6 research outputs found

    Dual-channel Supply Chain Model Based on TIME Transaction of Dealing by Notice Disruption Risk Factor

    Full text link
    The fourth industrial revolution era requires an effectiveness and efficiency to enforce the industrial activities, one of them, such as minimization of transaction time of dealing that consists of service and delivery time. The purpose of this research is to calculate the industrial profit using dual-channel supply chain model based on the transaction time of dealing by notice disruption risk factor on retailers as the effect of mindset changing of consumers. In this research, we construct the maximization model of profit in the system between manufacture and multi-retailer. Multi-retailer's economical activities have some disruption risk factors on the retail engagement. Furthermore, we determine the optimum solution using Newton method so we get the optimum profit of the system is 620372.Thatkindofsituationisreachedwhentheofferedpriceofmanufacturer,retailer1,andretailer2is620372. That kind of situation is reached when the offered price of manufacturer, retailer 1, and retailer 2 is 318.99, 352.48,and352.48, and 345.43 respectively with the probability of disruption is 9.15%. Depend on sensitivity analysis of profit system, the profit increase significantly to $1010948. It occur when priority of consumers demand to retailer 1 is missing to 9.3 units per price changing of retailer 2

    Closed-loop Supply Chain with Delivery Lead TIME on Direct and Indirect Channel

    Full text link
    The responsbility of protecting the environment rest with all parties, including manufacturers. Therefore, manufacturers reprocess their used products. Mathematically, it can be explained by closed-loop supply chain (CLSC) model. CLSC is a system that is carried out recycling or remanufacturing. In this study, closed-loop supply chain involves manufacturer and two retailers. Manufacturers sell their product directly to consumers and indirectly through retailers. The purpose of this study is to construct an optimal profit function of each actor. With centralized system, the model is a function of price without constraints by notice delivery lead time. The result shows that delivery lead have an impact to profit each actor. The longer delivery lead time decreases the profit

    Model Sentralisasi Dual Channel Supply Chain untuk Satu Pemanufaktur dan Dua Pengecer dengan Kompetisi Harga Diskon

    Full text link
    Perkembangan bisnis online yang pesat seperti di era sekarang ini membuka peluang yang sangat besar bagi pemanufaktur untuk menjual produk ke konsumen secara langsung dengan melalui media online. Biasanya pemanufaktur hanya menjual produk kepada pengecer, kemudian pengecer menjual kembali produk tersebut kepada konsumen dengan melalui media offline. Pada penelitian ini akan dikembangkan model sentralisasi dual channel supply chain dengan kompetisi harga diskon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengonstruksi dan menentukan fungsi keuntungan optimal dari satu pemanufaktur dan dua pengecer dengan kompetisi harga diskon. Model yang dikonstruksi merupakan fungsi keuntungan terhadap tiga variabel keputusan tanpa kendala dengan menggunakan sistem sentralisasi. Tiga variabel keputusan yang ditentukan yaitu harga jual media online, harga jual pengecer 1, dan harga jual pengecer 2. Setelah ditentukan penyelesaian optimalnya kemudian menganalisis efek dari kompetisi harga diskon yang diberikan. Hasil yang didapat pada penelitian ini menunjukkan bahwa kompetisi harga diskon dapat meningkatkan keuntungan pada keseluruhan sistem sentralisasi

    Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Peta Digital Berbasis Data Spasial di Desa Rejoso Jogonalan Klaten Menggunakan Aplikasi Qgis 3.8.3

    Full text link
    Pemerintah Desa Rejoso merupakan bagian terkecil dari tatanan pemerintah yang berada di kecamatan Jogonalan kabupaten Klaten. Berbagai permasalahan yang terkait dengan data pada sistem informasi desa data di pemerintah Desa Rejoso adalah adanya kebutuhan untuk memanggil atau menemukan data secara cepat, banyaknya permintaan dari masyarakat maupun dari pemerintah di tingkat kecamatan maupun kabupaten yang meminta data ke desa tetapi tidak bisa terpenuhi dalam waktu yang cepat, serta banyaknya dokumen-dokumen desa yang masih dalam bentuk hardfile sangat rentan hilang. Oleh karena itu, solusi dari permasalahan ini adalah perlu adanya inventarisasi data spasial sebagai bentuk sistem informasi desa. Data dan informasi desa dapat disajikan secara visual dalam bentuk peta digital dan dikemas dalam sistem informasi desa berbasis geospasial dengan memanfaatkan sistem informasi geografis dengan menggunakan software QGIS 3.8.3
    corecore