) dan sikap positif pengamanan sampah (p-value: 0,002 OR CI95% 12,75 (2,616-62,16) merupakan determinan dari perilaku STBM di wilayah kerja Puskesmas Batusuya Kabupaten Donggala. Kesimpulan; Pengetahuan cuci tangan pakai sabun, sikap positif untuk tidak buang air besar sembarangan dan sikap positif pengamanan sampah merupakan determinan dari perilaku STBM di wilayah kerja Puskesmas Batusuya Kabupaten Donggala

    Studi Kondisi Sanitasi Dengan Kualitas Bakteriologis Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar

    Get PDF
    Water and Sanitation in Indonesia is still low compared with other countries in Southeast Asia. Only 50% of the entire population of Indonesia who gain access to drinking water. For human drinking water is a major requirement. Given that the disease can be carried by water to humans when people use it, the main purpose berish water supply and sanitation for the people is to prevent water-borne diseases. Thus it is expected that more and more people with clean water coverage and sanitation, getting lower morbidity of these water-borne diseases. Enterprises drinking water station today's rapidly growing importance in the provision of drinking water affordable to the community.The purpose of this research is to determine the condition of the sanitary and bacteriological quality of drinking water stations Refill in District Panakkukang Makassar.This type of research is survey with descriptive approach, namely to determine the sanitary conditions and the quality of bacteriological station refill drinking water in Sub Panakkukang Makassar.Based on the research that has been done that sanitary conditions at the station refill drinking water Equator qualify with a value of 86. For the inspection of sanitary conditions at the station 3 Nur values obtained pemerikssaan 74 and the examination object number 38 did not qualify so the station 3 Nur is said to be not meet the health requirements. The results of the bacteriological quality inspection (MPN Coliform) at the equator station did not contain coliform bacteria that is said to qualify and for station 3 Nur coliform bacteria content is 15 or ineligible.From the discussion, it can be concluded that the sanitary conditions and the quality of bacteriology at the equator station to station eligible and ineligible 3 Nur sanitary conditions and bacteriological quality. Keywords: Sanitary Conditions, Bacteriological Quality, Drinking Water Station Refill

    Suhu,Kelembaban Dan Pencahayaan Sebagai Faktor Risiko Kejadian Penyakit ISPA Pada Balita di Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala

    Get PDF
    In the case of respiratory diseases Balaesang District of Donggala in the last three years are likely to experience fluctuations in 2012 with the number of 1166, 2013 and 2014 the number of patients 874 patients number 1,037. These data represent the number of patients with respiratory disease in general. According to data obtained from the observation that the data ISPA patients at the age of five from January to March 2015 the number of people 50 toddlers.This study aims to assess the physical condition of the house and the sources of pollution in the home with a disease incidence of ISPA Toddlers in Sub Balaesang Donggala 2015.The method used is observational analytic design case control study in April and May 2015. The sample was selected by purposive sampling with a sample size of 100 Toddler covering 50 cases and 50 controls. Data were analyzed by using a system of tabulation and statistical tests SPSS version 19.0 with Odds Ratio test and logistic regression methods Backward LR.The results showed that the variable temperature with a p-value (0.00) of <0.05, OR value = 0173 (0072-0417), the humidity with a p-value (0.00) of <0.05, OR = 0.145 (0060-0353) and lighting with a p-value (0.00) of <0.05, OR = 0181 (0076-0428).Concluded that based on the results obtained, the variable temperature, humidity, and the lighting is a risk factor is significant on the incidence of respiratory disease in infants In Sub Balaesang Donggala. Keyword : Risk factor, ISPA, Infant

    Aplikasi Teknologi Saringan Pasir Silika dan Karbon Aktif dalam Menurunkan Kadar BOD dan COD Limbah Cair Rumah Sakit Mitra Husada Makassar

    Get PDF
    Limbah cair rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat potensial karena mengandung senyawa organik dan anorganik yang cukup tinggi.Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui kemampuan Aplikasi Teknologi Saringan Pasir silika dan karbon aktif dalam menurunkan Kadar BOD dan COD Limbah Cair Rumah Sakit Mitra Husada MakassarJenis penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain Pre-Pos test. Sampel dalam penelitian ini adalah air limbah cair rumah sakit dengan pemeriksaan BOD dan COD. Data yang telah olah secara manual dengan menggunakan alat perhitungan dan disajikan dalam bentuk tabel, kemudian di uji dengan uji T kemudian di analisa secara deskriptif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar BOD dan COD limbah cair Rumah Sakit setelah di lakukan penyaringan menggunakan pasir silika dan karbon aktif dengan tiga kali replikasi didapatkan hasil penurunan rata-rata kadar BOD yaitu 39,97%. Sedangkan penurunan kadar COD yaitu 41,19%.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penurunan rata-rata kadar BOD yaitu 39,97%. Sedangkan penurunan kadar COD yaitu 41,19%. Multimedia(saringan pasir silka dan karbon aktif) ini mampu menurunkan kadar BOD dan COD limbah cair Rumah Sakit Mitra Husada Makassar. Kata Kunci : Pasir Silika, Karbon Aktif, Air Limba

    Hubungan Penggunaan Sarana Air Bersih dan Jamban Keluarga dengan Kejadian Schistosomiasis di Kecamatan Lindu

    Get PDF
    Schistosomiasis (juga dikenal sebagai bilharzia, bilharziosis atau demam keong) adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh beberapa spesies trematoda (platyhelminth infeksi, atau “Cacing”). Suatu cacing parasit dari genus Schistosoma. Siput berfungsi sebagai agen perantara antara mamalia host. Penyakit ini mempengaruhi banyak orang di negara berkembang, terutama anak-anak yang bisa memperoleh penyakit dengan berenang atau bermain di air yang terinfeksi. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis sehingga sumber penularan tidak hanya pada penderita manusia saja tetapi semua hewan mamalia yang terinfeksi. Tujuan penelitian ini untuk diketahuinya hubungan penggunaan sarana air bersih dan jamban keluarga dengan  kejadian schistosomiasis di Kecamatan Lindu .Penelitian ini merupakan jenis penelitian Observasi Analitik dengan pendekatan Case Control, besar sampel yaitu 70 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji statistik Chi-Square Test.Hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0.005. (α 0,05 ) bahwa Tidak ada hubungan yang bermakna antara penggunaan jamban keluarga dengan kejadian schistosomiasis di Kecamatan Lindu.Saran penelitian ini adalah Bagi Institusi Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, dan Puskesmas Lindu lebih meningkatkan penyuluhan – penyuluhan pemanfaatan sarana air bersih dan jamban keluarga agar dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit serta kerja sama lintas sektoral antar instansi perluh di tingkatkan karena distribusi parasit schistosomiasis juga disebabkan oleh hewan mamalia. Kata Kunci : Sarana Air Bersih, Jamban keluarga, Schistosomiasi

    Hubungan Upaya Pengendalian Terhadap Kasus Schistosomiasis di Dataran Tinggi Lindu Kabupaten Sigi

    Get PDF
    Schistosomiasis di Indonesia, disebabkan oleh Schistosoma japonicum ditemukan endemik di dua daerah di Sulawesi Tengah, yaitu di Dataran Tinggi Lindu dan Dataran Tinggi Napu. Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Muller dan Tesch pada tahun 1937. Pada tahun yang sama, Desa Tomado dinyatakan sebagai daerah endemis schistosomiasis oleh Brug dan Tesch, akan tetapi hospes perantara cacing penyebab penyakit tersebut baru ditemukan pada tahun 1971 yaitu siput Oncomelania di persawahan Paku, Desa Anca, Daerah Lindu. Davis dan Carney menamakannya Oncomelania hupensis lindoensis.Tujuan penelitian diketahuinya faktor determinan terhadap Kasus Schistosomiasis Di Dataran Tinggi Lindu Kabupaten Sigi. Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan rancangan penelitian case control. Penelitian dilaksanakan di dataran tinggi Lindu Kabupaten Sigi. Sampel dalam penelitian ini terbagi atas kasus dan kontrol yang diambil berdasarkan matching jenis kelamin dan umur, dengan jumlah perbandingan 1:1.Jumlah sampel 44 orang terdiri dari 22 kasus dan 22 kontrol. Pengambilan sampel penelitian ditentukan dengan metode nonrandom yaitu purposive sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan pertimbangan tertentu.Hasil penelitan penggunaan sarana air bersih 21 orang (95,5%) kasus menggunakan sarana air bersih, 1 Orang (4,5%) kasus tidak menggunakan sarana air bersih, kontrol 19 orang (86,4%)  menggunakan sarana air bersih 3 orang (13,6%) tidak menggunakan sarana air bersih, dengan nilai p=0.607,kasus menggunakan jamban keluarga 18 orang (81,8%) dan 4 orang (18,2) tidak menggunakan,kontrol menggunakan jamban keluarga 21 orang (95,5%), 1 orang (4,5%) tidak menggunakan, nilai p=0,345, penggunaan APD kasus 1 orang (4,5%) dan 21 orang (95,5%) tidak menggunakan APD, kontrol 15 orang (68,5%) menggunakana APD, 7 orang (31,8%) tidak menggunakan APD,nilai p=0,000, peran kader jumlah kasus 1 orang (4,5%) berperan, 21orang (95,5%) tidak berperan, kontrol 17 orang (77,3%) berperan, 5 orang (22,7%) tidak berperan, nilai p=0,000.Kesimpulan penggunaan sarana air dan penggunaan jamban keluarga tidak berhubungan dengan kejadian Schistosomiasis. Ada hubungan bermakna penggunaan APD dan Peran kader dengan kejadian Schistosomiasis. Kata Kunci : Upaya Pengendalian,Schistosomiasi

    Drinking Water Fluor Levels and The Event of Dental Carries in The Community of Tondo Village Mantikulore District Central Sulawesi

    No full text
    According to WHO, the level of fluorine in water that is safe for consumption is 0.7-1.5 ppm. The Indonesian population's prevalence of problems with teeth and mouth is 25.9%. The average Indonesian population has experienced tooth decay as much as 5 teeth per person. Central Sulawesi is a province with the largest dental health problems, namely 75.3% and only 8.2% has received services from dental medical personnel. This study aimed to know the fluorine level of drinking water and the proportion of dental caries in Tondo Village, Mantikulore District, Palu City, Central Sulawesi. This research is descriptive research. The population in this study were people in Tondo Village, Mantikulore District, Palu City, Central Sulawesi. The sample used in this study were part of the community who consumed groundwater (wells) used for drinking and lived in Tondo Village for about 2 years. There were 20 samples of drinking water, and the respondents who had their drinking water samples were also tested for their teeth. Sampling was done by means of non-random sampling, namely by purposive sampling. The results showed that of the 20 respondents, most of the respondents had very low water fluorine levels (95%). The smallest fluorine level was 0.00 mg / l, the highest was 0.40 mg / l, with a median of 0.20 mg / l. or if categorized most (94.7%) had very low fluorine levels, and all respondents experienced dental caries (100%). It is suggested to the public to brush their teeth regularly at least twice a day, that is, after each meal and go to bed at night with fluorine toothpaste

    Peran Kader Juru Pamantau Jentik (Jumantik) Mandiri dalam Upaya Pencegahan Penyakit DBD di Kelurahan Talise Valangguni Kota Palu

    No full text
    Efforts to prevent and control dengue fever in Palu City are still inadequate, the results of a survey carried out by officers show that community participation in eradicating mosquito nests (PSN), especially in closing, draining and burying (3M) and plus (plus) activities such as: sprinkling larvacide larvae, keeping larvae-eating fish. This effort involves larva monitoring interpreters (jumantik) but the role of independent jumantik is not yet optimal. This is indicated by the larva free rate which is still below the standard of 85%. The target of this community service activity is the Jumantik Mandiri Cadre at Citra Permai Indah 3 Complex (CPI3) in Talise Valangguni Village, Palu City, totaling 25 people. The method used is lecture and question and answer. Lectures were conducted to disseminate information on dengue prevention, how to monitor larvae and field practice in the form of larva monitoring in the CPI3 housing complex. The activity was carried out from May to June 2022 at the CPI-3 housing complex, Talise Valangguni Village, Palu City. The results of the activity show the role of the independent Jumantik Cadre. After receiving education and guidance from the service team, it increased up to 100% and the larva-free rate (ABJ) in monitoring from the first week-1 to week-3 always increased up to 98%. Providing education can increase the role of independent jumantik cadres and effectively increase the larva free rate. ABSTRAK Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD di Kota Palu masih belum memadai, hasil survei yang telah dilaksanakan oleh petugas, menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN)  terutama dalam kegiatan menutup, menguras dan mengubur  (3M) dan ditambah (plus) seperti: menaburkan larvasida pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan jentik. Upaya ini melibatkan juru pemantau jentik (jumantik) namun peran jumantik mandiri belum optimal. Hal tersebut ditandai dengan Angka Bebas Jentik masih dibawah standar 85%. Sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah Kader Jumantik Mandiri Komplek Citra Permai Indah 3 (CPI3) Di Kelurahan Talise Valangguni Kota palu berjumlah 25 orang. Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab. Ceramah dilakukan untuk mensosialisasikan informasi tentang, Pencegahan DBD, cara melakukan monitoring jentik dan praktek lapangan berupa pemantauan jentik di komplek perumahan CPI3. Kegiatan dilaksanakan  Mei – Juni 2022 Di Komplek perumahan CPI-3 Kelurahan Talise Valangguni Kota palu. Hasil kegiatan menunjukkan Peran Kader Jumantik Mandiri Setelah memperoleh edukasi dan bimbingan dari tim pengabdi mengalami peningkatan hingga 100% serta Angka Bebas Jentik (ABJ) dalam pemantauan mulai dari minggu-1 pertama sampai minggu-3 selalu mengalami peningkatan hingga mencapai 98%.Pemberian edukasi dapat meningkatkan peran kader jumantik mandiri serta efektif meningkatkan Angka bebas Jentik

    Perilaku Petugas Linen di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko Kabupaten Parigi Moutong

    No full text
    Pendahuluan: Rumah sakit bertujuan memberi pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan medis, penunjang medis dan penunjang non medis. Pengelolaan linen yang buruk akan menyebabkan potensi penularan penyakit bagi pasien, staf dan pengguna linen. Linen kotor tidak terinfeksi adalah linen yang tidak terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh dan feses yang berasal dari pasien dan lainnya. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku petugas linen di rumah sakit Anuntaloko parigi Moutong. Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas linen di rumah sakit Anuntaloko Parigi yang berjumlah keseluruhan 13 orang dan sampel dalam penenelitian ini menggunakan metode sampling jenuh, yang artinya seluruh dari populasi diteliti yaitu 13 orang petugas linen di rumah sakit. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengatahuan petugas linen yang memiliki kriteria baik berjumlah 10 responden  (76,9%) , cukup berjumlah 3 responden  (23,1%) dan kurang berjumlah 0 (0%), sikap petugas linen di rumah sakit Anuntaluko adalah positif, tindakan petugas linen di rumah sakit Anuntaloko untuk tahapan pencucian linen mulai dari tahapan pengumpulan, pengeringan, penyetrikaan, penyimpanan, distribusi dan pengangkutan linen non infeksiusdan infeksius telah dilakukan sesuai dengan prosedur pencucian linen, sedangkan pada tahapan penimbangan dan pencucian linen non infeksiusdan infeksius belum semua dilakukan sesuai dengan prosedur pencucian linen. Kesimpulan: Petugas linen di rumah sakit umum daerah (RSUD) Anuntaloka Parigi Moutong  rata-rata untuk pengetahuan adalah baik, sikap menunjukkan positif, dan tindakan sudah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan
    corecore