6 research outputs found

    IBN ‘ARABĪ DAN DOKTRIN WAHDAT AL-WUJŪD

    Get PDF
    Di antara para tokoh-tokoh sufi yang tersohor, yakni tokoh sufi yang bernama Ibn ‘Arabī, dalam jajaran tokoh sufi, nama Ibn ‘Arabī selalu disebut-sebut sebagai tokoh kontroversial. Popularitas Ibnu ‘Arabī sebagai sosok sufi ini karena pandangannya yang sama sekali berbeda dengan kebanyakan tokoh agama sezamannya, apalagi kalau dibandingkan dengan pandangan ahli syariat. Doktrinnya tentang wahdat al-wujūd oleh sebagian orang juga dianggap sebagai panteistik bahkan dianggap kafir dan sesat. Ada dugaan kuat bahwa pemikiran dan perenungan wahdat al-wujūd Ibn ‘Arabī ini dipengaruhi oleh mistik India dalam doktrin “Brahmana” dan teori emanasi Plotinus yang panteistik. Juga ada yang menyebutnya bersumber dari paham stoisme, filonisme, neoplatonisme, Ismailiyyat dan meditasi-meditasi gnostik al-Hallāj. Tetapi, sejauhmana ide-ide itu begitu berpengaruh terhadap diri Ibn ‘Arabī ataukah ia memiliki formulasi sendiri inilah yang perlu kita lihat. Tulisan ini bermaksud membahas  doktrin wahdat al-wujūd Ibnu ‘Arabī  itu. Kata Kunci: Ibnu ‘Arabī, Wahdat al-Wujūd, Suf

    MEMAKNAI KEMBALI QIRAAT AL-QUR’AN

    Get PDF
    Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang merupakan salah satu sumber hukum Islam yang pertama. Sejak awal sampai akhir turunnya, seluruh ayatnya ditulis dan didokumentasikan oleh para juru tulis wahyu yang ditunjuk oleh Nabi. Namun satu hal yang unik bahwa al-Qur’ān  pada masa itu belum dibukukan dalam satu mushaf. Ide pembukuan ini baru muncul pada masa Khalifah Abu Bakar atas saran dan usul dari ‘Umar bin Khattab. Proses pembukuan tersebut berlanjut sampai pada masa Khalifah ‘Us|man yang kemudian pada waktu terjadi saling menyalahkan antara kaum muslimin tentang cara membaca (qirā’āt) al-Qur’ān , bahkan diantara mereka nyaris saling mengkafirkan. Situasi yang demikian itu sangat mencemaskan Khalifah ‘Usman. Iapun segera mengundang sahabat, baik dari golongan Ansar maupun Muhajirin untuk mengatasi masalah yang serius tersebut. Akhirnya mereka sepakat untuk menulis kembali mushaf Abu Bakar dan disalin menjadi beberapa mushaf. Kemudian mengirim mushaf-mushaf tersebut ke berbagai daerah untuk dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kaum muslimin. Sementara mushaf-mushaf lain yang berbeda pada saat itu diperintahkan untuk dibakar. Al-Qur’ān  juga tidak terlepas dari aspek qirā’āt, karena pengertian al-Qur’ān  itu sendiri secara bahasa mengandung arti “bacaan” atau “yang dibaca”. Qirā’āt tersebut disampaikan dan diajarkan oleh Nabi kepada para sahabat, sesuai dengan yang beliau terima dari malaikat jibril. Selanjutnya sahabat mengajarkannya pula kepada tābi‘īn dan para tābi‘īn mengajarkan pula kepada tabi’ al-tābi‘īn dan demikian seterusnya dari generasi ke generasi. Namun qirā’āt yang dipelajari ummat muslim sejak zaman Nabi hingga sekarang memiliki qirā’āt yang berbeda-beda. Masalah ini kemudian menjadi penting untuk dianalisa kembali untuk menghindari perselisihan antara ummat muslim serta dapat menjadi pengetahuan bagi kita. Kata Kunci: Al-Qur’an, Qiraa

    KAJIAN PENDIDIKAN TASAUF; MEMBANGUN KARYA MELALUI TADZKIYAT AN-NAFS

    Get PDF
    Alquran adalah kalam Allah SWT. yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. sebagai Mu’jizat yang Agung. Alquran menyentuh dan menyapa alam raya dan mengajaknya ke jalan kebenaran absolut. Di dalamnya terhimpun, petunjuk, penjelas, penawar bagi jiwa yang sedang resah, dan sebagai penyempurna dari kitab-kitab samawi yang diturunkan sebelumnya. Dengan kekuasaan Tuhan Yang Maha Bijak dan Adil, Alquran hadir untuk mengatur kehidupan; manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, alam semesta, dan tidak sesuatu pun yang terlewatkan dalam Alquran. Alquran merupakan sumber pengetahuan yang dijadikan pedoman bagi umat Muhammad SAW. dalam mengarungi kehidupan di dunia menuju alam abadi. Membaca, memahami, dan mengamalkan isi dan kandungan yang ada di dalamnya merupakan bentuk amal ibadah kepada Allah (Sang Pencipta). Alquran mengajarkan kehidupan yang bersifat lahiriyah-bathiniyah, dengan jalan pendekatan-pendekatan “segitiga” (iman-islam-ihsan), dengannya membentuk “segitiga” (tauhid-fiqih-tasawuf) yang bermuara pada “segitiga” (filsafat-etik-mistik). Bila “segitiga” ini dapat terwujud, kita akan menjadi insan kamil (manusia sempurna/ unggul), atau dengan kata lain kita akan menjadi Manusia-manusia Qur’ani

    TELAAH KONSEP NASUT DAN LAHUT AL-HALLAJ

    Get PDF
    Cara hidup mistik merupakan independensi seseorang dalam hal ibadah sebagai bagian dari tehnik meraih rahmat dan ridha Allah terlebih cinta-Nya Yang Maha Suci. Implementasi dan ekspresi tersebut terkadang melampuai pemahaman standar orang kebanyakan, dan acapkali ekspresi tersebut kemudian ditindas, dicap, dan pemiliknya divonis tak layak seperti halnya Al-Hallaj. Ekspresi dari konsepsinya tentang hulul (mengambil tempat dalam peruntungan penyatuannya dengan Tuhan) membawanya pada kematian, karena berbanding terbalik dengan kepahaman umum tentang sifat Tuhan. Baginya Tuhan mempunyai sifat kemanusiaan dan manusia sendiri mempunyai sifat ke-Tuhanan (nasut dan lahut), untuk meraih-Nya manusia mesti melalui jalan kefanaan, yakni memfanakan semua pikiran (tajrid aqli), khayalan, perasaan dan perbuatan hingga tersimpul semata-mata hanya kepada Allah, memfanakan semua kecenderungan dan keinginan jiwa, dan menghilangkan semua kekuatan pikir dan kesadaran

    TAHQIQ DAN TA’LIQ HADITS TA’LIMUL MUTA’ALLIM IMAM AZ-ZARNUJI

    Get PDF
    Kitab Ta’limul Muta’allim karya Imam Az-Zarnuji adalah salah satu kitab rujukan dalam studi Islam.Tidak ada satu Pondok Pesantren di Indonesia kecuali mengenal dan mengkaji kitab tersebut.Di perguruan tinggi Islam, kitab Ta’limul Muta’allim menjadi salah satu bahan kajian, bahkan menjadi mata kuliah tersendiri.Sebagai sebuah rujukan utama, kitab Ta’limul Muta’allim layak untuk dikaji dan dikritisi, termasuk dalam aspek pengutipan dalil terutama hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an.Berbeda dengan Al-Qur’an yang semuanya shahih dan mutawattir, hadits ada yang shahih, hasan, dhaif bahkan maudhu’ (palsu).Dari aspek kuantitas sanadnya, ada hadits yang mutawattir dan ahad dengan semua pembagiannya.Idealnya, hadits yang menjadi rujukan adalah yang maqbulah (bisa diterima), yaitu hadits shahih dan hasan.Sebagian ulama membolehkan beramal dengan hadits dho’if sekedar untuk fadhailul amal (motivasi) dengan beberapa syarat yang mereka sebutkan.Namun sebagian ulama ada yang hanya menyebutkan hadits dalam kitabnya, tanpa banyak memperhatikan status dan derajat haditsnya.Di antaranya adalah Imam Az-Zarnuji dalam kitabnya Ta’limul Muta’allim ini.Dalam kitabnya Ta’limul Muta’allim, Imam Az-Zarnuji menukil sekitar 30 hadits.  Dari jumlah tersebut, 11 hadits di antaranya adalah shahih, namun satu di antaranya ada persyaratannya.Berikutnya 2 hadits berstatus hasan dan 7 hadits adalah dhaif atau lemah.Sisanya yaitu 10 hadits adalah la ashla laha (tidak ada asalnya) karena tidak didapati dalam seluruh kitab hadits yang dirujuk, bahkan sebagiannya bisa dihukum maudhu’ (palsu)

    INOVASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB: Studi Kasus Pembelajaran Bahasa Arab di MI Darul Ulum Ngorok Kopang Lombok Tengah

    Get PDF
    This article intends to give motivation to the teachers especially for Arabic Teachers in MI Darul Ulum Ngorok and the Arabic observers to continue to make innovations on Arabic learning so that Arabic learning for Non Arabic continues to evolve along with the times. Innovation that the author offers is a practical form of innovation that comes from existing theories of learning by Noam Chomsky. This innovation comes from the studies of Arabic learning which the author observed in MI Darul Ulum Ngorok Central Lombok that still need a serious attention. There are many things that must be corrected in Arabic learning both in terms of Objectives, Methods, Media, and Evaluation of Arabic Learning
    corecore