40 research outputs found

    Study on the Quality and Omega-3 Fatty Acids Composition of Super Dried Catfish (Arius Talassinus)

    Full text link
    Study on the quality and omega-3 fatty acids composition of dried fish was conducted in order to observe the sensory value, proximate composition, and omega-3 fatty acid content of catfish dried by traditional and mechanical dryer. Experimental laboratories method using t-test resulted that both methods of drying fish were available to be implemented. The evaluation of data of appearance using t-test showed that taccount =3.631>ttab(0.05)(6)=2.447. This indicated that the appearance between two products were significantly different. But in general there are no significant differences in odor, taste and texture of products. The product was accepted organoleptically by the panellists with the values of 7.64-8.29. Protein composition of catfish was relatively high : 17.47% and lipid content of 0.73. DHA and EPA values of dried fish using mechanical dryer were 13.8% and 5.1%; whereas traditional dryer were percentage of 12.8% and 7.7%

    Quality and Safety of Smoked Catfish (Aries Talassinus) Using Paddy Chaff and Coconut Shell Liquid Smoke

    Full text link
    The purpose of this research was to determine quality of smoked catfish (Arius thalassinus) using paddy chaff and coconut shell liquid smoke. The fish were divided into two groups; then processed using paddy chaff and coconut shell liquid smoke. All of the smoked catfish samples were subjected to chemical, microbiological and organoleptic analyses. The result indicated that moisture content of the paddy chaff smoked cat fish was 48.72%; a little bit lower than coconut shell smoked cat fish that was 51.27%. TPC on paddy chaff treatment was 53.33 CFU/gr; higher than coconut shell treatment that was 46.67 CFU/gr. Organoleptic value of smoked cat fish treated by paddy chaff liquid smoke was 8.26 and coconut shell was 8.22. It was found that benzo(α)pyrene content in the paddy chaff liquid smoke was not detected and in the coconut shell liquid smoke was 11.351 ppm. Examination of t-test Independent sample to the TPC and moisture content showed P>0.05

    Tingkat Oksidasi Lemak Dan Kualitas Protein Ikan Manyung (Arius Thalassinus) Asap Dengan Metode Pengasapan Berbeda Selama Penyimpanan

    Full text link
    Asap dapat berfungsi sebagai antioksidan, namun efek pengasapan juga dapat merusak kualitas protein ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat oksidasi lemak dan kualitas protein ikan manyung asap dengan metode (M) pengasapan berbeda (tungku (T) dan asap cair (AC)) selama penyimpanan. Penelitian ini telah dilakukan dengan mengetahui tingkat oksidasi lemak dan kualitas protein pada ikan manyung asap dengan metode pengasapan yang berbeda (tungku dan asap cair) selama penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan metode pengasapan selama penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap tingkat oksidasi lemak dan kualitas protein. Nilai organoleptik MT yang masih sesuai standar adalah H2T: 7,185<µ<7,475 dan MAC adalah H2AC: 7,432<µ<7,708. Nilai PV (ml Eq/Kg) MT terbaik diraih pada hari ke-4 dan 6, H4T: 16,5±1,41 H6T: 16,5±1,41 dan MAC terbaik pada hari ke-4 H4AC: 12,5±1,41. TBA MT dan MAC terbaik pada hari ke-0 H0T: 2,87±0,04 dan H0AC: 0,45±0,50. Kadar protein MT dan MAC terbaik pada hari ke-0 H0T: 31,72±1,18 dan H0AC: 33,24±0,83. TVBN MT dan MAC terbaik diraih pada hari ke-0 H0T: 51,7±0,69 dan H0AC: 46,21±0,79. PLG MT dan MAC terbaik diraih pada hari ke-0 H0T: 22,56±0,96 dan H0AC: 23,4±1,06. Available lysine MT terbaik pada hari ke-4 0,208±0,00 dan MAC terbaik pada hari ke-0 H0T: 0,262±0,00. Kedua metode dapat memperlambat oksidasi lemak dan mempertahankan kualitas protein ikan manyung asap selama penyimpanan 6 hari. Asap cair menunjukkan hasil lebih baik dalam memperlambat oksidasi lemak dan mempertahankan kualitas protein

    Pengaruh Perendaman Berbagai Jenis Jeruk Terhadap Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kromium (Cr) Pada Kerang Hijau (Perna Viridis Linn)

    Full text link
    Kerang hijau (Perna viridis Linn) merupakan filter feeder sehingga dapat mengakumulasi logam berat seperti timbal dan kromium yang dapat diturunkan dengan menggunakan senyawa asam sitrat yang terkandung di dalam jeruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan jeruk terhadap penurunan kandungan timbal dan kromium pada kerang hijau. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian pendahuluan didapatkan waktu terbaik larutan jeruk nipis yaitu 25 menit dengan konsentrasi sebesar 25%, kemudian digunakan dalam penelitian utama dengan perlakuan konsentrasi perendaman 25% dan lama perendaman 25 menit dan kontrol dengan pengulangan 3 kali. Metode analisa yang digunakan yaitu analisa kadar timbal, kromium, protein, air, pH dan asam sitrat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan lama waktu perendaman dalam larutan jeruk memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap penurunan kandungan timbal, penurunan terendah terjadi pada perendaman dengan larutan jeruk purut dari 1,755 ppm menjadi 1,142 ppm yaitu 0,613 ppm (34,9%), sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada perendaman larutan jeruk nipis dari 1,755 ppm menjadi 0,844 ppm yaitu 0,911 ppm (51,9%). Penurunan kandungan kromium terendah terjadi pada perendaman dengan larutan jeruk purut dari 1,098 ppm menjadi 0,492 ppm yaitu 0,606 ppm (55,19%) sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada perendaman dengan larutan jeruk nipis dari 1,098 ppm menjadi 0,438 ppm yaitu 0,66 ppm (60,1%). Perbedaan jenis jeruk juga memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar protein, kadar air dan pH. Hasil uji organoleptik terhadap kenampakan, bau dan tekstur tidak memberikan pengaruh nyata akan tetapi untuk rasa memberikan pengaruh nyata. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jeruk nipis yang paling efektif dalam penurunan kandungan timbal dan kromium

    Pengaruh Penambahan Tepung Yang Berbeda Terhadap Kualitas Produk Petis Dari Cairan Sisa Pengukusan Bandeng (Chanos Chanos Forsk) Presto

    Full text link
    Limbah cair dari proses pembuatan bandeng presto dapat digunakan untuk membuat petis. Penambahan tepung yang berbeda dapat mempengaruhi kualitas produk petis berdasarkan analisa kimiawi dan sensori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan bahan pengisi terhadap kualitas kimia dan sensori petis serta untuk mengetahui potensi masing-masing tepung sebagai bahan pengisi petis. Materi penelitian berupa cairan sisa rebusan bandeng. Metode yang digunakan adalah experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan perbedaan bahan pengisi. Parameter uji yang diamati adalah uji sensori, kadar asam glutamat, dan uji proksimat (kadar protein, lemak, air, karbohidrat dan abu). Hasil penelitian menunjukkan nilai uji sensori secara umum terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Kadar asam glutamat tertinggi pada terigu 4,09 ± 0,56; kadar protein tertinggi pada terigu 23,60 ± 2,73; kadar lemak tertinggi pada terigu 5,39 ± 1,70; kadar air terendah pada terigu 33,49 ± 0,61; kadar karbohidrat terendah pada terigu 34,99 ± 3,63; dan kadar abu tertinggi pada terigu 2,52 ± 0,17. Perbedaan bahan pengisi mempengaruhi kualitas petis dan penambahan terigu menghasilkan kualitas petis terbaik dalam hal nutrisi dan penerimaan konsumen. Liquid waste from milkfish presto can be used to produced petis. The addition of different flour can affect the qualityof petis, among others, based on chemical and sensory analysis. This study aims to determine the influence of difference flour to the chemical and sensory quality of petis and to determine the potential of each flour as filler of petis. The study material in the form is the waste water of stew milkfish. The methods used is an experimental laboratories by using Randomized Block Design with 3 different treatment of adding material. The test parameter were observe sensory test, glutamic acid content, and proximate analysis (protein, fat, carbohydrat, moisture, ash content). The results of sensory test showed that differences in fillers generally give a significant influence (P < 0,05). The highest of glutamic acid content is 4,09 ± 0,56 in wheat flour; the highest protein content is 23,60 ± 2,73 in wheat flour; the highest fat content is 5,39 ± 1,70 in wheat flour; the lowers moisture content is 33,49 ± 0,61 in wheat flour; the lowers carbohydrates content is 34,99 ± 3,63 in wheat flour; and the highest ash content is 2,52 ± 0,17 in wheat flour. Differences of the filler affect the quality of petis and the addition of flour produces the best quality of petis in nutrition and consumer acceptance

    Analisis Asam Lemak Omega 3,6,9 Dan Kadar Fenol Ikan Bandeng (Chanos Chanos Forsk) Asap Dengan Kombinasi Jarak Tungku Dan Lama Pengasapan

    Full text link
    Pengasapan tradisional umumnya belum menerapkan sistem yang benar sehingga kualitas dari produk yang dihasilkan kurang maksimal. Perlakuan kombinasi lama pengasapan dan jarak tungku yang tepat diharapkan mampu menjaga nilai asam lemak omega 3,6,9.Materi yang digunakan adalah ikan Bandengdengan panjang 27 ± 0,50 cm dan berat 296 ± 6,10 g/ekor. Tempurung kelapa sebagai bahan bakar. Metode penelitian menggunakan penelitian lapangan dengan dua bagian penelitian. Penelitian pendahuluan dan utama. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian utama adalah RAK faktorial 2 x 3. Faktor A (Jarak tungku) dengan 2 taraf (40 dan 60cm) dan faktor B (Lama pengasapan) dengan 3 taraf (3, 4, dan 5 jam) diulang 2 kali. Data asam lemak, proksimat, fenol, total asam, dan pH dianalisis menggunakan uji ANOVA dan Uji lanjut.Hasil penelitian menunjukkan perbedaan jarak tungku dan lama pengasapan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai organoleptik, kadar air,protein, lemak, asam lemak, total asam dan pH juga dengan interaksinya memberi pengaruh nyata (P<0,05).Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kisaran omega 3 antara 0,49%-3,09%; omega 6, 1,17%-10,023 %; omega 9, 17,45%-24,48% ; kadar air53,47%–60,53%;kadar protein25,67%-30,57%; lemak5,91%–8,84%; asam lemak 0,49% –3,09%; fenol, 897-1054 ppm; total asam 0,62%-0,79% dan nilai pH 5,6–5,9.Berdasarkan uji organoleptik disimpulkan kombinasi lama dan jarak menghasilkan nilai terbaik jarak tungku 40 cm lama pengasapan 4 jam

    Pengaruh Konsentrasi Asap Cair Terhadap Kualitas Dan Kadar Kolesterol Belut (Monopterus Albus) Asap

    Full text link
    Belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang potensial untuk dikembangkan sebagai teknologi USAha pada bidang perikanan di masa mendatang. Konsumsi belut masih dikatakan rendah karena tingginya kandungan kolesterol pada belut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi asap cair yang disinyalir dapat menurunkan kadar kolesterol yang terdapat pada belut asap terhadap mutu produknya berdasarkan sifat kimia fenol dan nilai proksimat (air, abu, lemak, protein, dan karbohidrat), serta nilai organoleptik dan hedonik. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi asap cair sebanyak (5%, 10%, 15%) pada produk belut asap dapat menurunkan nilai kadar kolesterol, protein, lemak, air, dan menaikan nilai kadar fenol, abu, dan karbohidrat. Dari segi kimiawi penambahan asap cair 5-15% pada belut asap terhadap kontrol (0%) memberikan perbedaan yang nyata dengan nilai fenol 147-289.66 (ppm), kolesterol 59.84-5.33 (mg/100gram), protein 69.17-63.50%, lemak 4.86-6.81%, air 75.21-69.62%, abu 9.59-13.66%, dan karbohidrat 0.52-0.78%. Berdasarkan nilai uji organoleptik dan hedonik untuk parameter rupa/warna, aroma, rasa dan tekstur terhadap belut asap yang disukai panelis adalah belut dengan penambahan konsentrasi asap cair 5-15% dengan nilai organoleptik 8.03- 8.17 (layak dikonsumsi), serta nilai hedonik 7.47-7.82 (disukai). Secara umum produk belut asap ini memiliki kenampakan menarik, utuh dan rapi, warna mengkilat, rasa dan bau amis yang tersamarkan dengan tambahan asap cair sangat terasa, gurih, spesifik ikan asap, dan tekstur dagingnya kompak, tidak keras dan mudah dikonsumsi yang merupakan ciri khas produk ikan asap. Eel is a type of fish which is potential to be adopted into new fishery technology in the future. However, the consumption of eel is still low due to its high content of cholesterol.The purpose of this research is to figure out the impact of liquid smoke concentration which said to be able to decrease cholesterol content in the smoke eel towards the product quality based on fenol chemical characteristic and proximate value (water, ash, fat, protein, carbohydrate), and alsi organoleptic and hedonic value.The result shows that the increment of liquid smoke concentration to 5,10,15% in smoked eel product tends to decrease cholesterol content, water, and increase fenol content, protein, fat, ash, and carbohydrate. Chemically, the increment of liquid smoke between 5-15% in smoked eel towards the control (0%) implies a significant difference with fenol value of 147-289.66 (ppm). Cholesterol 59.84-5.33 (mg/100gram), protein 69.17-63.50%, fat 4.86-6.81%, water 75.21-69.62%, ash 9.59-13.66%, and carbohydrate 0.52-0.78%. Based on organoleptic and hedonic test value, the expected shape, color, smell and taste parameter in smoked eel is the one with concentration increment of liquid smoked between 5-15 with organoleptic value of 8.03-8.17 (consumeable) and the hedonic value of 7.47-7.82 (expected). Generally, this smoked eel product have an interesting appereance, complete, and well-shaped, shining color, puridtaste and odor which can be distracted by adding liquid smoke. It's really tasty specific smoked fish and with complete texture of meat, soft, and consumeable are the characteristics of smoked fish products
    corecore