6 research outputs found

    Prevalensi low back pain (LBP) selama pandemi COVID-19 pada usia dewasa muda di Kota Medan

    Get PDF
    Penyebaran COVID-19 di seluruh dunia telah memberikan dampak negatif terhadap banyak aspek kesehatan, salah satunya kejadian low back pain (LBP). LBP sebagai salah satu gangguan muskuloskeletal ditandai dengan rasa nyeri yang terjadi pada punggung bawah. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan prevalensi LBP selama pandemi COVID-19 pada usia dewasa muda di Kota Medan. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dengan jumlah sampel sebesar 216 orang dan rentang usia 17-45 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan didistribusikan melalui Google Formulir. Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik umum responden dengan keluhan LBP selama pandemi adalah perempuan, umur 17-25 tahun, pelajar/mahasiswa, memiliki IMT normal, dan mengalami belajar/bekerja online. Prevalensi titik LBP sebelum pandemi sebesar 32.87% meningkat menjadi 50.46% selama pandemi dan punggung bawah merupakan area nyeri muskuloskeletal yang paling banyak terjadi. Penelitian ini mengindikasikan bahwa prevalensi LBP meningkat selama pandemi pada usia dewasa muda dibandingkan sebelum adanya pandemi COVID-19

    Perilaku penggunaan APD dan kecelakaan kerja pada pekerja pabrik kelapa sawit PT. Padasa Enam Utama Kalianta Satu

    Get PDF
    Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani pekerja dan dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya di tempat kerja atau kecelakaan kerja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Perilaku Penggunaan APD dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. Padasa Enam Utama Kalianta Satu, Kec. Kabun, Riau. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja yang berkerja di Pabrik Kelapa Sawit dengan jumlah 140 orang dan sampel sebanyak 50 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tentang pengetahuan dan sikap para perkerja saat di tempat kerja. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariate dan bivariate menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat 2 faktor yang memiliki hubungan yang bermakna dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. Padasa Enam Utama Kalianta Satu, Kec. Kabun, Riau yaitu pengetahuan (p=0.023) dan sikap (p=0.019). Diharapkan perusahaan menyediakan training (pelatihan) kepada pekerja untuk meningkatkan pengetahuan para pekerja dan juga diharapkan perusahaan membentuk tim untuk memonitor kedisplinan pekerja dalam kepatuhan penggunaan APD sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja

    Status gizi balita ditinjau dari pendapatan keluarga dan pola makan

    Get PDF
    Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap di dalam tubuh. Kurangnya energi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan tubuh mudah terserang penyakit karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh dan mempengaruhi kecerdasan, apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh sehingga tidak dapat berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pendapatan keluarga dan pola makan terhadap status gizi balita. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak balita yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat di Lingkungan II Kelurahan P.B. Darat II Kecamatan Medan Timur yaitu sebanyak 37 balita. Dari hasil penelitian dapat di simpulkan tidak ada hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi balita (0,63) namun terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan status gizi balita (0,021). Oleh sebab itu disarankan kepada ibu yang memiliki anak balita agar memperhatikan pola makan dengan gizi seimbang dengan cara menetukan jumlah makanan dan jenis makanannya sesuai kebutuhan anak balita sehingga pola makan anak tepat

    Penggunaan Gadget dan Keluhan Kelelahan Mata Pada Mahasiswa di Masa Pandemi COVID-19

    Get PDF
    The increasing intensity of gadget use in online learning during the COVID-19 pandemic impacts increasing eye fatigue complaints in students. This study analyzes the relationship between gadget use and eye fatigue complaints in college students during the COVID-19 pandemic. This study is a quantitative study using a cross-sectional design involving a sample of 171 students of the Public Health Study Program of the University of Prima Indonesia. The sampling technique used purposive sampling with inclusion criteria, namely, students in semester 2 to semester 8. The data were analyzed using the Chi-Square test and multiple logistic regression tests. The results of statistical tests using the Chi-Square test showed that a history of eye disease (0.000), the type of gadget used (0.000), the position of using the gadget (0.020), the distance of using the gadget (0.000), and the duration of using the gadget (0.000) were associated with complaints of fatigue. eye. Age (0.325) and gender (0.973) had no significant effect. This study concludes that a history of eye disease, more than 1 type of gadget use, long-term use of gadgets, poor body position, and too close a distance are triggers for eye fatigue complaints. The most dominant factor in this study was the use of more than 1 type of gadget (p= 0.001; PR= 0.098, 95%CI = 0.025 – 0.381). To reduce the negative effects of using gadgets for a long time, students are expected to rest regularly and adjust the position and distance of the gadget screen.Meningkatnya intensitas penggunaan gadget pada pembelajaran online selama pandemi COVID-19 berdampak pada peningkatan keluhan kelelahan mata pada mahasiswa. Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan penggunaan gadget dengan keluhan kelelahan mata pada mahasiswa selama pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross-sectional yang melibatkan sampel sebanyak 171 mahasiswa Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi yaitu mahasiswa semester 2 sampai semester 8. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square dan uji regresi logistik berganda. Hasil uji statistik dengan mengunakan uji Chi-Square menunjukkan posisi penggunaan gadget (0,020), jarak penggunaan gadget (0,000), dan lama penggunaan gadget (0,000) berhubungan dengan keluhan kelelahan mata. Dapat disimpulkan penggunaan gadget dalam jangka waktu yang lama, posisi tubuh yang kurang baik, dan jarak yang terlalu dekat menjadi pemicu keluhan kelelahan mata. Lama penggunaan gadget menjadi faktor risiko paling dominan dengan prediksi risiko berupa penggunaan gadget lebih dari 2 jam akan beresiko 11 kali mengalami keluhan kelelahan mata. Untuk mengurangi efek negatif dari penggunaan gadget dalam jangka waktu yang lama diharapkan mahasiswa beristirahat secara teratur dan mengatur posisi dan jarak layar gadget

    Prevalensi dan faktor resiko sangkaan rinitis alergi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia

    Get PDF
    Rinitis alergi merupakan gangguan fungsi hidung yang terjadi setelah paparan alergen melalui peradangan mukosa hidung diperantarai IgE dengan gejala khas bersin, hidung tersumbat, dan ingus yang encer. Penelitian ini bertujuan untuk mencari prevalensi dan faktor risiko terjadinya rinitis alergi. Prevalensi pada usia produktif termasuk pada mahasiswa meningkat yang mengakibatkan penurunan kualitas hidup baik fisik, emosional, gangguan bekerja dan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prevalensi rinitis alergi dan berbagai faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian rinitis alergi. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Subyek penelitian terdiri dari 450 mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia dan data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner ISAAC yang dianalisis dengan analisis bivariat menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi rinitis alergi sebesar 34.7% serta merokok (p = 0.021; RP = 2.536; 95% CI 1.123-5.730), riwayat alergi di keluarga (p=0.000; RP=7.000; 95% CI 4.447-11.018), sebagai faktor risiko terjadinya rinitis alergi. Kontak dengan tanaman (p=0.096 dan RP=0.633; CI 95 % 0.368 – 1.088), memelihara binatang piaraan (p=0.741), tempat tinggal yang berdebu dan kotor (p=0.733), jenis kelamin (p=0.428) tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kejadian rinitis alergi. Hasil penelitian ini menjadi indikasi bahwa paparan merokok dan riwayat alergi berpengaruh terhadap sangkaan rinitis alergi sehingga perlu pencegahan terhadap faktor pencetus guna peningkatan derajat kesehatan

    Pemanfaatan pelayanan kesehatan pada pasien diabetes mellitus tipe 2

    Get PDF
    Kunjungan rutin pada failitas kesehatan dapat meningkatkan pengelolaan penyakit dan pencegahan komplikasi pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Laporan rutin Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara menunjukkan rendahnya pemanfaatan layanan kesehatan di antara pasien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Studi cross-sectional diselenggarakan di 3 puskesmas yang ada di Kabupaten Langkat pada bulan Juni - Juli 2022. Sebanyak 125 orang penderita DM tipe 2 disertakan dalam studi ini dengan mengisi kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang relevan dalam menyelidiki prediktor pemanfaatan layanan kesehatan. uji Chi Square digunakan untuk menganalisis korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat (α=0,05). Hasil studi menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p=0,018), aksesibilitas (p=0,011), kepemilikan jaminan kesehatan (p=0,002), dan peran keluarga (p=0,022) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh penderita diabetes melitus tipe 2. Diharapkan agar puskesmas rutin memberikan edukasi kepada pasien DM tipe 2 dan masyarakat dengan melakukan pendidikan kesehatan mengenai pencegahan dan pengelolaan DM tipe 2
    corecore