9 research outputs found
Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Resort Pengelolaan Tamannasional Bromo Tengger Semeru Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (Saw)
TNBTS telah menerapkan Resort Base Managememnt, yaitu sebuah sistem pengelolaan taman nasional yang berdasarkan pada pengelolaan resort PTN. Untuk meningkatkan kinerja dari setiap resort PTN perlu adanya suatu penilaian yang dilakukan secara berkala oleh jajaran pengelola TNBTS, namun penilaian yang dilakukan saat ini masih dilakukan secara manual dan menggunakan pandangan individu, sehingga penilaian yang dilakukan tidak dapat terukur dengan baik. Oleh karena itu dibuatlah Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Resort Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) yang diharapkan mampu melakukan penilaian secara terukur dan tepat. Metode SAW meupakan sebuah metode penjumlahan terbobot. Konsep metode SAW memberikan bobot kepada semua kriteria secara langsung kemudian melakukan perangkingan sehingga sangat cocok digunakan di kantor TNBTS. Hasil dari perhitungan SAW berupa perangkingan kinerja resort PTN, dimana rangking terendah akan dilihat oleh jajaran manajemen TNBTS untuk diambil tindakan lebih lanjut sebagai pengembangan resort kedepannya dan untuk rangking tertinggi akan diberikan reward oleh jajaran TNBTS. Berdasarkan uji fungsional, aplikasi ini mampu digunakan untuk menilai kinerja resort PTN, hasil dari sistem ini telah diuji kecocokannya dengan perhitungan petugas TNBTS dengan tingkat kecocokan 75%. Sehingga bisa dikatakan sistem ini telah dirancang dan dapat diimplementasikan
Pengembangan Sistem Pendeteksi Kemiripan Karya pada Inaicta 2013
Indonesia ICT Award (INAICTA) 2013 merupakan ajang lomba karya cipta kreativitas dan inovasi di bidang TIK (Teknologi Informasi dan Komputer) terbesar di Indonesia yang bertujuan untuk terus mendorong berkembangnya produk-produk TIK (Teknologi Informasi dan Komputer) lokal dengan peningkatan kualitas maupun inovasi produk. Semakin tahun, jumlah kontestan yang mengikuti INAICTA semakin bertambah. Hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat kesulitan bagi para juri atau tim penilai untuk mengetahui kemiripan dari inovasi-inovasi para kontestan. Dibutuhkan suatu aplikasi yang dapat membantu dalam pendeteksian kemiripan tiap hasil karya yang diikutsertakan oleh para kontestan. Oleh karena itu dilakukan pengembangan sistem pendeteksi kemiripan karya pada INAICTA 2013 dengan membandingkan penjelasan ringkas karya para kontestan. Dalam pengembangan sistem pendeteksi ini menggunakan Algoritma Term Frequency– Inversed Document Frequency (TF-IDF) untuk proses pembobotan karya. Dengan TF-IDF sistem akan menghitung berdasarkan term pada setiap karya. Sedangkan untuk melihat tingkat kedekatan atau kesamaan (similarity) karya, sistem ini menggunakan Algortitma Vector Space Model (VSM). Dengan VSM data karya dipandang sebagai sebuah vektor yang memiliki magnitude (jarak) dan direction (arah). Sehingga sistem pendeteksi kemiripan karya pada INAICTA 2013 ini akan menghasilkan urutan tingkat kemiripan karya INAICTA 2013
Rancang Bangun Sistem Manajemen Proyek dan Kolaborasi Tim Developer
Mobilitas yang tinggi dan kurangnya kolaborasi antar anggota tim pengembang perangkat lunak mempengaruhi tingginya persentase kegagalan pengerjaan proyek. Komunikasi yang intensif merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pada kolaborasi tim pengembangan perangkat lunak karena tanpa komunikasi yang intensif sering timbul kesalahan pada pengerjaan tugas yang telah ditetapkan oleh manajer proyek dan pengerjaan tidak sesuai rencana. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dibuatlah sistem manajemen proyek dan kolaborasi tim developer yang diintegrasikan dengan chat. Sistem tersebut memudahkah manajer proyek untuk mengelola proyek, mengatur penjadwalan proyek, mengatur tim yang terkait pengerjaan proyek, mengatur pembagian tugas pengerjaan proyek, mendokumentasikan aktifitas anggota tim, menganalisa aktifitas yang dicapai tiap anggota tim sepanjang hari selama pengerjaan proyek berlangsung. Sistem dibuat berbasis web, menggunakan teknologi WebSocket, bahasa pemrograman NodeJS dan basisdata MongoDB. Hasil akhir sistem berupa aplikasi web sistem manajemen proyek yang telah diintegrasikan dengan sistem chat. Berdasarkan hasil ujicoba yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem ini membantu pengelolaan proyek dan memudahkan komunikasi yang intensif dalam berkolaborasi antar tim, sehingga proyek yang dikerjakan maupun tugas yang diberikan kepada anggota tim dapat diselesaikan tepat waktu, hasil produk yang dikerjakan sesuai dengan yang diharapkan dan waktu pengerjaan proyek lebih efisien tanpa mengganggu kolaborasi tim saat pengerjaan proyek
Sistem Pengenalan Wajah Untuk Keamanan Folder Menggunakan Metode Triangle Face
Keamanan ruangan atau folder yang baik memiliki sistem penguncian yang baik yaitu memiliki kemungkinannya kecil terjadi pembobolan sehingga perlu ditambahakan sistem keamanan yang sulit untuk dimanipulasi oleh orang tertentu. Sistem keamanan yang digunakan pada sistem ini menggunakan teknologi biometrika pengenalan wajah yaitu dengan menggunakan ciri – ciri fisik manusia yang memiliki karakteristik yang berbeda – beda yang selalu melekat pada manusia.Dalam aplikasinya, pengenalan wajah dilakukan dengan menggunakan sebuah kamera atau webcam untuk menangkap wajah seseorang yang kemudian akan dibandingkan dengan wajah yang sebelumnya telah disimpan di dalam database tertentu. Dalam penelitian ini, sistem dirancang dengan deteksi wajah menggunakan metode Triangle Face. Identifikasi wajah dilakukan dengan mendeteksi fitur – fitur pada wajah seperti jarak antar mata, jarak mata kanan ke hidung, jarak mata kiri ke hidung, jarak mata kanan ke mulut dan jarak mata kiri ke mulut yang akan membentuk segitiga serta ukuran lebar dan tinggi wajah. Dari perancangan sistem yang telah dijelaskan diatas didapatkan hasil bahwa sistem pengenalan wajah menggunakan metode Triangle Face ini memiliki keakuratan yang baik yaitu 82,6%, sehingga dapat dikatakan sistem ini cukup aman untuk diaplikasikan dalam pengaksesan ruang folder komputer
Analisis Respon Emosi Marah Wanita Jawa dengan Algoritma K-Means Clustering
Dalam budaya jawa, wanita jawa memiliki ciri khas dalam sikap dan tingkah lakunya yang berbeda dengan suku lainnya. Kebanyakan wanita jawa diketahui memiliki semacam ‘kode etik' yang memaksa mereka untuk tidak menunjukkan kemarahannya didepan umum. Mereka seolah dapat menerima segala situasi dan terkenal paling lihai dalam menyembunyikan kemarahan. Oleh karena itu banyak yang tidak mengetahui kapan dan bagaimana wanita jawa tersebut marah. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui aspek apa saja yang menjadi pemicu wanita jawa tersebut marah berdasarkan kelompok tingkat kemarahan. Pengelompokkan tingkat kemarahan menggunakan clustering akan dibagi menjadi 3. Pendukung sistem yang dibuat adalah data yang yang diperoleh dari kuisioner yang disebarkan kepada responden dari beberapa daerah yaitu Blitar (27 orang), Sidoarjo (29 orang), Pasuruan (16 orang), Situbondo (21 orang) dan Gresik (14 orang) yang kemudian dikelompokkan menggunakan metode K-Means Clustering. Tingkat keakurasian yang didapatkan pada sisitem ini adalah 96.6%. Dari hasil uji keakurasian yang menghasilkan 3 cluster tersebut didapatkan presentase, cluster 1 sebesar 100%, cluster2 sebesar 100% dan cluster 3 sebesar 90%
Klasifikasi Jenis Kelamin pada Citra Wajah Menggunakan Metode Naive Bayes
Saat ini perkembangan teknologi yang berkaitan dengan pengenalan wajah banyak dimanfaatkan pada aplikasi pengenalan data biologis (biometrics) seperti pengenalan jenis kelamin. Penerapan aplikasi yang memerlukan pengenalan jenis kelamin adalah proses segmentasi pasar untuk mengetahui trend demografis dari produk yang dipasarkan berdasarkan jenis kelamin. Selain itu, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk pembatasan akses suatu ruangan. Klasifikasi jenis kelamin pada citra wajah menggunakan metode Naive Bayes dapat digunakan untuk membedakan wajah wanita dan wajah pria berdasarkan fitur. Pembuatan data training berupa citra wajah dengan total 61 data dengan rincian 25 perempuan dan 36 laki-laki. Penggunaan fitur yang diperoleh dari deteksi mata, hidung dan mulut diekstraksi dengan metode Principal Component Analysis yang selanjutnya akan dilakukan proses klasifikasi jenis kelamin dengan metode Naive Bayes yang menghasilkan akurasi kecocokan sebesar 80%