79 research outputs found

    Kesadaran budaya tentang ruang pada masyarakat di daerah istimewa yogyakarta suatu studi mengenai proses adaptasi

    Get PDF
    Buku ini membahas kesadaran budaya tentang ruang pada masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta, suatu studi mengenai proses adaptasi masyarakat

    Residual Toxicity Of Bacillus Thuringiensis H-14 (Vcrc B17) In Some Types Of Breeding Places Of Aedes Aegypti

    Full text link
    Bacillus thuringiensis H-14, adalah agensia mikrobial yang sangat spesifik terhadap serangga sasaran, aman terhadap golongan mamalia, dan tidak mencemari lingkungan, sehingga dapat dikembangkan sebagai agensia untuk pengendalian vektor, khususnya vektor demam berdarah dengue di Indonesia. Toksisitas residual B. thuringiensis H-14 (VCRC B17) terhadap larva instar III Aedes aegypti pada beberapa tipe tempat penampung air telah dievaluasi di dalam laboratorium. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa angka kematian larva uji lebih dari 80% oleh pengaruh B. thuringiensis H-14 (VCRC B17) pada konsentrasi antara 1 sampai 25 mg/l di dalam tipe tempat penampung air dari semen, tanah liat, dan plastik masing-masing adalah 16 sampai 60 hari, 18 sampai 36 hari, dan 12 sampai 42 hari

    Rancang Bangun Sistem Pengenalan Wajah Dengan Metode Principal Component Analysis

    Full text link
    Wajah merupakan salah satu ukuran fisiologis yang paling mudah dan sering digunakan untuk membedakan identitas individu yang satu dengan yang lainnya. Proses pengenalan wajah ini menggunakan informasi mentah dari pixel citra yang dihasilkan melalui camera yang kemudian direpresentasikan dalam metode Principal Components Analysis. Adapun cara kerja metode Principal Components Analysis adalah dengan menghitung dari rata-rata flatvector pixel dari gambar-gambar yang sudah disimpan dalam suatu database, dari rata-rata flatvector tersebut akan didapatkan nila eigenface masing-masing gambar dan kemudian akan dicari nilai eigenface terdekat dari gambar citra wajah yang ingin dikenali. Hasil pengujian menunjukkan tingkat keberhasilan pengenalan wajah secara keseluruhan sebesar 82,27% dengan data wajah sebanyak 130 gambar

    Studi Pemanfaatan Bangunan Pantai sebagai Proteksi Jalan Tol Semarang – Demak

    Full text link
    Jalan Nasional Semarang – Demak merupakan jalan nasional di bagian utara Pulau Jawa yang menghubungkan antara Kota Semarang dengan Kabupaten Demak. Pertumbuhan arus lalu lintas yang pesat menimbulkan kepadatan di Jalan Nasional Semarang – Demak, sehingga pemerintah memberikan respon dengan adanya perencanaan Jalan Tol Semarang – Demak. Jalan Tol Semarang – Demak tersebut direncanakan melewati garis Pantai Morosari, Kabupaten Demak. Garis Pantai Morosari sangat terpengaruh oleh aspek hidrodinamika kelautan seperti abrasi, erosi, dan sedimentasi. Karena permasalahan tersebut, perlu adanya bangunan perlindungan pantai yang berguna melindungi garis Pantai Morosari serta dapat melindungi trase rencana Jalan Tol Semarang – Demak nantinya. Perencanaan bangunan pantai pelindung jalan tol Semarang – Demak ini mempertimbangkan gejala – gejala kelautan akibat gelombang laut dan pasang surut air laut. Data yang digunakan adalah data angin dari Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang pada jangka waktu Januari 2007 sampai Mei 2017; data pasang surut dari Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang pada tanggal 11 Mei 2017 – 25 Mei 2017; data tanah dari Laboratorium Mekanika Tanah, Fakultas Teknik, Departemen Teknik Sipil, Universitas Diponegoro; dan peta batimetri dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah. Metode analisis yang digunakan adalah metode Admiralty untuk menghitung elevasi pasang surut air laut; metode SMB untuk menghitung kedalaman dan ketinggian gelombang di perairan dalam dan perairan dangkal; program GENESIS untuk memprediksi Perubahan garis pantai; dan program PLAXIS untuk mengetahui daya dukung tanah dan penurunan tanah; serta dilakukan pemilihan dan perencanaan bangunan pelindung pantai untuk proteksi jalan tol Semarang – Demak. Berdasarkan hasil analisis tugas akhir ini, didapatkan elevasi pasang surut adalah HHWL = +154,07 cm, MHWL = +122,49 cm, MSL = +83,46 cm, MLWL = +44,42 cm, dan LLWL = +12,85 cm; jenis pasang surut adalah campuran condong ke harian ganda; kedalaman gelombang pecah sebesar 2,12 m dengan ketinggian gelombang pecah 1,7 m; didapatkan jenis bangunan pelindung terpilih adalah kombinasi antara offshore submerged breakwater dan revetment; ketinggian gelombang di area bangunan offshore submerged breakwater adalah 1,864 m; ketinggian gelombang di area bangunan revetment adalah 0,49 m; offshore submerged breakwater direncanakan 4 (empat) buah pada kedalaman – 3,5 m dengan dimensi panjang 400 m; lebar 19,35 m; tinggi 3,1 m; dengan jarak antar breakwater 150 m; revetment sepanjang garis pantai yang terdapat trase jalan tol sebesar 2300 m pada kedalaman – 0,5 m dengan dimensi panjang 2300 m; lebar 9 m; dan tinggi 2,4 m. Terjadi penurunan sebesar 5,371 cm pada bangunan breakwater dan sebesar 5,008 cm pada bangunan revetment dengan menggunakan bantuan program PLAXIS
    • …
    corecore