21 research outputs found
Korelasi Lactate Dehydrogenase dengan Rasio PaO2/FiO2 pada Pasien dengan COVID-19 di Intensive Care Unit
AbstrakLatar Belakang: Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS COV-2) menyebabkan COVID-19 dengan manifestasi klinis bervariasi, terutama menyebabkan kerusakan parenkim paru. Kerusakan parenkim paru menyebabkan peningkatan kadar enzim lactate dehydrogenase (LDH) dan manifestasi berat akan menimbulkan acute respiratory distress syndrome (ARDS). Derajat keparahan gagal nafas dinilai dengan rasio PaO2/FiO2. Tujuan: menganalisis korelasi LDH dan rasio PaO2/FiO2 pada COVID-19. Metode: Penelitian analitik potong lintang terhadap 52 orang pasien COVID-19 di intensive care unit (ICU). LDH diukur dengan alat clinical chemistry analyzer dan rasio PaO2/FiO2 dengan blood gas analyzer. Uji korelasi Pearson bermakna apabila p<0,05. Hasil Subjek penelitian sejumlah 52 orang, 27(51,9%) laki-laki dan 25(48,1%) perempuan dengan rerata usia 56(12,796) tahun. Manifestasi klinis ditemukan ARDS ringan (13,50%), sedang (42,30%), berat (44,20%). Rerata LDH adalah 459,33(203,95) U/L dan rerata rasio PaO2/FiO2 adalah 121,67(58,72) mmHg. Uji korelasi Pearson menunjukkan r=-0,43 dan p=0,002. Pembahasan: Rerata kadar LDH serum meningkat pada penelitian ini. Kadar LDH dan rasio PaO2/FiO2 pasien COVID-19 di ICU menunjukan korelasi sedang dan bermakna. Simpulan: Hasil penelitian terdapat korelasi LDH dengan rasio PaO2/FiO2 pasien COVID-19. Pemeriksaan LDH digunakan sebagai parameter untuk menilai kerusakan jaringan parenkim paru pasien COVID-19. Kata kunci: COVID-19; SARS-CoV-2;ARDS, LDH; Rasio PaO2/FiO
Korelasi feritin serum dengan rasio PaO2/FiO2 pada pasien COVID-19 derajat kritis
AbstrakLatar Belakang: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan menyebabkan badai sitokin yang menstimulasi hepatosit, sel Kuppfer, dan makrofag untuk mensekresi feritin. Badai sitokin akan menyebabkan kerusakan sel paru yang menimbulkan acute respiratory distress syndrome (ARDS). Rasio PaO2/FiO2 digunakan untuk menentukan berat ARDS.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui korelasi feritin dengan rasio PaO2/FiO2 pada pasien COVID-19 terkonfirmasi dengan derajat kritis. Metode: Penelitian analitik potong lintang. Pemeriksaan feritin dilakukan dengan metode ELFA dan rasio PaO2/FiO2 dihitung otomatis dengan blood gas analyzer. Data dianalisis dengan metode statistik uji korelasi Pearson, dinyatakan bermakna jika didapatkan nilai p <0,05. Hasil: Sampel terdiri dari 85 orang yaitu 46 laki-laki dan 39 perempuan. Rerata usia subjek 55,8(13,7) tahun. Rerata kadar feritin 895,06(516,048) ng/ml. Median dari rasio PaO2/FiO2=91,50 mmHg, rentang 42-296 mmHg. Hasil uji korelasi Pearson didapatkan korelasi kadar feritin dan log rasio PaO2/FiO2 pada pasien COVID-19 derajat kritis r=-0,076, p=0,487. Pembahasan: Rerata kadar feritin meningkat pada penelitian ini. Korelasi kadar feritin dengan rasio PaO2/FiO2 pada pasien COVID-19 derajat kritis menunjukan hasil tidak bermakna dengan korelasi sangat lemah. Simpulan: Tidak terdapat korelasi antara kadar ferritin dan rasio PaO2/FiO2 pada pasien COVID-19 derajat kritis.Kata kunci: COVID-19, ferritin, rasio PaO2/FiO
Artritis Septik
Artritis septik (dikenal juga dengan artritis piogenik atau artritis supurativa) merupakan kondisi emergensi akibat infeksi oleh bakteri pada sendi sehingga mengakibatkan terbentuknya pus pada rongga sendi bersangkutan. Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan insiden terjadinya artritis septik. Diagnosis dan tatalaksana dini penting dilakukan dalam kondisi ini untuk mencegah kerusakan sendi. Kami melaporkan sebuah kasus artritis septik pada laki-laki dewasa dengan DM tipe II, dislipidemia, dan tromboemboli vena. Seorang laki-laki 37 tahun dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil dengan keluhan lutut kanan nyeri, bengkak, kemerahan, dan kaku dengan riwayat DM tipe II tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan tanda inflamasi pada lutut kanan disertai keterbatasan ROM. Punksi dan analisis cairan sendi dilakukan untuk memastikan diagnosis yang diderita pasien tersebut. Dilakukan penatalaksanaan dengan memberikan, steroid, gabapentin, ditambahkan ketorolak serta antibiotik spektrum luas. Penyakit sekunder yang menyertainya juga ditatalaksana sebagaimana mestinya.
Analisis Jumlah Trombosit Pada Pasien Terinfeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2)
Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui jumlah trombosit pada pasien terinfeksi SARS-CoV-2. Metode: Penelitian deskriptif cross sectional terhadap 123 pasien terinfeksi SARS-CoV-2 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dilakukan mulai bulan Juli-September 2020 di Laboratorium Sentral RSUP Dr M Djamil Padang. Pemeriksaan jumlah trombosit dilakukan dengan alat hematologi otomatis metode Hydrodynamic Focusing DC Detection. Pemeriksaan trombosit dilakukan saat awal rawatan. Data jumlah trombosit disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil: Sampel penelitian perempuan (58,5%) lebih banyak daripada laki-laki (41,5%), rerata umur 47,8(15,6) tahun. Rentang umur pasien yaitu 21-82 tahun. Kelompok umur 30-39 dan 50-59 terbanyak yang terinfeksi SARS-CoV-2. Rerata jumlah trombosit 295.154(108.783) /mm3. Trombositopenia ditemukan pada 6 pasien (4,9%), trombositosis pada 17 pasien (13,8%) dan jumlah trombosit normal pada 100 pasien (81,3%). Jumlah kematian dengan trombositopenia sebanyak 1 pasien (16,7%). Jumlah kematian dengan trombosit normal sebanyak 13 pasien (13%). Jumlah kematian dengan trombositosis sebanyak 4 pasien (23,5%). Simpulan: Jumlah trombosit pasien terinfeksi SARS-CoV-2 memperlihatkan trombositopenia 4,9% dan trombositosis 13,8%.Kata kunci: COVID-19 ; SARS-CoV-2 ; trombosit
Limfopenia dan Rasio Neutrofil-Limfosit pada Infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) infection can cause cytokine storm characterized by the excessive release of pro-inflammatory cytokines, leading to lymphopenia and neutrophilia. Lymphopenia and high Neutrophil-Lymphocyte Ratio (NLR) on admission were associated with the severity of the disease. Objectives: To found out lymphopenia and high NLR in SARS-CoV-2 infection. Methods: This was a cross-sectional descriptive study on all patients infected with SARS-CoV-2 who met the inclusion and exclusion criteria at Dr. M. Djamil Hospital Padang from March until August 2020. Lymphocyte count and neutrophil count on admission were examined by flowcytometry method and NLR was calculated. Lymphopenia is a lymphocyte count of <1.5x103/mm3 and high NLR is ≥ 3.13. Results: The study samples were 123 patients, with 58.5% women. The mean age was 47.80 (15.59) years. Lymphopenia was present in 39% of patients with mean lymphocyte count was 1.84 (0.83) x103/mm3. High NLR was present in 48% of patients with a mean NLR was 5.06 (4.87). Conclusion: Lymphopenia was present in 39% of patients infected with SARS-CoV-2 and high NLR was present in 48% of patients infected with SARS-CoV-2.Keywords: lymphopenia, neutrophil-lymphocyte ratio, SARS-CoV-
Analysis of Reticulocyte Hemoglobin Equivalent Levels in Patients with Chronic Kidney Disease Stage IV and V
Reticulocyte hemoglobin equivalent (RET-He) represents hemoglobin content in reticulocyte. Reticulocyte hemoglobin equivalent test can be used to asses iron status of chronic kidney disease (CKD). Iron deficiency happens in 40% CKD and could lead to anemia manifestation. Level of RET-He gives real-time assesment of iron availability for hemoglobin production and the level will getting lower when iron storage for erythropoiesis decreasing. Reticulocyte hemoglobin equivalent is more stabil than feritin and transferin saturation in assessing iron status. Aim of this study is to determine RET-He level in patients with CKD stage IV and V. This study is a cross sectional descripstive study. Subjects were 96 CKD stage IV and V patients that met inclusion and exclusion criterias. Subjects conducted blood tests at Central Laboratory Installation Dr. M. Djamil Hospital Padang from July to September 2020. Examination of RET-He level was analyzed by Sysmex XN-1000 flowcytometry fluorescense method. Data was presented in frequency distribution table. The RET-He level below cutoff (<29,2 pg) indicates the need for iron suplementation therapy for CKD stage IV and V patients. Samples with RET-He level below cutoff were 48 (50%) and 48 (50%) were above cutoff