15 research outputs found
Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Self Regulated Learning dengan Model Addie untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Budaya Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Mendoyo
Tujuan penelitian pengembangan adalah untuk menghasilkan produk berupa multimedia interaktif berbasis SRL (Self Regulated Learning) mata pelajaran seni budaya untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Mendoyo. Rancang bangun berupa desain interface dan flowchat. Model pengembangan menggunakan model ADDIE. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan test. Data dianalisis secara deskriptif dengan paired sample T test. Validasi produk mencakup (a)uji ahli, (b)uji coba responden siswa, dan (c) uji coba guru mata pelajaran.
Hasil review ahli isi sebesar 97,72% (sangat baik). Hasil review ahli media isi sebesar 95,23% (sangat baik). Hasil review ahli media komputer sebesar 81,6% (baik). Hasil review ahli desain pembelajaran sebesar 89,23% (baik). Hasil uji coba perorangan sebesar 86,67% (baik). Hasil uji coba kelompok sebesar 90,68% (sangat baik). Hasil uji coba user/guru mata pelajaran sebesar 94,58% (sangat baik). Hasil tanggapan siswa untuk uji lapangan sebesar 89,23% (baik).
Perhitungan hasil dengan melakukan uji-t, setelah dibandingkan prestasi belajar antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif mendapatkan hasil t-hitung =0,001
Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Animasi Stop Motion untuk Siswa Smk
Penelitian ini bertujuan mengembangkan produk pembelajaran berupa bahan ajar interaktif berbasis pendidikan karakter untuk siswa kelas XI semester genap mata pelajaran animasi stop motion di SMK TI Bali Global Denpasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Metode pengembangan model pembelajaran yang digunakan adalah Component Display Theory (CDT). Sedangkan metodologi pengembangan produk mempergunakan model Multimedia Pathways. Tahapan-tahapan dari model ini terdiri dari, 1) inisiasi, 2) spesifikasi, 3) desain, 4) produksi, 5) review & evaluasi, dan 6) delivery & implementasi. Aspek pendidikan karakter merujuk pada 10 pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu, (1) cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, (2) kemandirian dan tanggung jawab, (3) kejujuran/amanah, (4) diplomatis, (5) hormat dan santun, (6) dermawan, (7) percaya diri dan pekerja keras, (8) kepemimpinan dan keadilan, (9) baik dan rendah hati, (10) toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Upaya penanaman nilai karakter melalui bahan ajar didukung dengan implementasi model self regulated learning (SLR). Teknik evaluasi bahan ajar interaktif sampai pada tahap evaluasi formatif. Jumlah responden yang me-review bahan ajar adalah satu orang ahli isi, satu orang ahli media isi, satu orang ahli media komputer, satu orang ahli desain pembelajaran, tiga siswa dalam uji perorangan, 12 siswa dalam uji kelompok kecil, 20 siswa dalam uji lapangan, dan seorang guru mata pelajaran. Penelitian ini menggunakan desain one group pretest-posttest. Instrumen pengumpulan data adalah kuesioner dan tes hasil belajar. Data pretest dan posttest dianalisis menggunakan Uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas bahan ajar ditinjau dari: (1) aspek isi adalah baik. (2) Aspek media isi adalah sangat baik. (2) Aspek media komputer dan desain pembelajaran adalah sangat baik. (3) Aspek uji perorangan, kelompok kecil, lapangan, dan guru mata pelajaran adalah sangat baik. Hasil analisis karakter siswa menunjukkan kualitas karakter bergerak dari kualifikasi baik menuju sangat baik. Uji perbedaan (uji-t) skor-skor pretest dan posttest menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah belajar menggunakan bahan ajar interaktif berbasis pendidikan karakter. Ini artinya bahan ajar interaktif meningkatkan hasil belajar dan kualitas karakter siswa.
Kata Kunci : bahan ajar interaktif, pendidikan karakter, animasi stop motion, hasil belajar siswa This research has a purpose to develop learning product in the form of interactive learning materials with character education based for IX grade students in second semester for Subject stop motion animation in SMK TI Bali Global Denpasar. This was a research and development research (R&D Reaserach). The method in developing learning materials was Component Display Theory (CDT). Whereas the methodology of developing product used model of Multimedia Pathways
The steps of this model consisted of 1) initiation, 2) specification, 3) design, 4) production, 5) review and evaluation, and 6) the delivery and implementation. Aspects of character education referred to the 10 pillars of character that came from universal noble values, namely, (1) the love of God and all His creation, (2) self-reliance and responsibility, (3) honesty/trust, (4) a diplomatic, (5) respectful and polite, (6) generous, (7) confident and hardworking, (8) leadership and fairness, (9) a good and humble, (10) tolerance, peace, and unity. Efforts to instill character values, through teaching materials supported by the implementation model of self-regulated learning (SLR). The technique in evaluating learning materials was done until formative evaluation step. Total respondents who had reviewed learning material were an expert in content, an expert in media content, an expert in computer media, an expert in designing learning, three students in self evaluation, 12 students in small group evaluation, 20 students in field evaluation, and a subject related teacher. This research used one group pretest-postest design. The instruments of collecting data were questionnaire and result of learning evaluation. Data of pretest and posttest were analyzed by using T-Test
The result of this research showed that the validity of learning material in terms of: (1) Content aspect was good (2) Media Content was very good (3) Computer media and learning design aspects were very good (4) aspects of Self evaluation, small group evaluation, field evaluation, and teacher of related subject were very good. Analysis results of students' character showed the character's quality moved from good qualification into very good qualification Test of differences (T-Test), Scores of pretest and posttest showed that there were significant differences of student learning outcomes before and after learning which used interactive teaching materials for character education based. It means that interactive learning materials develop of the result and character's quality of the students.
keyword : Interactive Learning Materials, Character Education, Stop Motion Animation, student learning outcome
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Bakat Kinestetik terhadap Prestasi Belajar Teknik Dasar Passing Bola Volly pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Busungbiu
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran kooperatif dan bakat kinestetik terhadap prestasi belajar teknik dasar passing bola volly. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan rancangan pretest-posttest non-equivalent control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Busungbiu tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah siswa 240 orang. Sampel kelas diambil dengan cara simple random sampling. Jumlah sampel adalah 4 kelas yang terdiri dari 145 siswa. Data dikumpulkan dengan angket dan tes prestasi belajar yang berbentuk lembar observasi. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis kovarians (ANACOVA) faktorial 2x2. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar teknik dasar passing bola volly antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan model pembelajaran Student Teams Achievement Devision (STAD), (F=15,803;
Pengembangan Modul IPA dengan Pendekatan Kontekstual untuk Kelas V SD Negeri 2 Semarapura Tengah
Penelitian Pengembangan ini bertujuan menghasilkan produk berupa modul IPA dengan pendekatan kontekstual untuk siswa kelas V semester 2 di SD Negeri 2 Semarapura Tengah yang teruji kelayakan dan keunggulannya untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA.
Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda penelitian pengembangan(research and development), dengan desain pengembangan yang dipilih adalah menggunakan model pengembangan Santyasa.
Hasil review dari ahli isi, media dan ahli desain menyatakan bahwa modul IPA kontekstual yang dikembangkan sudah valid. Sebanyak 30 siswa klas V SD N 2 Semarapura Tengah dijadikan sampel penelitian dalam uji lapangan terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar sebagai produk pengembangan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t memberikan hasil t hitung (13,3718) lebih besar dari nilai t tabel (1,899) menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest peserta didik. Nilai rata-rata posttest (81,67) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pretest (52,33).Kata Kunci : pengembangan, santyasa model, pendekatan kontekstual. This development research aimed at producing a science module using contextual approach for class V in semester 2 students of SD N 2 Semarapura Tengah in which the feasibility and advantages had been tested to improve learning achievements in learning Science.
The research method used was the research and development method. The chosen of the design development was Santyasa model.
The results of the expert review of content, media and design stated that science module using contextual approach had been developed accordingly. Thirty student cllas V of SD N 2 Semarapura Tengah be participated as samples in restricted field test. The results of research was shown that learning material product could improvement of student's achievement.The results of calculations using the t-test, this shows that H0 is rejected and H1 accepted. It can be said that there were differences in the average value of study of students before and after learning. The average value after learning (mean) = 81,67, was higher than before the study (mean) = 52,33.keyword : development, santyasa model, contextual approach
Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Proyek untuk Pelajaran Kejuruan Jaringan Dasar di Smk Negeri 3 Singaraja
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan multimedia interaktif berbasis proyek. Pengembangan media menggunakan model Borg And Gall. Subyek coba dilakukan oleh seorang ahli isi mata pelajaran, ahli media isi, ahli media komputer, ahli desain pembelajaran, guru dan siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan test. Data dianalisis secara deskriptif dengan paired sample T test. Hasil penelitian menunjukkan: (1) aspek isi yang dikembangkan sudah sesuai, (2) aspek media isi sangat baik dengan persentase 94,64%, (3) aspek media komputer pada kategori baik dengan persentase 82,50%, (4) aspek desain pembelajaran sangat baik dengan persentase 94,11%, (5) respon siswa sangat baik dengan persentase 98,13%, (6) respon kelompok kecil sangat baik dengan persentase 93%, (7) respons guru sangat baik dengan persentase 100%, (8) respon siswa untuk uji lapangan sangat baik dengan persentase sebesar 93,11%. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk membandingkan prestasi belajar sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif berbasis proyek memberikan hasil Thitung= 0,001 (< α= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan media sangat signifikan. Hasil hitung gain score adalah 0,84, menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif berbasis proyek dalam pelajaran Jaringan Dasar sangat efektif terhadap tingkat penguasaan pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural pada pelajaran kejuruan jaringan dasar.Kata Kunci : pengembangan, multimedia interaktif, pembelajaran berbasis proyek The aim of this research is to develop a project based interactive multimedia. This media was developed using Borg and Gall's model. Subjects exercised by a subject matter content expert, a content media expert, a computer media expert, an instructional design expert, teachers and students. Data was collected by questionnaire and test. Data was analyzed descriptively by paired sample t test. The results showed: (1) the content aspect is appropriate, (2) the media content aspect is very good (94.64%), (3) aspects of the computer media aspect is good (82.50%), (4 ) the instructional design aspect is very good (94.11%), (5) individual student response is very good (98.13%), (6) a small group responses is very good (93%), (7) response of teachers is very good (100%), (8) the response of students is very good (93.11%). The t-test to compare the learning achievement before and after the use of Project based interactive multimedia shows t = 0.001 (< 0.05). The gain score is 0,84, shows that the use of project based interactive multimedia on Basic Networking lessons gives positive and significant effect on the level of mastery of factual knowledge, concepts, and procedural learning of vocational basic network