2 research outputs found

    Daun Pandanus Tectorius Park. Potensinya sebagai Bahan Baku Produk Serat Alami

    Full text link
    Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui nilai dimensi serat daun Pandanus tectorius Park yang diambil dari Pantai Amban dan Pulau Mansinam. Selain itu berdasarkan nilai dimensi seratnya, dikaji ketepatan produk yang akan dihasilkan dengan menggunakan bahan baku serat daun P. tectorius Park. Daun P. tectorius Park. yang tumbuh di Pantai Amban diambil dari pohon dengan tinggi sekitar 2 meter dan diameter batang sekitar 12 cm, sedangkan sampel daun yang tumbuh di Pulau Mansinam diambil dari pohon dengan tinggi sekitar 3 meter dan diameter batang sekitar 15 cm serta telah berbuah. Proses maserasi yang digunakan untuk mendapatkan serat daun P. tectorius Park. yaitu mengikuti metode Forest Product Laboratory yaitu menggunakan hidrogen peroksida (H2O2) dan asam asetat glasial (CH3COOH) perbandingan 20:1 dengan beberapa modifikasi. Nilai parameter dimensi serat (panjang serat, diameter serat dan tebal dinding serat serta diameter lumen) daun pandan yang berasal dari Pulau Mansinam lebih tinggi dibandingkan yang berasal dari pesisir Pantai Amban. Panjang serat rata-rata 0,9565 mm dan 1,2098 mm untuk contoh daun dari Pantai Amban dan Pulau Mansinam. Diameter serat daun P.tectorius Park dari Amban Pantai sebesar 0,0138 mm dan 0,0151 mm untuk contoh yang dari Pulau Mansinam. Oleh sebab itu, serat daun P. tectorius Park potensial digunakan untuk produksi kertas, bahan baku tekstil dan papan serat.&nbsp

    Potensi 'Kelapa Hutan' (Pandanus Spp.) di Kawasan Hutan Lanny Jaya dan Etnobotaninya dalam Kehidupan Suku Lani, Papua

    Full text link
    Pandanus merupakan salah satu tanaman penting dalam kehidupan masyarakat Suku Lani di Kabupaten Lany Jaya Provinsi Papua. Orang Lani memanfaatkan tanaman kelapa hutan sebagai bahan makanan, untuk membuat tas tradisional, payung, pakaian, serta memiliki nilai-nilai social dalam masuyarakat. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui etnobotani dan potensi jenis kelapa hutan. Penelitian inimenggunakan metode deskriptif dengan mewawancarai responden dan surveu potensi jenis tanaman kelapa hutan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat nama lokal menurut bahawa Lani yakni Helak/Wormonggen yang berarti bahwa tumbuhan yang mempunyai bagian empulut putih seperti kelapa. Terdapat 2 jenis tumbuhan kelapa hutan yakni Woromo (P. julianettii Mart) dan  Gawen (P. brosimos Merr). Indeks nilai penting untuk jenis P. julianettii pada Fase pohon = 152,61%, Fase tiang = 164,58%, Fase pancang =103,40%, dan Fase semai =115,16%.  Jumlah jenis per hektar ditemukan sebanyak 168 tanaman. Sementara indeks nilai penting untuk jenis P. brosimos pada Fase pohon = 147,39%, Fase tiang = 135,42%, Fase pancang = 96,60% dan Fase semai = 84,84%. Indeks nilai penting menunjukan indikasi populasi yang baik dari kedua jenis walaupun masyarakat tradisional secara terus menerut memanfaatkan kedua jensi tumbuhan tersebut. Masyarakat juga menanam kedia jenis tanaman kelapa hutan di sekitar pekarangan mereka dan kebun untuk kebutuhan pangan
    corecore