287 research outputs found

    Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri I Lappariaja

    Full text link
    Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah yang telah dikemukakan di atas. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Lappariaja tepatnya di desa Patangkai, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, dengan Subjek seluruh siswa kelas VIIIB dengan jumlah siswa adalah 24 siswa yang terdiri atas 5 laki-laki dan 19 perempuan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan tahapan sebagai berikut: Perencanaan, Pelaksanaan ,Pengamatan ,Refleksi. Prosedur penelitian dilakukan dalam dua siklus yaitu ( 1)Siklus (1) Tahap perencanaan tindakan (planning);(2)Tahap pelaksanaan tindakan (acting; 3) Tahap pengamatan dan evaluasi (observing); (4) Tahap refleksi (reflection). Hasil analisis dari siklus I menjadi acuan untuk merencanakan siklus II dengan harapan untuk mencapai hasil yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Siklus II pada dasarnya langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II relative sama dengan perencanaan dan pelaksanaan pada siklus I dengan mengadakan beberapa perbaikan dan penambahan sesuai dengan Kenyataan yang ditemukan. Menyusun rencana pada siklus II berarti menyusun rencana berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Dari table 1 menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean) hasil keterampilan proses sains setelah diterapkan model pembelajaran berdasarkan masalah. Pada siklus I adalah 65,3 dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya perhatian siswa dengan melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran berlangsung. Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan ke dalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang disajikan pada tabel 2 dan terlihat jelas bahwa masih ada siswa yang berada pada kategori sangat rendah tidak ada dan sekitar 20,8% siswa yang berada pada kategori rendah. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya siswa yang memperhatikan pelajaran.Pada siklus II secara individual, skor yang dicapai siswa bervariasi dari skor minimum 52 dari terendah yang mungkin dicapai 0 sampai dengan skor maksimum 84 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100 dari rentang skor 32. Grafik Persentase Skor Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Akhir Siklus II. Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa 4,2% siswa yang berada pada kategori rendah dan sekitar 12,5% siswa yang berada pada kategori sangat tinggi,. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil keterampilan proses sains siswa kelas VIIIB SMP Negeri I Lappariaja meningkat. Dari hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat disimpulkan bahwa: Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMP Negeri 1 Lappariaja yang indikatornya berupa peningkatan skor rata-rata keterampilan proses sains dari siklus I sebesar 65,3 ke siklus II sebesar 69,3. Semangat dan motivasi siswa meningkat terlihat ketika siswa berebutan menjawab pertanyaan dan tugas, ini membuktikan ada peningkatan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan mulai dari siklus I kemudian dilanjutkan ke siklus IIKata Kunci: pembelajaran berdasarkan masalah,proses sainsIn principle, this study aims to address problems that have been mentioned above. The research was conducted in SMP Negeri I Lappariaja precisely in the village Patangkai, District Lappariaja, Bone regency, with the whole subject VIIIB grade students by the number of students is 24 students consisting of 5 men and 19 women. This study uses classroom action research with the following stages: Planning, Implementing, Observations, Reflections. Research procedure is conducted in two cycles: (1) Cycles (1) The planning stage of the action (planning); (2) phase of implementation of the action (acting; 3) Phase observation and evaluation (observing); (4) Phase reflection (reflection). Analytical results from the first cycle to the second cycle of reference for planning with the hope to achieve better results than the previous cycle. Cycle II is basically the steps performed in the second cycle is relatively the same as the planning and execution of the first cycle by making some improvements and additions in accordance with the data that was collected. Develop plans in the second cycle means the plan based on the results of the reflection on the cycle I. From Table 1 shows that the average score (mean) results of applied science process skills after learning model based problem. In the first cycle of the ideal score is 65.3 which may be achieved is 100. This is due to the lack of attention of students to do other activities during the learning process. If the score of student learning outcomes are grouped into five categories, the obtained frequency distribution of values as presented in Table 2 and it is clear that there are students who are in the very low category does not exist, and approximately 20.8% of students in the low category. This is due to the lack of students who pay attention pelajaran.Pada second cycle individually, scores achieved by students varies from a minimum score of 52 achieved the lowest possible score from 0 to a maximum of 84 from the ideal score that might be achieved 100 out of the range of scores 32. Graph percentage of Students Science process Skills Score At End of Cycle II. From Table 4.6 shows that 4.2% of students in the low category and approximately 12.5% of students who are at very high category ,. So we can conclude that the results of science process skills VIIIB grade students of SMPN I Lappariaja increased. From the results of research conducted by two cycles can be concluded that: Application of learning model Problem Based Instruction (PBI) in learning can improve science process skills of students of SMP Negeri 1 Lappariaja the indicator in the form of an increase in the average score of science process skills of the first cycle of 65, 3 to the second cycle of 69.3. The spirit and motivation of students increased visible when students are scrambling to answer questions and tasks, this proves there is an increase in the learning process carried out from the first cycle and then proceed to the second cycl

    Pengaruh Intelegensi dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Purworejo

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) ada tidaknya pengaruh intelegensi terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 6 Purworejo tahun ajaran 2012/2013, (2) ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 6 Purworejo tahun ajaran 2012/2013, (3) ada tidaknya pengaruh intelegensi dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 6 Purworejo tahun ajaran 2012/2013. Penentuan jumlah sampel menggunakan tabel krejcie dengan tingkat kesalahan 5% dari populasi 95 siswa diambil 75 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan metode angket dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis data secara kuantitatif dilakakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 16.0 For Windows. Hasil analisis deskriptif, menunjukkan bahwa intelegensi pada kategori di atas rata-rata (cerdas) yakni sebesar 57,33%, motivasi belajar siswa termasuk pada kategori cukup sebesar 66,67%, dan prestasi belajar siswa berada pada kategori baik sebesar 56,00%. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa (1) variabel intelegensi secara positif dan signifikan mempengaruhi prestasi belajar siswa sebesar 15,52% (rx1y = 0,394 ; sig <0,05 ; thitung =3,640 > ttabel = 1,980 ). (2) variabel motivasi belajar siswa secara positif dan signifikan mempengaruhi prestasi belajar sebesar 10,69% (rx2y = 0,327 ; sig <0,05 ; thitung = 2,932 > ttabel = 1,980). Hasil analisis regresi ganda diperoleh koefisien regresi (R) =0,487 dengan Fhitung =11,171 > Ftabel = 0,227 ; sig 0,000 < 0,05 dan koefisien determinasi (R2) =0,237. Besarnya pengaruh intelegensi dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa sebesar 23,70%, sedangkan sisanya yaitu 76,30% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima. Persamaan regresi Y = 31,144 + 0.378 X1 + 0,134 X2,

    Penerapan Pembelajaran Menggunakan Hand Out dan Peta Konsep untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

    Get PDF
    The aim of this research was to find out the application of learning using the handout and concept maps to improve the biology learning activities of class VIII students at Suela Junior High School 3 in Academic Year 2015/2016. This type of research was classroom action research consisting of two cycles. Retrieval of learning achievement data using 30 multiple choice evaluation test questions (Ī± Cronbach = 0.74) and observation sheets to calculate student learning activities. Analysis of learning outcomes data using individual completeness and classical completeness. So that in getting the average percentage of student learning activities in the cycle of 9.12% with a fairly active category while in the second cycle obtained an average of 12% with the active category. Student learning outcomes using the handout and concept maps for classical completeness in the first cycle amounted to 30% with inactive categories while student learning outcomes using the handout and concept maps for classical completeness in the second cycle were 88% with active categories. Thus it can be said that the application of learning using the handout and concept maps can improve the activities and results of biology learning of class VIII students at 3 Public Schools in Suela 2015/2016 Academic Yea

    Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas Ivsd Karya Putra Surabaya

    Full text link
    Pembelajaran IPA sebaiknya diarahkan secara ilmiah untuk menumbuhkan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Namun pada Kenyataanya dalam pembelajaran IPA, SD Karya Putra Surabaya khususnya kelas IV, masih belum seutuhnya menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan hakikat IPA, Guru hanya sebatas menjelaskan materi dengan metode ceramah dan penugasan saja sehingga siswa tidak bisa memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Karya Putra Surabaya melalui penerapan model pembelajaran inkuiri. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Karya Putra Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi, tes dan angket. Data hasil observasi aktivitas siswa dianalisis dalam bentuk persentase. Data tes hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan persentase ketuntasan belajar secara individu dan klasikal. Data respon siswa dianalisis dalam bentuk persentase kemudian dijabarkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan mengunakan pembelajaran inkuiri mengalami peningkatan sebesar 27%, pada siklus I aktivitas siswa rata-rata mencapai 2,47 atau 62 % dan pada siklus II aktivitas siswa rata-rata mencapai 3,56 atau 89 %. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan sebesar 40,77%, pada siklus I 46,87% dan pada siklus II 87,5%. Sedangkan untuk respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA dikelas IV SD Karya Putra Surabaya sangat baik, terlihat bahwa siswa menyatakan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Karya Putra Surabaya

    Upaya Masyarakat dalam Penanganan Tempat Bermukim di Lingkungan Pesisir di Kelurahan Bandengan Pekalongan Utara

    Full text link
    Kelurahan Bandengan di Pekalongan Utara yang berada di wilayah pesisir sudah mengalami masalah rob dan banjir yang merusak tempat bermukim mereka sejak 10 tahun terakhir. Kondisi kerusakan semakin parah karena banyak warga yang sudah kehilangan pekerjaan tidak mampu memperbaiki kerusakan yang ada secara permanen. Menurunnya kualitas ekonomi warga Bandengan disebabkan karena ladang melati yang dulu menjadi mata pencarian sebagian besar warga Kelurahan Bandengan sudah rusak karena rob. Penelitian ini mengkaji upaya yang sudah dilakukan masyarakat terhadap tempat bermukim sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan pesisir dari bencana banjir dan rob.Dari data yang dikumpulkan serta dianalisis secara deskriptif, maka diketahui bahwa tempat bermukim di lingkungan pesisir Kelurahan Bandengan mengalami banjir dan rob setinggi 5-9 cm dengan lama genangan di RW IV dan V selama 12 jam, dan di RW III dan VI selama 1-4 hari. Berdasarkan kondisi tersebut maka warga melakukan bentuk upaya yang berbeda-beda. Upaya penanganan yang sudah dilakukan warga dianalisis menggunakan analisis crosstab untuk mengetahui hubungan antara upaya dengan kondisi yang terjadi saat ini. Upaya tersebut merupakan bentuk adaptasi terhadap bencana yang melanda rob dan banjir yang melanda wilayah pesisir saat ini. Bentuk adaptasi yang sudah dilakukan berupa adaptasi reaktif dan adaptasi proaktif. Adaptasi reaktif yang dilakukan warga Bandengan adalah dengan meninggikan bagian depan rumah saja yang dapat berguna juga sebagai tanggul sementara. Sedangkan adaptasi proaktif yang akan dilakukan adalah pembuatan geotube di sepanjang garis pantai sebagai penghalang ombak atau pasang yang masuk ke daratan. Namun berdasarkan hasil analisis deskriptif yang dilakukan, warga lebih banyak memilih untuk pasrah dan tidak melakukan upaya penanganan apa pun. Hal tersebut disebabkan karena dengan kondisi ekonomi yang rendah dan jenis kerusakan pada atap dan lantai rumah, maka warga lebih memprioritaskan kebutuhan pangan daripada harus memperbaiki tempat bermukim mereka yang sudah rusak

    Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Kabupaten Sukoharjo

    Full text link
    Latar Belakang: Penyakit jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Obesitassentral merupakan salah satu faktor risiko yang sering dijumpai pada penderita PJK. Penilaian obesitas yang populer dimasyarakat seperti indeks massa tubuh (IMT) tidak dapat menggambarkan obesitas sentral secara tepat pada individu. Saat ini rasio lingkar pinggang dan pinggul dianggap sebagai salah satu cara pengukuran antropometri yang lebih sensitif, murah dan mudah dalam menilai obesitas sentral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan rasio lingkar pinggang dan pinggul dengan kejadian penyakit jantung koroner di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Tekanan darah dan kadar gula darah pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel kontrol. Subjek penelitian berjumlah 109 yang ditentukan secara simple random sampling. Subjek penelitian adalah pasien yang datang ke IGD RSUD Kabupaten Sukoharjo yang dilakukan pemeriksaan EKG antara bulan Mei hingga September 2009. Hasil: Berdasarkan uji chi-square diperoleh hasil hubungan rasio lingkar pinggang dan pinggul dengan PJK dengan nilai RP = 1.760; CI 95% = 1,115 < RP < 2.778 dan p-value = 0,007. Hubungan tekanan darah dengan kejadian PJK dengan nilai RP = 1.533; CI 95% = 1,041 < RP < 2.256 dan p-value = 0,022 sedangkan hubungan kadar gula darah dengan PJK dengan nilai RP = 1,148; CI 95% = 0,779 < RP< 1.691 dan p-value = 0,317. Berdasarkan analisis multivariat dengan regresi logistik didapatkan hasil terdapat hubungan rasio lingkar pinggang pinggul dengan PJK dengan nilai p-value 0,028. Tidak ada hubungan antara tekanan darah dan kadar gula darah dengan nilai p-value 0,083 dan 0,782. Kesimpulan: terdapat hubungan antara rasio lingkar pinggang pinggul dengan kejadian PJK pada pasien di RSUD Kabupaten Sukoharjo

    Pengaruh Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Industri Sektor Perbankan Indonesia yang Listing di Bei Periode 2011-2015)

    Full text link
    This study aims to determine the Influence of Marketing Expense, Firm Size, and Firm Age to Profitability Company. Independent variable in this research is Marketing Expense (X1), Firm Size (X2), and Firm Age (X3), with the dependent variable Profitability (Y). The type of research used is explanatory research with quantitative approach. This study takes the object of the company in the Indonesian banking industry listing on the IDX period 2011-2015. The number of sample companies after selection by purposive sampling technique is as much as 22 companies. The data analysis used is multiple linear regression analysis using SPSS 21.0. The results of this study showed that the coefficient of determination (Adj R2) of 0.38 which means independent variables affect the dependent variable by 38% and the remaining 62% influenced by other variables outside this study. F test results show that the independent variables Marketing Expense, Firm Size, Firm Age together significant influence on Profitability. T test results show that Marketing Expense variables have no significant influence on profitability. While variable of Firm Size have positive significant influence to profitability. In contrast, Firm Age variables significantly influence profitability but negatively. Keywords: Marketing Expense, Firm Size, Firm Age, Profitability ŠBSTRŠK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Marketing Expense,Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Marketing Expense (X1), Ukuran Perusahaan (X2), dan Umur Perusahaan (X3), terhadap variabel dependen Profitabilitas (Y). Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian penjelasan atau explanatory research,dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini mengambil objek Perusahaan pada industri perbankan Indonesia yang listing di BEI periode 2011-2015. Jumlah sampel Perusahaan setelah diseleksi dengan teknik purposive sampling adalah sebanyak 22 Perusahaan. Analisa data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda menggunakan SPSS 21
    • ā€¦
    corecore