9 research outputs found

    Analisis Derajat Desentralisasi Fiskal pada Kabupaten/Kota di Indonesia Menjelang 20 Tahun Otonomi Daerah

    Get PDF
     This study aims to analyze the degree of fiscal decentralization in district/city governments in Indonesia by estimating a map and testing whether the degree of fiscal decentralization of the city government is higher than the district government, as well as to identify the factors that influence it before the 20 years of the implementation of regional autonomy. The data used is secondary data with a cross-section structure in the form of the Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) on audited Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) for the 2019 fiscal year from 81 district governments and 19 city governments as samples published by the Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) of the Republic of Indonesia. To estimate the degree of fiscal decentralization map used proportion and average estimation techniques, while to distinguish the degree of fiscal decentralization of districts and cities used Two Independent Sample t-Test. Multiple linear regression analysis is used to identify the factors that are thought to have an effect on the degree of fiscal decentralization. With a significance level = 5%, the results of the study show that among 508 regencies/cities spread across 33 provinces (except DKI Jakarta) it is estimated that only around 32 to 90 regions are included in the autonomous category, while the average degree of fiscal decentralization for all districts/cities city is estimated at 10.33% to 13.31%. Another finding of this study is that there is significant support for the assumption that the degree of fiscal decentralization of cities is higher than districts. Furthermore, it was also found that the regional characteristics partially represented by the contribution of the industrial sector to the Gross Regional Domestic Product (GRDP), total assets, dependency level, local government status and the results of audit opinions had a significant effect on the degree of fiscal decentralization. Together, these factors have a significant effect.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis derajat desentralisasi fiskal pada pemerintah kabupaten/kota di Indonesia dengan mengestimasi peta dan menguji apakah derajat desentralisasi fiskal pemerintah kota lebih tinggi jika dibandingkan dengan derajat desentralisasi fiskal pemerintah kabupaten serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya menjelang 20 tahun diberlakukannya otonomi daerah. Data yang digunakan adalah data sekunder berstruktur silang tempat berupa Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) audited Tahun Anggaran 2019 dari 81 pemerintah kabupaten dan 19 pemerintah kota sebagai sampel yang dipublikasikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia. Untuk mengestimasi peta derajat desentralisasi fiskal digunakan teknik penaksiran proporsi dan penaksiran rata-rata sedangkan untuk membedakan derajat desentralisasi fiskal kabupaten dan kota digunakan Two Independent Sample t-Test. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap derajat desentralisasi fiskal. Dengan tingkat signifikansi = 5% hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara 508 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi (kecuali DKI Jakarta) diperkirakan baru sekitar 32 sampai 90 daerah saja yang sudah termasuk kategori otonom sedangkan rata-rata derajat desentralisasi fiskal seluruh kabupaten/kota diperkirakan sebesar 10,33% sampai dengan 13,31%. Temuan lain penelitian ini adalah adanya dukungan yang signifikan atas dugaan bahwa derajat desentralisasi fiskal kota lebih tinggi dibanding kabupaten. Selanjutnya ditemukan pula bahwa pada tingkat signifikansi = 5% karakteristik daerah yang diwakili oleh kontribusi sektor industri pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), total aset, tingkat ketergantungan, status pemerintah daerah dan hasil opini audit berpengaruh signifikan terhadap derajat desentralisasi fiskal baik secara parsial maupun secara bersama-sama.

    Pengembangan Kampung Wisata Berbasis Kearifan Lokal Di Dusun Kamal Desa Karangsari Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulun Progo

    Get PDF
    This study aims to identify the physical and non-physical potential of Kamal Hamlet, Karangsari Village, examine the extent of community participation in the development of Kamal Tourism Hamlet Karangsari Village, then researchers will design a tourism village model based on local wisdom that can accelerate the development of Kamal Tourism Hamlet Karangsari Village so that the people can enjoy the results of their existence the Tourism Village. The type of research used in this research is descriptive qualitative. Sources of research data obtained from interviews, observation, and documentation in 2019. The data analysis technique used in this study is an interactive model. Based on the research results, the physical potential in Kamal Tourism Hamlet Karangsari Village is natural and cultural potential. While the non-physical potential is the Karangsari community involved in the development of a tourist village, the level of community education, land tenure of yards, fields, gardens and rice fields, as well as the main household income per month. The tourism development model that can be used in Kamal Tourism Hamlet Karangsari Tourism Village is a development model based on local wisdom, namely nature and culture based because Kamal Tourism Hamlet Karangsari Village has various natural and cultural potentials. Keywords :  Physical Potential1, Non-Physical Potential2, Community Participation3, Local Wisdom 4This study aims to identify the physical and non-physical potential of Kamal Hamlet, Karangsari Village, examine the extent of community participation in the development of Kamal Tourism Hamlet Karangsari Village, then researchers will design a tourism village model based on local wisdom that can accelerate the development of Kamal Tourism Hamlet Karangsari Village so that the people can enjoy the results of their existence the Tourism Village. The type of research used in this research is descriptive qualitative. Sources of research data obtained from interviews, observation, and documentation in 2019. The data analysis technique used in this study is an interactive model. Based on the research results, the physical potential in Kamal Tourism Hamlet Karangsari Village is natural and cultural potential. While the non-physical potential is the Karangsari community involved in the development of a tourist village, the level of community education, land tenure of yards, fields, gardens and rice fields, as well as the main household income per month. The tourism development model that can be used in Kamal Tourism Hamlet Karangsari Tourism Village is a development model based on local wisdom, namely nature and culture based because Kamal Tourism Hamlet Karangsari Village has various natural and cultural potentials

    Transaksi Non Tunai pada Masa Pandemi Covid-19: Benarkah Menurun Signifikan?

    Get PDF
    In addition to the benefits and ease of use, non-cash transactions are also expected to be able to minimize the risk of spreading the virus through physical contact in cash transactions. However, restrictions on community activities that have an impact on reducing purchasing power are allegedly reducing financial transactions, including non-cash transactions. This study aims to determine whether non-cash financial transactions through card payment instruments (APMK) consisting of ATM/ATM+debit cards and credit cards and electronic money in Indonesia during the Covid-19 pandemic experienced a significant decline or not, both in terms of volume as well as in transaction value. The research method used is descriptive method with a quantitative approach, while the data analysis method uses Two Independent Sample t-Test. With the time series data structure obtained from the Bank Indonesia website for the period of 14 months before the pandemic (January 2019 – February 2020) and 20 months of the pandemic (March 2020 – October 2021) it was found that during the pandemic there was an insignificant decrease in volume and value. ATM/ATM+debit card transactions, while the volume and value of transactions via credit cards decreased significantly. Different results were shown by transactions through electronic money, where the volume of transactions decreased insignificantly while the value of transactions actually increased significantly.Selain kemanfaatan dan kemudahan dalam penggunaannya, transaksi non tunai  juga diharapkan mampu meminimalisir risiko penyebaran virus  melalui kontak fisik pada transaksi secara tunai. Namun pembatasan aktivitas masyarakat yang berdampak menurunkan daya beli disinyalir mengurangi transaksi keuangan termasuk transaksi non tunai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah transaksi keuangan non tunai melalui alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) yang terdiri dari kartu ATM/ATM+debit dan kartu kredit serta uang elektronik di Indonesia pada masa pandemi Covid-19 mengalami penurunan yang signifikan atau tidak, baik dalam  volume maupun dalam nilai transaksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sedangkan  metode analisis data menggunakan two independent sample t-test. Dengan struktur data time series yang diperoleh dari website Bank Indonesia periode 14 bulan sebelum pandemi (Januari 2019 – Februari 2020) dan  20 bulan masa pandemi (Maret 2020 – Oktober 2021) diperoleh hasil bahwa pada masa pandemi terjadi penurunan yang tidak signifikan pada volume dan nilai  transaksi kartu ATM/ATM+debit sedangkan volume dan nilai transaksi melalui kartu kredit terjadi penurunan yang signifikan. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh transaksi melalui uang elektronik, di mana volume transaksi menurun tidak signifikan sedangkan nilai transaksi justru meningkat signifikan

    (PbM-KP) PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN MELALUI KEMITRAAN PENYEDIAAN BAHAN DAN PEMASARAN PRODUK HASIL OLAHAN IBU-IBU PENGRAJIN KERIPIK DI DESA MEKARJAYA KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN TASIKMALAYA

    Get PDF
    Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat kemitraan jaringan supply bahan baku dan pendukung, serta pengembangan pemasaran produk keripik. hasil olahan dari Ibu-ibu anggota PKK di Desa Mekarjaya Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Keripik yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif produk ketahanan pangan khususnya dalam masa Pandemi Covid-19. Metode pendekatan yang dilaksanakan adalah melakukan identifikasi permasalahan, analisis kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung, melakukan fasilitasi bantuan dan pendampingan teknis. Luaran yang ditargetkan adalah i) Kemudahan dan kelancaran pasokan bahan baku dan bahan pendukung usaha produksi keripik; 2) Meningkatnya pemasaran produk keripik hasil olahan dari Ibu-ibu rumah kepada masyarakat

    (PbM-KP) Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Pemasaran Produk Kripik Pisang Hasil Olahan Ibu Rumah Tangga di Desa Mekarjaya Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

    Get PDF
    ABSTRAK Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat (PPM) adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bagaimana meningkatakan pemasaran produk hasil olahan bagi ibu rumah tangga di Desa Mekarjaya Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya, sehingga diharapkan ke depan masyarakat khususnya ibu rumah tangga yang terdapat di Desa Mekarjaya mampu meningkatkan hasil produk olahannya dengan cara inovasi teknologi tepat guna sehingga memberikan efisiensi pada proses produksi dan menjadi pelopor ketahanan pangan pada masamasa mendatang di Desa Mekarjaya Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Metode pendekatan yang dilaksanakan adalah melakukan identifikasi permasalahan, dan melakukan. Hasil dari kegiatan PPM ini adalah i) meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana meningkatakan pemasaran produk hasil olahan bagi ibu rumah tangga di Desa Mekarjaya Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya; ii) artikel ilmiah yang masuk ke jurnal pengabdian kepada masyarakat

    FIRM SIZE MEMODERASI PENGARUH RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM (Survey pada Sektor Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia)

    Get PDF
    The aims of this researchis to know the influence of Return On Equity on stock prices with company size as a moderating variable. The survey was conducted on 13 companies listing on the Indonesia Stock Exchange in the period 2013-2017. Sampling in the study using purposive sampling method. The change coefficient of 42.80% variation in stock price changes can be questioned by variations in variable changes Return on Equity, company size and moderate. The overall hypothesis test explains the significant effect of Return On Equity on stock prices with the size of the company moderating joint relationships. Return On Equity as an independent variable that has a significant influence and size of the company does not have a significant effect on the company's shares in the food and beverage sector that are listed on the IDX. Regression coefficient gives a positive value, which means that the higher the profitability of the company the higher the stock price of the company. Moderation regression test gives significant results, so it can be concluded that company size is a moderating variable in the effect of Return On Equity on stock prices in the food and beverage sector which is listed on the IDX.Keywords:return on equity; stock price; firm size.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Equity terhadap harga saham dengan firm size sebagai variabel pemoderating. Survey dilakukan pada 13 perusahaan sektor food and beverageyang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Pengambilan sampel dalam penelitian memakai metode purposive sampling. Koefisien korelasi sebesar 42,80% menunjukkan variasi perubahan harga saham dapat dijelaskan oleh variasi perubahan variabel Return On Equity, firm size dan moderat. Uji hipotesis secara simultan menjelaskan bahwa terdapat pengaruh signifikan Return On Equityterhadap harga saham dengan firm size memoderasi hubungan keduanya. Return On Equitysebagai variabel independen memiliki pengaruh signifikan dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap saham perusahaan pada sektor food and beverage yang listingdi BEI. Koefisien regresi memberikan nilai positif, yang berarti semakin tinggi profitabilitas perusahaan akan semakin tinggi pula harga saham perusahaan. Uji regresi dengan moderasi memberikan hasil yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan merupakan variabel moderasi dalam pengaruh Return On Equityterhadap harga saham pada sektor food and beverage yang listingdi BEI. Kata kunci:return on equity; harga saham; firm size

    Peran Industri Jasa Keuangan dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia

    Get PDF
    The financial services industry is a sector that involves various institutions and companies that function as intermediaries in financial activities. The main objective of the financial services industry is to provide financial products and services to the public, such as loans, savings, investments, insurance, and fund management. These institutions are responsible for collecting funds from the public and allocating them to sectors that need financing. In addition, the financial services industry also plays a role in risk management, supervision, financial regulation, and facilitation of transactions in the capital market. This study aims to determine the role of the financial services industry in Indonesia. The type of research used is quantitative research with multiple linear regression analysis. The data used is secondary data obtained from the Central Statistics Agency (BPS) from 2011-2021 and official publications of Bank Indonesia. Based on the results of the study, exchange rates and inflation do not affect the role of the financial services industry. While interest rates affect the role of the financial services industry.Industri jasa keuangan adalah sektor yang melibatkan berbagai institusi dan perusahaan yang berfungsi sebagai perantara dalam kegiatan keuangan. Tujuan utama industri jasa keuangan adalah menyediakan produk dan layanan keuangan pada masyarakat, seperti pinjaman, tabungan, investasi, asuransi serta pengelolaan dana. Institusi ini bertanggung jawab dalam menghimpun dana dari masyarakat dan mengalokasikannya ke sektor-sektor yang membutuhkan pembiayaan. Selain itu, industri jasa keuangan juga berperan dalam menajemen risiko, pengawasan, regulasi keuangan, dan fasilitas transaksi di pasar modal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari industri jasa keuangan di Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan analisis regresi linear berganda. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011-2021 dan publikasi resmi Bank Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian nilai tukar dan inflasi tidak berdampak pada peran industri jasa keuangan, sedangkan suku bunga berpengaruh terhadap peran industri jasa keuangan

    (PbM-KT) BIMTEK PEMBUKUAN BUMDES DI DESA MARGACINTA KECAMATAN CIJULANG KABUPATEN PANGANDARAN

    No full text
    Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat yang dilakukan kepada pengelola BUMDES di Desa Margacinta Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran merupakan bentuk Tri Dharma perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh setiap dosen, dalam upaya memberikan sumbangan ilmu kepada masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pembukuan BUMDES di Desa Margacinta Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran, sehingga diharapkan ke depan BUMDES yang terdapat di Desa Margacinta menjadi pelopor dalam meningkatkan pembangunan di Kabupaten Pangandaran. Metode pendekatan yang dilaksanakan adalah melakukan identifikasi permasalahan, analisis kebutuhan, melakukan penyuluhan dan membuat laporan. Luaran yang ditargetkan adalah i) meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pembukuan BUMDES di Desa Margacinta Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran; ii) artikel ilmiah yang masuk ke jurnal pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat yang dilakukan di Desa Margacinta Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran merupakan bentuk Tri Dharma perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh setiap dosen, dalam upaya memberikan sumbangan ilmu kepada masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat  tentang  pembukuan Bumdes Margacinta, sehingga diharapkan ke depan BUMDES yang terdapat di Desa Margacinta menjadi pelopor dalam meningkatkan pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya.Kata Kunci: pelatihan pembukuan, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)
    corecore