1 research outputs found

    Penganekaragaman Produk Gula Kelapa Menjadi Gula Semut Dengan Pengemasan Sebagai Produk Pariwisata Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Pengrajin

    No full text
    Industri gula kelapa di desa Borobudur, merupakan industri yang telah diusahakan sejak larva, akan tetapi sampai saat ini belum ada pengembangan produk, sehingga orang mengkonsumsi hanya sebatas kebutuhan dapur, dan hanya dipasarkan di sekitar Borobudur pada pasar-pasar tradisional. Pemasaran di sekitar Borobudur ramai pada saat-saat tertentu yakni pada musim libur, namun hanya sedikit pelancong yang membeli gula kelapa sebagai buah tangan, disebabkan bentuk yang masih tradisional serta cara pemasaran yang kurang menarik konsumen. Permintaan gula kristal yang cukup potensial adalah dan hote-hotel disekitar Borobudur, kedai jamu, dan pusat oleh-oleh, selama ini hanya bisa memenuhi permintaan 30% nya, disebabkan peralatan yang masih tradisional (mengaduk dengan kayu dan menggerus dengan tempurung kelapa) untuk produksi gula semut, hal ini yang menyebabkan pengrajin gula kelapa hanya senang membuat gula cetak, karena prosesnya lebih mudah, walaupun harga jual gula kelapa lebih rendah dibanding gula semut. Gala semut yang dihasilkan kualitasnya tidak stabil bahkan sering terjadi kegagalan proses produksi, hal ini disebabkan teknologi yang masih tradisional dan tidak terukur. Harga gala kelapa saat ini Rp 7000,- per Kg. Ongkos produksi gula kelapa tradisional Rp 5000,-/Kg. Penjualan ramai pada hari pasaran, yakni 5 hari sekali. Apabila produk dijual dalam bentuk gula semut harga jual antara Rp9.000,- sampai Rp 10.000/Kg.(tergantmg kualitas) Penjualan dalam bentuk tradisional sering mengalami kerugian terutama karena kemasan yang tidak baik, yakni gala menjadi lembek karena sifat higroskopisnya. Harga jual gala kelapa yang sudah menurun kualitasnya Rp5000-Rp6000,-/Kg, Jika produsen rata-rata memproduksi 150-200 KW 5 hari, rata-rata 30 % produk (45-60 Kg), mengalami penurunan kualitas, maka kerugian maksimum akan Rp 90.000,- sampai Rp 120.000,- per 5 hari, atau Rp 540.000,- sampai Rp 720.000,-/bulan • Tim pelaksana bersama dengan industri mitra (pengusaha kecil) rnenentukan kebutuhan industri kecil dalam hal penganekaragaman produk gala kelapa cetak menjadi gala semut tanpa maupun dengan citarasa dan aroma, yang dikemas secara artistik sehingga menarik wisatawan di sekitar Borobudur, berdasarkan kebutuhan pasar yang dapat memberikan dampak pada penambahan pendapatan industri kecil • Teknologi pro duksi gula semut sudah dapat dilakukan oleh industri kecil, namun masih secara tradisional, dan kualitasnya tidak stabil, serta tidak dapat memenuhi permintaan pasar, hanya 30% nya saja yang dapat dipenuhi, disebabkan proses produksinya yang masih tradisional, dan tidak terukur, bahkan sering terjadi kegagalan produksi, kapasitas 2 kg/jam, oleh karena itu diperlukan teknologi produksi gula semut yang dapat memproduksi gula semut dengan kualitas yang stabil, dengan kapasitas yang dapat memenuhi permintaan pasar. • Aplikasi teknologi yang ditawarkan merupakan teknologi yang lebih balk dad yang climiliki oleh industri kecil mitra Teknologi yang ditawarkan bekerja semi otomatis, dapat menghasilkan produk yang seragam dalam kualitas. Pengrajin bisa bekerja lebih ergonomis dibanding teknologi tradisional. Memungkinkan untuk meningkatkan kapasitas produksi, teknologi yang ditawarkan kapasitas 10 Kg/jam, sedang teknologi tradisional 2 kg/jam Tujuan dan Manfaat program Vueer Kegiatan ini bertujuan : pengrajin mampu menanekaragamkan produk gala kelapa menjadi gula semut dengan kualitas yang stabil, dengan cara : n Mengenalkan produk lokal melalui tamu-tamu hotel n Membuat bentuk gula kelapa dalam bentuk kristal (gala semut), dengan alasan kepraktisan dalam pemakaian, mempunyai umur simpan panjang, nilai jual lebih tinggi dibanding produk tradisional n Memberi citarasa dan aroma, misal rasa dan aroma buah-buahan atau yang lainya seperti jahe, kencur n Mengemas secara artistik n Meningkatkan pendapatan pengraji
    corecore