18 research outputs found

    Pemantauan Dan Evaluasi Garam Beryodium Sebagai Salah Satu Upaya Untuk Meningkatkan Cakupan Dan Kualitas Program Penanggulangan Gaky Di Kabupaten Banyumas

    Full text link
    Background:Although the prevalence of iodine deficiency disorders in Banyumas as measured by total goitre rate, fro 27% (1980) to 3,5 % (1996) the prevalence at IDD sti high in some subdistrict. Therefore, there is a need to monitor iodine content in salt distributed in the area. Objectives: To determine iodine content in salt consumed by households of elementary school children. Methods: A total of samples 1260 pack of ionized salt were randomly selected from 60 elementary school in Banyumas Regency. The data collection was done in 2003th. The quality of iodized was done by titration test and iodine test. Results: In general, the contain of iodium in iodized salt is good enough that is 75,6%, most of the type of iodized salt (98,4%) have trade mark, most of the type of iodized salt (82,9%) is granulated salt and most of iodized salt (74,2%) in the market has number of the trade mark. Conclosions: The quality of iodized salt is good. [Penel Gizi Makan 2005,28(1): 16-22

    Peranan Bidan Desa sebagai Wakil Puskesmas dalam Peningkatan Pelayanan Gizi di Desa Tertinggal di Dua Kabupaten, Jawa Tengah

    Full text link
    PERANAN BIDAN DESA SEBAGAI WAKIL PUSKESMAS DALAM PENINGKATAN PELAYANAN GIZI DI DESA TERTINGGAL DI DUA KABUPATEN, JAWA TENGA

    Keadaan Gizi Dan Kesehatan Balita Kurang Energi Protein Yang Berobat Jalan Ke Enam Puskesmas Di Kabupaten Bogor

    Full text link
    Pada penelitian uji coba paket penanggulangan gizi buruk yang dilakukan oleh tenaga pelaksana gizi di enam puskesmas terpilih, tercatat 83 anak Balita kurang energi protein yang berobat jalan ke puskesmas yang dapat diamati Perubahan keadaan gizi dan kesehatan. Setelah mengikuti kegiatan pemulihan di puskesmas selama enam bulan ternyata terdapat Perubahan keadaan gizi anak Balita dari 83 anak, 35 anak (42.2%) mengalami perbaikan keadaan gizi, dengan 4 anak (4.82%) menjadi keadaan gizi baik. 44 anak (53.0%) tidak mengalami Perubahan keadaan gizi dan 4 anak (4.8%) mengalami penurunan keadaan gizi. Dari 83 anak Balita tersebut yang berkunjung ke puskesmas ternyata lebih banyak disertai penyakit. Jenis penyakit yang banyak diderita adalah infeksi saluran pernapasan (55.5%), penyakit kulit 20.5%, infeksi saluran pernapasan atas disertai diare 20.5% dan diare 7.3%

    Kualitas Garam, Perilaku Pembelian Garam, Serta Kadar Yodium dalam Urin Ibu Hamil di Jawa Barat

    Full text link
    Pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa yodisasi garam secara universal terbukti menurunkan prevalensi gondok. Indonesia bertekad menurunkan prevalensi gondok dan bebas kretin baru pada tahun 2000. Dalam jangka panjang Indonesia bertekad melakukan yodisasi garam secara universal. Selama yodisasi garam secara universal belum tercapai perilaku ibu dalam membeli garam akan banyak menentukan konsumsi yodium rumahtangga. Selain itu beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian yodium hilang dalam pemasakan. Untuk itu diperlukan informasi status yodisasi garam, perilaku pemilihan garam serta hubungannya dengan kadar yodium yang diekskresi di urin ibu hamil. Karena itu telah dilakukan penelitian di 20% desa di setiap kecamatan di Propinsi Jawa Barat. Di setiap desa terpilih dilakukan wawancara terhadap 30 ibu hamil dan menyusui yang dipilih secara acak. Sub sampel ibu hamil dipilih secara acak sekitar 4 orang per desa terpilih untuk pengukuran eksekusi yodium di dalam urin. Di desa tersebut dilakukan uji kadar yodium dalam 4-5 macam sampel garam yang dijual di beberapa warung. Dari 4153 sampel garam yang diperiksa 27.1% mempunyai kadar yodium >30 ppm, 70% mengandung yodium <30 ppm dan 2.9% tidak mengandung yodium. Dari 45928 ibu hamil sampel pada saat membeli garam, 57% memilih garam beryodium, 8.7% sengaja memilih garam tidak beryodium dan 34.3% tidak peduli. Sebesar 89.6% ibu hamil membeli garam di warung-warung desa. Median ekskresi yodium di dalam urin 70 ug/L yang menunjukkan status kekurangan yodium. Tidak ditemukan hubungan yang kuat antara proporsi garam yodium >30 ppm, proporsi ibu-ibu yang sengaja membeli garam beryodium dengan proporsi ibu hamil dengan ekskresi yodium dalam urin >100 ug/L yang menunjukkan status kekurangan yodium. Tidak ditemukan hubungan yang kuat antara proporsi garam yodium >30 ppm, proporsi ibu-ibu yang sengaja membeli garam beryodium dengan proporsi ibu hamil dengan ekskresi yodium dalam urin >100 ug/L ataupun proporsi ibu hamil dengan ekskresi yodium <50 ug/L

    Metode Kualitatif Untuk Pemantauan Konsumsi Pangan Dalam Pwspg

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh suatu metode kualitatif yang dapat menggambarkan Perubahan konsumsi pangan secara kuantitatif. Penelitian dilakukan terhadap 100 rumah tangga miskin di dua desa miskin kecamatan Karang Gede Kabupaten Boyolali. Data yang dikumpulkan meliputi data konsumsi pangan dan sosial ekonomi pada dua musim yaitu musim panen dan musim paceklik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kuantitatif ada perbedaan bermakna konsumsi energi dan protein per orang per hari. Jenis-jenis bahan makanan yang mengalami Perubahan kuantitas konsumsinya dan bermakna perbedaannya adalah beras, tempe, sayuran daun dan sayuran buah muda. Sedangkan secara kualitatif, hanya beras dan tempe yang menunjukkan perbedaan bermakna frekuensi konsumsinya. Analisis hubungan antara Perubahan konsumsi secara kuantitatif dengan kualitatif hanya terlihat pada beras (r = + 0,4) untuk Perubahan konsumsi energi dan r = 0,57 untuk Perubahan konsumsi protein, kemudian tempe (r = + 0,53) untuk Perubahan konsumsi protein
    corecore