24 research outputs found
Decentralization: Why It May Either Foster Or Foster Economic Development?
Artikel ini mendiskusikan prediksi tentang keuntungan-keuntungan dari meningkatnya pethatian terhadap Oktivitas desentralirasi. Demikian juga bahqya-bahayanya yang tidak bersesuaian denganformulasi kebijakan danpelaksanaan. Disanrping itu, dibahas juga basil r#i cobs terhadap faktorfaktoryang megebabkan rendahnya kinea menurut ukuran bahwa kekakan desentralirasi merupakan harapan baikperencanaan maupun masyarakat. Beberapa temman dibuatpada studi awal dari beberapa kunciyang menentukan kineda desentralisasi di Indonesia,yaitu dari tahun kedua dilaksanakannya desentralirasi
Keywords: DecentralizationdeconcentrationSub national unitTiebout effec
BANK RISK LEVEL AND BANK CAPITAL : THE CASE OF THE INDONESIAN BANKING SECTOR
Artikel ini menganalisis hubungan antara risiko bank dan modal. Dengan mengunakan analisis 3SLS penelitian inimenemukan adanya hubungan negatif antara tingkat risiko dan modal sektor perbankan. Tingkat aktiva sektor perbankan menunjukkan hubungan positif dengan risiko bank, sama halnya dengan krisis moneter 1997. Tingkat kurs rupiah terhadap dollar dan pasiva dalam mata uang asing menunjukkan adanya hubungan negatif dengan tingkat modal perbankan. Implikasi kebijakan adalah perlunya meningkatkan kepatuhan bank pada prinsip kehati-hatian, penambahan modal bank, dan pengawasan transaksi bank yang dilakukan dalam mata uang asin
Bank credit, credit riskand farm produce:
The research investigates the determinants and impact of bank credit on output in the food crops and fisheries sub sectorswhether or not there is a significant difference in the risk on bank credit and output in the two sub sectors, and whether or not there is a relationship between risk obtaining in the two sub sectors. The results indicate the positive and significant influence of bank credit on food crops output, but a positive and insignificant influence on fisheries output, which unequivocally vindicates government intervention in credit disbursement to agriculture. The influence of banking deregulation on bank credit supply is shown to differ between the two sub sectors, for while it registers expected positive sign in the fisheries sub sector, it produces negative and insignificant influence in the food crops sub sector. Bank reserve requirements has a negative influence on bank credit extended to the fisheries sub sector, while it induces a positive and significant influence in the food crops sub sector. The 1997 economic crisis causes an autonomous contraction of bank credit to the food crops sub sector, but accentuates it in the fisheries sub sector. The food crops and fisheries sub sectors register significant influence of rate of interest rate on bank credit on bank credit supply. Obstacles to credit disbursement to the two sub sectors are presented, followed by policy implications deemed necessary to improve the credit situation in the agricultural sector.
Key words: Credit default, collateral security, firngibilit
Evaluating The Performance of State Involvement in Credit Provision: The Case of Farm Credit Program in Indonesia
Intisari
Artikel ini mengevaluasi kontribusi program kredit pertanian di Indonesia. Kontribusi positifprogram kredit pertanian, antara lain, dapat dilihat dari peningkatan basil pertanian yang disebabkan oleb naiknya produktivitas, penggunaan mesin, pembangunan sarana dan prasarana, dan penggunaan varietas unggul. Namun demikian, program kredit pertanian masib dibayangi biaya besaryang hams ditanggungpemerintab, yang pada prinsipnya disebabkan oleh tingkat tunggakan yang tinggi. Selain itu, untuk mewujudkan program tersebut, pemerintah telah melakukan distorsi pasar kredit yang akibatnya memperlambat kemajuan jasa sektorfinansial di Indonesia. Kelemaban program kredit tidak terletak semata-mata pada konsep dan landasannya, melainkan kekurangan dalam perencanaan dan saluran kredit program yang dipergunakan. Perbaikan jasa penyuluhan lapangan adalah keharusan yang mesti dilakukan, yang meliputi rancanganpnogram kredit, cakupan, penyaluran, pengawasan, penyebaran informasi, serta cara dan ketepatan sistem penagiban
Kata kunci: kredit program, penunggakan, jasa penyuluhan, penyalahgunaan kredi
Farm credit, farm credit default rate, and farm performamce: the indonesian case
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dartintervensi pemerinrah dalam penyaluran kredit terhadap kinerja sektor pertani\u27an. Dengan menggunakan kredit program di Indonesia sebagai studi kasus, analisis dampak kredit usahatani terhadap hasil pertanian dilakukan, dan menentukan beberapa fakror yang mempengaruhi tingkat tunggakannya. Analisis lebih lanjut dilakukan untuk mengevaluasi dampak penyuluhan terhadap kinerja kredit usahatani.
Hasil menunjukkan adanya hubungan yang positif antara tingkar kredit usahatani yang disalurkan dan hasil pertanian. Namun, biaya yang harus ditanggung dart keberhasilan tersebut berupa tunggakan yang tinggi, yang berdampak negatif terhadap hasil pertanian. Hubungan yang menggembirakan adalah adanya dampak yang negatif antara tingkat penyuluhan (agricultural extension service) dan tunggakan kredit usahatani.
Penyaluran kredit usahatani dilakukan melalui beberapa mekanisme yang berdampak pada distorsi pasar kredit, yang berakibat pada menurunnya kinerja sektor finansial secara keseluruhan. Walaupun demikian dilihat dart pentingnya produksi padi dalam perekonzian Indonesia, biaya yang harus ditanggung masyarakat berupa biaya tunggakan yang tinggi dan distorsi pasar input dan output, merupakan necessary evil yang harus diterima. Hashl jugs menunjukkan bahwa meningkatkan tingkat penyuluhan merupakan suatu keharusan untuk perbaikan kinerja kredit program.
Kata Kunci: Kredit programtunggakanpenyuluhandistorsi ekonom
Innovative Management Styles, Organizational Structures, and Strategies in Turbulent Times
Artikel ini membahas berbagai ukuran tingkat inovasi dalam satu organisasi, faktor-faktor kunci pendorong inovasi, baik yang dari dalam (internal) maupun luar (eksternal) organisasi, dan tipe-tipe manajemen yang lebih handal untuk mrmacu dan memajukan inovasi, sehingga membuat kegiatan inovasi sebagai salah satu sumber persaingan yang membedakannya (differentiator) dari kompetitor lain. Dari berbagai sudut inovasi, artikel ini mengidentifikasi berbagai sumber keunggulan organisasi inovatif, antara lain: organisasi inovatif mengungguli lawannya berkat fleksibilitas struktur organisasi yang dimilikinya: pengembangan dan pemanfaatan kerja tim dan komunikasi dengan baik: penilaian dan manajemen sumber daya manusia yang baik: memiliki cetak biru produk, strategi produk baru, pengimplementasian strategi secara konsisten: memiliki sistem tracking kinerja semua kegiatan dan fungsi organisasi baik: networking yang luas dan menggunakan informasi dengan tepat: cepat dan aktual serta komitmen organisasi yang kuat. Evolusi budaya organisasi yang ramah novasi (innovation friendly), merupakan keharusan untuk manajemen dalam penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi secara cepat dan tepat sehingga jarang menjadi batu sandungan organisasi innovasi yang masa kini dicirikan dengan proyek yang bermacam-macam yang dilaksanakan secara mandiri dalam tim-tim proyek kecil yang tersebar tidak dalam satu lokasi, negara atau kawasan, tetapi di seluruh dunia
BANK CREDIT, CREDIT RISKAND FARM PRODUCE
The research investigates the determinants and impact of bank credit on output in the food crops and fisheries sub sectors; whether or not there is a significant difference in the risk on bank credit and output in the two sub sectors, and whether or not there is a relationship between risk obtaining in the two sub sectors. The results indicate the positive and significant influence of bank credit on food crops output, but a positive and insignificant influence on fisheries output, which unequivocally vindicates government intervention in credit disbursement to agriculture. The influence of banking deregulation on bank credit supply is shown to differ between the two sub sectors, for while it registers expected positive sign in the fisheries sub sector, it produces negative and insignificant influence in the food crops sub sector. Bank reserve requirements has a negative influence on bank credit extended to the fisheries sub sector, while it induces a positive and significant influence in the food crops sub sector. The 1997 economic crisis causes an autonomous contraction of bank credit to the food crops sub sector, but accentuates it in the fisheries sub sector. The food crops and fisheries sub sectors register significant influence of rate of interest rate on bank credit on bank credit supply. Obstacles to credit disbursement to the two sub sectors are presented, followed by policy implications deemed necessary to improve the credit situation in the agricultural sector
BANK CREDIT AND FORESTRY OUTPUT : DO BANKING DEREGULATION AND ECONOMIC CRISIS MATTER?
The article investigates the effect bank credit extended to the forestry sub-sector to the sub sector's output, and wether banking deregulation and the economic crisis have any impact on such a relationship. research findings shows hat bank credit is found to have positive influence on forestry output. bank credit to the forestry sub-sector, paradoxically continues to rise in the wake of the economic crisis,before it plumments. there is  also evidence of an augmenting effect of banking deregulation on forestry output, proof that deregulation indeed works. the economic crisis however, is found to have led to a tumultuos decline in output as expected. policy implications were drawn basing on research findings
Decentralization: Why it May Either Foster or Foster Economic Development
Artikel ini mendiskusikan prediksi tentang keuntungan-keuntungan dari meningkatnya pethatian terhadap Oktivitas desentralirasi. Demikian juga bahqya-bahayanya yang tidak bersesuaian denganformulasi kebijakan danpelaksanaan. Disanrping itu, dibahas juga basil r#i cobs terhadap faktorfaktoryang megebabkan rendahnya kinea menurut ukuran bahwa kekakan desentralirasi merupakan harapan baikperencanaan maupun masyarakat. Beberapa temman dibuatpada studi awal dari beberapa kunciyang menentukan kineda desentralisasi di Indonesia,yaitu dari tahun kedua dilaksanakannya desentraliras
Examining The Relationships Between Corruption Incidence, Indebtedness And Poverty From A Global And Regional Perspective
ABSTRAK
Artikel ini mencoba melihat hubungan antara korupsi, utang, dan kemiskinan berdasarkan data subregional dan global. Dengan menggunakan analisis korelasi, diternukan adanya korelasi negatif yang signifikan dan kuat antara korupsi dan prevalensi kemiskinan. Tingkat korupsi suatu negara, seperti yang dinyatakan dalam Corruption Perception Index (CPI), berkaitan dengan kesgahteraan sosial negara itu yang diwakili oleh Human Development Index. Negara berkembang yang miskin cenderung lebih tinggi tingkat korupsinya dibandingkan dengan negara industri yang kaya. Berdasarkan data Asia Pasifik, jelas tampak hubungan yang negatif antara kemiskinan dengan korupsi. Korelasi yang negatif ini juga tampak dalam hubungan antara korupsi dengan pertumbuhan ekonomi. Tingkat utang luar negeri suatu negara menunjukkan hubungan yang positif dengan tingkat kemiskinan, sedangkan tingkat utang berkorelasi negatif dengan korupsi. Namun, investasi langsung pihak acing akan mengurangi kemiskinan karena kedua variabel itu berkorelasi negatif. Pemberantasan korupsi seharusnya mempertinggi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan efektivitas penggunaan utang luar negeri, yang akhirnya dapat mengurangi tingkat kemiskinan.
Kata kunci: korupsi, investasi, kemiskinan, Human Development Inde