30 research outputs found

    KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI DI KELURAHAN TOSURAYA SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

    Get PDF
    Keluhan musculuskeletal disorders (MSDs) adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.Penyebab keluhan muskuloskeletal disorders (MSDs yaitu Peregangan otot yang berlebihan, Aktivitas berulang, Sikap kerja tidak alamiah. Faktor Resiko terjadinya keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yaitu Faktor penyebab sekunder, Penyebab kombinasi, dan Faktor individu.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keluhan musculoskeletal pada petani di Kelurahan Tosuraya Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jenis penelitian yang digunakan yaitu survei analitik dengan desain cross sectional. Lokasi Penelitian di Kelurahan Tosuraya Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara pada bulan Mei-Juli 2017. Subjek penelitian yaitu 41 petani.keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) menggunakan Nordic Body Map (NBM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keluhan Musculoskeletal disorders (MSDs) pada petani paling tinggi di tubuh bagian pinggang dan bokong pada umur 15-64 tahun (95,1%),dengan Masa kerja >10 tahun (85,4%) dan merokok sebanyak 11-20 batang/hari (53,7%).Kesimpulan penelitian ini yaitu keluhan musculuskeletal disorders (MSDs) pada petani di Kelurahan Tosuraya Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara paling tinggi pada bagian tubuh pinggang dan bokong,berumur 15>64 tahun,masa kerja >10 tahun dan merokok 11>20 batang/hari.Kata kunci: Petani,Keluhan Musculoskeletal disorders (MSDs),NBM, Minahasa Tenggara.ABSTRACT Complaints of musculuskeletal disorders (MSDs) are a complaint on the skeletal muscle sections felt by a person ranging from very mild to very painful complaints. Causes of musculoskeletal disorders (MSDs, excessive muscle stretching, repetitive activity, unnatural work attitude) Risk factors complaints of musculoskeletal disorders (MSDs) are secondary causal factors, Causes of combination, and individual factors.This research was conducted to find out how musculoskeletal complaints to farmers in South Tosuraya Village South Minahasa Regency Type of research used is analytical survey with cross sectional design. in South Tosuraya village of Southeast Minahasa District in May-July 2017. Research subjects were 41 farmers with musculoskeletal disorders (MSDs) using Nordic Body Map (NBM) .The results showed that complaints of Musculoskeletal disorders (MSDs) were highest among farmers in the body the waist and buttocks at the age of 15-64 years (95.1%), with the working period> 10 years (85.4%) and smoking as much as 11-20 cigarettes / day (53.7%) .The conclusion of this study is complaint musculuskeletal disorders (MSDs) in farmers in South Tosuraya Village South Minahasa Regency is highest in waist and buttocks, aged 15> 64 years, tenure> 10 years and smoking 11> 20 cigarettes / day.Keywords: Farmers, Complaints Musculoskeletal disorders (MSDs), NBM, Southeast Minahasa

    Keluhan Muskuloskeletal pada Nelayan

    Get PDF
    Nelayan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berisiko mengalami penyakit akibat kerja dan/ atau kecelakaan kerja. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja yaitu adanya keluhan musculoskeletal/ musculoskeletal disorders (MSDs). Tujuan penelitian ini yaitu untuk menggambarkan keluhan muskuloskeletal pada nelayan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilaksanakan di Desa Kalasey 1 Kabupaten Miniahasa pada Agustus sampai Desember 2021. Sebanyak 36 nelayanan menjadiresponden dalam penelitian ini. Variabel yang diukur yaitu MSDs menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM). Data diperoleh melalui wawancara dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan usia paling banyak berumur 46-55 tahun (41,7%), berdasarkan tingkat pendidikan paling banyak berpendidikan SD sederajat (52,8%), berdasarkan masa kerja paling banyak telah bekerja 10 tahun ke atas (77,8%) dan berdasarkan keluhan musculoskeletal (MSDs) paling banyak keluhan sangat tinggi (47,2%). Kesimpulan penelitian ini yaitu para nelayan banyak mengalami keluhan yang sangat tinggi sehingga diperlukan upaya koreksi oleh nelayan dan petugas kesehatan

    KANDUNGAN Escherichia coli& COLIFORM DAN KUALITAS FISIK AIR SUMUR GALI DI JALAN SEA LINGKUNGAN II KELURAHAN MALALAYANG 1 BARAT KOTA MANADO

    Get PDF
    ABSTRAKAir adalah suatu elemen yang paling melimpah di atas bumi, yaitu meliputi 70% permukaannya dan berjumlah kira-kira 1,4 miliar kilometer kubik. Apabila dituang merata diseluruh permukaan bumi akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata-rata 3 kilometer. Namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97% ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kelayakan dalam keperluan rumah tangga. Dari 3% sisanya yanga ada hampir semuanya kira-kira 87% tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah  Metode Jenis penelitian obsevasional deskripstif Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan E.coli di Lingkungan II Kelurahan Malalayang 1 Barat 14,3% melebihi standar baku mutu sedangkan kandungan Coliform sebagian besar melebihi standar baku mutu Permenkes No.32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higine Sanitasi parameter E.coli yaitu 0 CFU/100ml dan Coliform 50 CFU/100ml. dan hasil untuk kualitas fisik menunjukkan bahwa air sumur gali yang berada di Lingkungan II Kelurahan Malalayang 1 Barat sebagian kecil yang berwarna dan berbau sedangkan keseluruhan air sumur gali tidak berasa.Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu kandungan E.coli (14,3%) memenuhi syarat dan (85,7%) tidak memenuhi syarat, kandungan Coliform (57,1%) memenuhi syarat dan (42,8%) tidak memenuhi syarat, kualitas air untuk uji warna (85,7%) memenuhi syarat (14,3%) tidak memenuhi syarat untuk pemeriksaan bau (92,8%) memenuhi syarat dan (7,14%) tidak memenuhi syarat dan untuk uji rasa semuanya (100%) memenuhi syarat. Kata Kunci : Escherichia coli, coliform, kualitas fisik air ABSTRACTWater is a most abundant element on earth, covering 70% of its surface and amounted to approximately 1.4 billion cubic kilometers. When poured evenly over the entire surface of the earth will form a layer with an average depth of 3 kilometers. However, only a small fraction of this amount which is actually utilized, which is approximately 0.003%. Most of the water, approximately 97% are in the ocean or sea, and the salt content is too high for eligibility in the household. Of the remaining 3% yanga there is almost everything approximately 87% is stored in very deep layer at the poles or undergroundMethod Type of observational study deskripstifresult The results showed that the content of E. coli in the Environment II Sub Malalayang 1 West 14.3% exceeded the quality standards while Coliform content largely exceeded quality standards Permenkes No.32 of 2017 on Standards of Quality Standards Environmental Health and Health Requirements For Sanitary Purposes higine E.coli parameter is 0 CFU / 100ml and Coliform 50 CFU / 100ml. and the results for the physical qualityshows that the water wells are located in the Environment II West Village Malalayang 1 small part of overall color and smell while water wells tasteless.Conclusion The conclusion of this analysis, the content of E.coli (14.3%) were eligible and (85.7%) do not qualify, Coliform content (57.1%) were eligible and (42.8%) do not qualify , water quality for color test (85.7%) were eligible (14.3%) did not qualify for the examination of odor (92.8%) were eligible and (7.14%) did not qualify and to taste test everything ( 100%) qualify.. Keywords: Escherichia coli, coliform, Physical quality of wate

    TINGKAT PENGETAHUAN ANAK USIA 9-12 TAHUN TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT

    Get PDF
    Latar belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit DBD dapat menyebabkan kematian dan sering terjadi pada anak usia sekolah khususnya sekolah dasar. Penyuluhan kesehatan perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan anak mengenai penyakit DBD. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur tingkat pengetahuan anak usia 9-12 tahun tentang DBD di Kecamatan Kawangkoan Barat. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Desa Ranolambot Kecamatan Kawangkoan Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2019. Jumlah responden yang digunakan yaitu sebanyak 35 orang anak. Instrumen penelitian yaitu kuesioner. Tingkat pengetahuan anak dibagi menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel.  Hasil: Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan tingkat pengetahuan anak yang masuk kategori tinggi berjumlah 12 anak (34.3%.), pengetahuan sedang berjumlah 19 anak (54.3%) dan pengetahuan rendah berjumlah 4 anak (11.4%). Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan tentang DBD pada responden penelitian ini paling banyak masuk pada kategori sedang. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan tindakan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan anak. Hal ini bisa dilakukan melalui promosi kesehatan. Kata Kunci: Pengetahuan, Demam Berdarah Dengue (DBD). ABSTRACT Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the infectious diseases which is a health problem for the people of Indonesia. DHF can cause death and often occurs in school-age children, especially elementary schools. Health education needs to be done to increase children's knowledge regarding dengue disease. The purpose of this study is to measure the level of knowledge of children aged 9-12 years about dengue in Kawangkoan Barat District. Method: This type of research uses descriptive research. This research was conducted in Ranolambot Village, Kawangkoan Barat District. This research was conducted in April 2019. The number of respondents used was 35 children. The research instrument is a questionnaire. The level of children's knowledge is divided into 3 categories namely low, medium and high knowledge. The results of the study are presented in table form. Results: Based on the results of this study found the level of knowledge of children moderwho entered the high category amounted to 12 children (34.3%), moderate knowledge amounted to 19 children (54.3%) and low knowledge amounted to 4 children (11.4%). Conclusion: The conclusion of this study is that the level of knowledge about DHF in the respondents of this study is mostly included in the medium category. Based on this, intervention measures are needed to improve children's knowledge. This can be done through health promotion. Keywords: Knowledge, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

    ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO2) DI AREA PARKIR BASEMENT JUMBO SWALAYAN KOTA MANADO TAHUN 2018

    Get PDF
    Nitrogen Dioksia (NO2) adalah salah satu komponen utama yang mempengaruhi kualitas udara, yang dihasilkan dari proses pembakran bahan bakan pada mesin kendaraan bermotor Basement merupakan tempat yang berisiko terhaap terjadinya pencemaran udara yang disebabkan emisi gas kendaraan bermotor sehingga kualitas udara di basement berpotensi tercemar oleh gas NO2.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kadar NO2 ­di area parkir basement Jumbo Swalayan Kota Manado serta membandingkan hasil pengukuran kadar NO2 di area basement dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional, lokasi penelitian dilakukan diarea parker basement yang dilaksanakan paa bulan November 2018, dengan lokasi pengukuran sampel yang diambil mewakili 3 titik. Pada setiap titik diukur kadar NO2 menggunakan alat Impinger dengan metode GriessSaltzman berdasarkan SNI. 19-7119.2.2005 kemudian pemeriksaan menggunakan spektrofotometri, alat mengukur suhu dan kelembaban yaitu thermohigrometer datalogger, serta alat mengukur kecepatan angin yaitu anemometer.Hasil kadar NO2 terendah sebesar 21,10µg/Nm3 pengukuran diambil pada minggu kedua dam kadar NO2 tertinggi 134,04µg/Nm3 diambil pada minggu pertama, sehingga kadar NO2 di area basement Jumbo Swalayan tidak melebihi baku mutu yaitu 400µg/Nm3 berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999.  Kata Kunci : Nitrogen Dioksida (NO2), Basement ABSTRACTNitrogen Dioxia (NO2) is one of the main components that affect air quality, which results from the process of combustion of fuel in the engine of a Basement motor vehicle is a risky place for air pollution caused by gas emissions of motor vehicles so that the air quality in the basement has the potential to be polluted by gas NO2. The purpose of this study was to measure the levels of NO2 in the Manado City Jumbo Supermarket Jumbo basement parking area and compare the results of the measurement of NO2 levels in the basement area with the Government Regulation of the Republic of Indonesia No. 41 of 1999. This study used an observational research design, the location of the study was conducted in a basement parking area held in November 2018, with the measurement location of the samples taken representing 3 points. At each point NO2 levels were measured using the Impinger tool using the Griess Saltzman method based on SNI. 19-7119.2.2005 then examination using spectrophotometry, a tool to measure temperature and humidity, namely thermohigrometer datalogger, and a tool to measure wind speed, namely anemometer. The results of the lowest NO2 level of 21.10µg / Nm3 measurements were taken in the second week and the highest NO2 level of 134.04µg / Nm3 was taken in the first week, so that NO2 levels in the Supermarket Jumbo basement area did not exceed the quality standard of 400µg / Nm3 based on Republic Government Regulations Indonesia No. 41 of 1999. Keywords: Nitrogen Dioxide (NO2), Basemen

    KAPASITAS VITAL PARU BERDASARKAN LAMA BEKERJA DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENAMBANG EMAS DI DESA TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Penambang emas merupakan salah satu dari pekerjaan yang dekat dengan paparan bahan kimia, baik paparan debu, asap, maupun gas-gas beracun. Sulawesi Utara memiliki salah satu lokasi pertambangan emas yang berada di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara, yang dikenal sebagai wilayah pertambangan rakyat Tatelu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lama bekerja dan penggunaan alat pelindung diri dengan kapasitas vital paru di tambang emas Desa Tatelu. Metode penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2018. Sampel penelitian sama dengan total populasi yaitu sebanyak 40 orang. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan Spirometry pada Kapasitas Vital Paru. Analisi Bivariat menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95% dan α=0,05. Hasil penelitian terdapat 32% pekerja memiliki KVP normal, 55% pekerja dengan gangguan KVP retriksi ringan, 13% pekerja gangguan KVP retriksi sedang. Terdapat 78% pekerja yang bekerja ≤8 jam, dan 22% pekerja yang bekerja >8 jam. Terdapat 68% pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri, dan 32% pekerja menggunakan alat pelindung diri. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan antara lama bekerja dan kapasitas vital paru, dan terdapat hubungan antara penggunaan alat pelindung diri dengan kapasitas vital paru. Saran yang ditujukan kepada pekerja penambang Desa Tatelu agar lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan diri pada saat bekerja dengan menggunakan alat pelindung pernapasan untuk menjaga kesehatan paru tetap sehat.  Kata Kunci: Lama Bekerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru. ABSTRACTGold miners are one of the jobs that are close to exposure to chemicals, both exposure to dust, smoke, and toxic gases. North Sulawesi has one of the gold mining locations located in Tatelu Village, Dimembe District, North Minahasa Regency, which is known as the Tatelu people's mining area. This study aims to determine the relationship between length of work and the use of personal protective equipment with vital lung capacity in the gold mine in Tatelu Village. The method of this study is an observational study with a cross sectional approach. The research was conducted in August to December 2018. The study sample was the same as the total population of 40 people. Retrieving data using questionnaires and Spirometry at Lung Vital Capacity. Bivariate analysis uses the chi square test at a confidence level of 95% and α = 0.05. The results of the study showed 32% of workers had normal KVP, 55% of workers with mild retarded KVP disorder, 13% of workers with moderate retraction KVP. There were 78% of workers working ≤8 hours, and 22% of workers working> 8 hours. There were 68% of workers not using personal protective equipment, and 32% of workers using personal protective equipment. The conclusion in this study is that there is no relationship between duration of work and lung vital capacity, and there is a relationship between the use of personal protective equipment with vital lung capacity. Suggestions for mining workers in the Tatelu Village to pay more attention to health and safety when working with respiratory protective equipment to maintain healthy lung health. Keywords: Duration of Work. Use of Personal Protective Equipment, Lung Vital Capacit

    EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERDASARKAN PARAMETER BIOLOGICAL OXYGEN DEMAND, CHEMICAL OXYGEN DEMAND DAN DERAJAT KEASAMAN DI RUMAH SAKIT UMUMGMIM PANCARAN KASIH MANADO

    Get PDF
    Limbah cair di rumah sakit dapat mengandung bahan organic dan anorganik yang umumnya diukur dengan parameter. Parameter yang digunakan dalam menentukan kualitas limbah cair yaitu parameter fisik, kimia dan mikrobiologi. Parameter berupa Total Solid (TS), Total Solid Suspended (TSS), warna, kekeruhan dan bau. Parameter kimia berupa Oxygen Demand (OD), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolved Oxygen Demand dan derajat keasaman (pH) sedangkan parameter biologi yang diperiksa adalah Coliform. Tujuan dalam penelitian ini ialah mengetahui efektivitas instalasi pengolahan air limbah berdasarkan parameter BOD, COD dan pH di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Penelitian ini adalah survei deskriptif berbasis uji laboratorium. Penelitian ini dilakukan di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado pada bulan Agustus 2019. Untuk parameter BOD menggunakan metode inkubasi, COD menggunakan metode refluks dan pH menggunakan metode elektrometri. Data hasil pengujian atau analisis BOD, COD dan pH di bandingkan dengan baku mutu/standar yang sesuai dengan standar baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas IPAL terhadap BOD yaitu sangat efektif, COD efektif dan pada pH tidak efektif. Kandungan BOD, COD dan pH tidak melewati baku mutu yang ditetapkan untuk limbah Rumah Sakit. Kata Kunci: BOD, COD, pH, Limbah Cair. ABSTRACT  Liquid waste in hospitals can contain organic and inorganic materials which are generally measured by parameters. The parameters used in determining the quality of liquid waste are physical, chemical and microbiological parameters. The parameters are Total Solid (TS), Total Solid Suspended (TSS), color, turbidity and odor. Chemical parameters in the form of Oxygen Demand (OD), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolved Oxygen Demand and acidity (pH) while the biological parameters examined are Coliform. The purpose of this study was to determine the effectiveness of wastewater treatment plants based on BOD, COD and pH parameters at GMIM Pancaran Kasih Manado Hospital. This research is a descriptive survey based on laboratory tests. This research was conducted at GMIM Pancaran Kasih Manado Hospital in August 2019. For BOD parameters using the incubation method, COD uses the reflux method and the pH uses the electrometry method. The results of testing or analysis of BOD, COD and pH are compared with the quality standards / standards that are in accordance with the quality standards of the Regulation of the Minister of Environment of the Republic of Indonesia Number 5 of 2014 concerning Wastewater Quality Standards. The results showed that the effectiveness of WWTP on BOD was very effective, COD was effective and at pH not effective. The content of BOD, COD and pH does not exceed the quality standards set for hospital waste Keywords: BOD, COD, pH, Waste Water

    Postur Kerja dan Keluhan Muskuloskeletal pada Nelayan di Desa Borgo Satu Kecamatan Belang

    Get PDF
    Keluhan musculoskeletal dan postur kerja merupakan salah satu masalah pada pekerja informal khususnya nelayan. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya masalah saat bekerja seperti cedera. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan postur kerja dan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Borgo Satu Kecamatan Belang Minahasa Tenggara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif terhadap 50 nelayan. Pengukuran menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM) dan Ovako Work Posture Analysis System (OWAS). Data dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak masuk pada kategori rendah sebanyak 49 responden (98,0%) dan paling sedikit pada kategori sedang sebanyak 1 responden (2,0%). Responden terbanyak masuk kategori sangat tinggi sebanyak 30 responden (60,0%) dan terendah kategori sedang sebanyak 2 responden (4,0%). Kesimpulan penelitian ini yaitu postur kerja berisiko namun hampir seluruh nelayan di Desa Borgo Satu Kecamatan Belang hanya merasakan keluhan yang ringan atau rendah saja. Kata Kunci: Keluhan musculoskeletal; Postur kerja; nelayan. ABSRACTMusculoskeletal complaints and work posture are one of the problems for informal workers, especially fishermen. This can cause problems at work such as injuries. The purpose of this study was to describe the work posture and musculoskeletal complaints of fishermen in Borgo Satu Village, Belang District, Southeast Minahasa. This research is a descriptive study of 50 fishermen. Measurements used the Nordic Body Map (NBM) and Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) questionnaires. Data were analyzed univariately. The results showed that the most respondents were in the low category as many as 49 respondents (98.0%) and the least in the medium category were 1 respondent (2.0%). Most respondents were in the very high category as many as 30 respondents (60.0%) and the lowest was in the medium category as many as 2 respondents (4.0%). The conclusion of this study is that the work posture is risky, but almost all fishermen in Borgo Satu Village, Belang District, only feel mild or low complaints. Keywords: Musculoskeletal complaints; Work posture; fisherma

    Persepsi Masyarakat tentang Penerimaan Vaksinasi Covid-19

    Get PDF
    Vaksinasi telah menjadi kegiatan utama dalam mengatasi pandemic Corona Virus Disease (Covid) 19. Salah satu faktor yang memengaruhi penerimaan vaksinasi yaitu persepsi. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan persepsi masyarakat tentang penerimaan vaksinasi Covid-19. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif yang menggunakan sebanyak 400 masyarakat sebagai subyek penelitian. Subyek penelitian dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Variabel ini diukur menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Analisis data dilakukan secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang pernah terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 12 responden (3,0%). Responden yang sudah 3 kali divaksin (booster) terdapat 84 responden (21,0%). Responden yang bersedia untuk menerima vaksin Covid-19 yaitu 6 responden (1,5%) dan yang tidak bersedia untuk menerima vaksin Covid-19 sebanyak 7 responden (1,7%). Responden yang sudah divaksin lengkap (2-3 kali) sebanyak 82,2%. Responden yang memiliki persepsi cukup baik sebanyak 57,3%. Kesimpulan penelitian ini yaitu masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kawangkoan Barat Minahasa dominan memiliki persepsi yang cukup baik sehingga dibutuhkan upaya peningkatan persepsi masyarakat melalui edukasi dan promosi

    HIGIENE DAN SANITASI INDUSTRI PANGAN RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH

    Get PDF
    Pemantauan higiene dan sanitasi industri pangan sangat penting dalam upaya menjaga kualitas produksi pangan dari industri tersebut. Banyak data ditemukan kasus keracunan pangan di Indonesia dan Sulawesi Utara. Hal ini disebabkan karena higiene dan sanitasi pada industri pangan tidak dijaga dengan baik. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui higiene dan sanitasi Industri Pangan Rumah Tangga (IPRT) diwilayah kerja Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional yang dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2018. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 24 PIRT di wilayah Kerja Puskesmas Paniki Bawah. Data higiene dan sanitasi IPRT diperoleh menggunakan formulir inspeksi IPRT melalui wawancara pada penanggung jawab IPRT dan observasi langsung keadaan IPRT.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 PIRT (54,2%) yang memenuhi syarat higiene sanitasi industri pangan rumah tangga dan 11 PIRT (45,85%) tidak memenuhi syarat higiene sanitasi industri pangan rumah tangga di wilayah Kerja Puskesmas Paniki bawah. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu sebagian besar IPRT di wilayah Kerja Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado telah memenuhi syarat higiene dan sanitasi IPRT. Berdasarkan hal tersebut maka harus inspeksi secara rutin dan melakukan pembinaan kepada pihak industri pangan rumah tangga tentang cara pengolahan, penyimpanan makanan, produksi hasil pangan dan higiene perorangan. Selain itu, pihak puskesmas dapat melaksanakan pelatihan dan pemantauan IPRT yang sesuai dengan standart kesehatan.  Kata Kunci: Higiene, Sanitasi  ABSTRACT Monitoring the hygiene and sanitation of the food industry is very important in an effort to maintain the quality of food production from the industry. Many data found cases of food poisoning in Indonesia and North Sulawesi. This is due to poor hygiene and sanitation in the food industry. The aim of this study was to determine household food industry hygiene and sanitation (IPRT) in the work area of Paniki Bawah City Public Health Center in 2018. This research was an observational descriptive study conducted in August-December 2018. The subjects in this study were 24 PIRTs in the region Paniki Bawah Community Health Center Work. Data on hygiene and sanitation of IPRT was obtained using an IPRT inspection form through interviews with the person in charge of IPRT and direct observation of the situation of IPRT. The results showed that there were 13 PIRTs (54.2%) that fulfilled the household food industry sanitation hygiene requirements and 11 PIRTs (45.85%) did not meet the household food industry sanitation hygiene requirements in the Paniki Community Health Center work area below. The conclusions from the results of this study are that most of the IPRT in the Working Area of Paniki Bawah Public Health Center in the City of Manado have met the hygiene and sanitation requirements of IPRT. Based on this, routine inspections and guidance for the household food industry must be conducted on how to process, store food, produce food products and personal hygiene. In addition, the puskesmas can carry out training and monitoring of IPRT in accordance with health standards.  Keywords: Hygiene, Sanitatio
    corecore