8 research outputs found
Kasih StorgĂ© (Kelekatan dan Kerinduan terhadap âRumah')
Dalam sejarah kekaryaannya selama berada di Studio Lukis FSRD ITB, penulis secara tidak sadar selalu menyisipkan tema keluarga dalam beberapakaryanya. Karena tema tersebut muncul secara terus-menerus, penulis merasa bahwa tema ini penting dan perlu difokuskan dan didalami. Rumahmerupakan tempat di mana penulis merasakan kehangatan. Dan keluarga adalah pihak yang dapat memberikan penulis kehangatan. Realitas di manapenulis berada ke luar dari zona nyamannya- jauh dari keluarga untuk melakukan studi di luar kota, membuat penulis untuk selalu merasakankerinduan. Karya ini dibuat dengan tujuan agar penulis lalu dapat mengungkapkan kerinduan dan membahasakan harapan penulis akan kelekatandengan keluargan yang selalu penulis inginkan; storgé, sebuah kasih sayang yang tulus dan kekal. Gestur afeksi dari figur menjadi objek utamapenulis. Dan gaya melukis ekspresionis dipilih penulis sebagai cara yang paling tepat untuk membahasakan harapan tersebut. Karya Tugas Akhir inipun diharapkan sebagai langkah awal penulis untuk mengembangkan visual lukisan untuk ke depannya
Perjalanan Dunia Baru
Penulis sangat mengagumi keberadaan alam semesta dan segala isinya yang telah diciptakan oleh Tuhan dengan sangat lengkap dan beragam. Rasakagum tersebut kemudian berujung pada rasa penasaran penulis tentang apa yang ada di luar dari apa yang bisa penulis lihat, raba serta rasakan.Tujuan karya ini dibuat adalah sebagai cara penulis untuk mencari jawaban dari rasa penasaran tersebut. Metode yang dilakukan oleh penulisberdasarkan metode automatisme dengan teknik melukis. Diharapkan dengan metode ini penulis mampu menghadirkan bentuk-bentuk yang asingyang tidak terpikirkan sebelumnya yang kemudian setelah dibaca bentuk-bentuk tersebut ternyata berasal dari pengalaman penulis yang selama initidak penulis sadari keberadaanya. Hasilnya, bahwa dengan proses melukis yang penulis lakukan, penulis dapat mengungkap dan menyadarikeberadaan dari hal yang selama ini tidak disadari oleh penulis
Colour Dematerialization in Spiritual Literature and Painting
Colour in variety of art expression can be interpreted differently. This study is aiming at analyzing the colour dematerialization of Javanese spiritual literature âFalsafah Jeroning Warnaâ by Suprapto Kadis and a painting by Ahmad Sadali entitled âGunung Masâ. Research was done by employing qualitative research, while data was collected by observation, interview, discussion, and documentation study. The analysis of meanings in the two art works was done in descriptive way by using the theory and the knowledge of tasawwuf or sufism, the aesthetics, and arts. Results showed that both sufis, Ahmad Sadali and Suprapto Kadis, share similarities in doing dematerialization towards colour. For them, colour was initially taken from nature (the external territory) which then experienced dematerialization when it made contact with inspiration that was created from the internal area (mental). On the other hand, the difference between the two art works lies on an understanding that colour in FJW is naturalistic mimesis in nature, meanwhile, the painting of Ahmad Sadali is naturaly abstract
Gelisah dalam Kosong
Sebuah karya adalah buah hasil dari pencapaian kesadaran untuk apa terjun dalam dunia seni yang dijalani dalam institusi. Ketika kesadaran itu muncul maka terciptalah ilham-ilham yang membentuk konsep dalam berkarya dan ide-ide yang keluar dari pikiran dan hati. Sebuah wadah yang memberikan kebebasan berfikir dan berkarya bukan berartitanpa kesadaran atau pembenaran seperti fiktif. Saya berkarya dengan gaya ekspresionis karena kesadaran atas sebuah bidang kosong yang memberikan kebebasan tampa batasan media untuk berkarya menuangkan kegelisahan. Dan terinspirasi dari perjalanan hidup yang selama ini saya jalani. Ekspresi dapat menimbulkan pro dan kontra dalam ruang seni karena sebuah karya seni itu relatif. Namun saya tidak peduli atas kerelatifan sebuah karya seni, karena saya dapat mempertanggung jawabkannya dan melampiaskan apa yang saya rasakan atas dasar kejujuran dari pancaindera dan hati. Gejolak dalam kejiwaan diberi media yang sangat tepat oleh dunia seni. Tidak peduli lagi akan media yang dipakai atau pun seni tinggi dan rendah. Tapi esensi dari sebuah karya seni yang ditampilkan
Untitled
Dalam melihat sebuah karya seni, penulis lebih memilih untuk berapati pada wilayah pemaknaan narasi dari sebuah karya; seperti filosofi atau ideologi tertentu yang diusung. Apa yang menjadi perhatian bagi penulis dalam membaca sebuah karya --dalam hal ini dikhususkan kepada seni lukis-- adalah apa yang telah dan/atau sedang terjadi di atas bidang kanvas. Bagaimana material yang telah diracik menampakkan wujudnya di atas kanvas, bagaimana teknik yang diaplikasikan untuk mewujudkan bentuk tertentu, bagaimana komposisi bentuk, tekstur, dan warna dari karya itu, bagaimana ketidaksengajaan dan kesengajaan yang terjadi selama proses penciptaan saling âberinteraksi', dan bagaimana ârasa' yang disadari saat berempati pada karya itu, baik saat proses pengerjaan serta saat setelah karya itu selesai. Hal ini yang nantinya akan dikaitkan kepada ekspresi estetik dalam menciptakan dan menikmati karya seni.Penulis menciptakan karya murni untuk kesenangan penulis dalam mencermati elemen-elemen yang dibentuk sedemikian rupa di atas kanvas (tekstur, bentuk, warna) dan karya itu sendiri yang menjadi âkendaraan' penulis dalam berkontemplasi