17 research outputs found

    Cakupan Suplementasi Kapsul Vitamin A dalam Hubungannya dengan Karakteristik Rumah Tangga dan Akses Pelayanan Kesehatan pada Anak Balita di Indonesia Analisis Data Riskesdas 2010

    Full text link
    Latar belakang: Suplementasi vitamin A dosis tinggi dua kali setahun untuk anak 6–59 bulan di daerah kekurangan vitamin A telah mengurangi kematian Balita sebesar 23%. Kekurangan vitamin A meningkatkan risiko kematian yang terkait dengan penyakit menular karena sistem kekebalan tubuh yang lebih rendah. Program suplementasi vitamin Atelah dilaksanakan di Indonesia dengan berbagai cakupan. Banyak faktor seperti; akses tempat tinggal, karakteristik keluarga, dan keluarga untuk pelayanan kesehatan diharapkan memiliki hubungan dengan tingginya cakupan vitamin A. Tujuan: Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis faktor tempat tinggal, karakteristik keluarga dan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang berperan pada cakupan suplementasi vitamin A pada anak-anak berusia 12–59 bulan. Metode:Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2010, mencakup 16.955 anak usia 12–9 bulan yang menanyakan apakah anak menerima kapsul vitamin A dalam enam bulan terakhir. Analisis regresi logistik multivariat digunakan untukmengetahui risiko menerima kapsul vitamin A berhubungan dengan tempat tinggal, karakteristik keluarga dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Hasil: Cakupan suplementasi vitamin A pada anak sebesar 70,5% dan bervariasi antarprovinsi,lebih tinggi di perkotaan (75,3%) daripada di perdesaan (65,6%). Sebagian besar cakupan suplementasi vitamin A dicapai melalui Posyandu. Analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa risiko anak-anak tidak menerima kapsul vitamin A dosis tinggi dalam enam bulan terakhir secara signifi kan (CI ± 95%) berhubungan dengan anak-anak yang tinggal didaerah pedesaan (AOR = 1,353), kepala rumah tangga adalah perempuan (AOR = 0,799), pendidikan kepala rumah tangga SMP atau kurang (AOR = 1,262), tidak tahu lokasi puskesmas (AOR = 1,260), layanan pribadi dokter (AOR = 1,233),layanan pribadi bidan (AOR = 1,258), posyandu (AOR = 1,267), dan tidak menghadiri kegiatan bulanan posyandu (AOR =1,735). Kesimpulan: Risiko anak-anak tidak menerima kapsul vitamin A dosis tinggi tidak berhubungan dengan status perkawinan, usia, dan pekerjaan kepala rumah tangga

    Cakupan Suplementasi Kapsul Vitamin A dalam Hubungannya dengan Karakteristik Rumah Tangga dan Akses Pelayanan Kesehatan pada Anak Balita di Indonesia Analisis Data Riskesdas 2010

    Full text link
    Latar belakang: Suplementasi vitamin A dosis tinggi dua kali setahun untuk anak 6–59 bulan di daerah kekurangan vitamin A telah mengurangi kematian Balita sebesar 23%. Kekurangan vitamin A meningkatkan risiko kematian yang terkait dengan penyakit menular karena sistem kekebalan tubuh yang lebih rendah. Program suplementasi vitamin Atelah dilaksanakan di Indonesia dengan berbagai cakupan. Banyak faktor seperti; akses tempat tinggal, karakteristik keluarga, dan keluarga untuk pelayanan kesehatan diharapkan memiliki hubungan dengan tingginya cakupan vitamin A. Tujuan: Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis faktor tempat tinggal, karakteristik keluarga dan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang berperan pada cakupan suplementasi vitamin A pada anak-anak berusia 12–59 bulan. Metode:Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2010, mencakup 16.955 anak usia 12–9 bulan yang menanyakan apakah anak menerima kapsul vitamin A dalam enam bulan terakhir. Analisis regresi logistik multivariat digunakan untukmengetahui risiko menerima kapsul vitamin A berhubungan dengan tempat tinggal, karakteristik keluarga dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Hasil: Cakupan suplementasi vitamin A pada anak sebesar 70,5% dan bervariasi antarprovinsi,lebih tinggi di perkotaan (75,3%) daripada di perdesaan (65,6%). Sebagian besar cakupan suplementasi vitamin A dicapai melalui Posyandu. Analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa risiko anak-anak tidak menerima kapsul vitamin A dosis tinggi dalam enam bulan terakhir secara signifi kan (CI ± 95%) berhubungan dengan anak-anak yang tinggal didaerah pedesaan (AOR = 1,353), kepala rumah tangga adalah perempuan (AOR = 0,799), pendidikan kepala rumah tangga SMP atau kurang (AOR = 1,262), tidak tahu lokasi puskesmas (AOR = 1,260), layanan pribadi dokter (AOR = 1,233),layanan pribadi bidan (AOR = 1,258), posyandu (AOR = 1,267), dan tidak menghadiri kegiatan bulanan posyandu (AOR =1,735). Kesimpulan: Risiko anak-anak tidak menerima kapsul vitamin A dosis tinggi tidak berhubungan dengan status perkawinan, usia, dan pekerjaan kepala rumah tangga

    Pengujian Mutu Makanan Formula Olahan Hasil Laut pada Tikus Percobaan

    Full text link
    Kurang energi protein dan kurang multi zat gizi mikro pada anak-anak mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, di samping mudah terkena infeksi penyakit. Indonesia merupakan negara kurang gizi yang kaya akan sumber laut. Berbagai jenis ikan dan rumput laut sudah diketahui mempunyai khasiat kesehatan atau zat bioaktifdi samping sebagai sumber zat gizi bagi pertumbuhan. Makanan formula yang dibuat dari ikan laut dan rumput laut sebagai sumber protein dan zat gizi mikro telah dikembangkan dan disukai citarasanya. Untuk dapat digunakan sebagai makanan anak kurang gizi, formula ini masih perlu diuji mutu keamanannya pada tikus percobaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji mutu keamanan formula sebagai makanan anak kurang gizi. menggunakan tikus percobaan. Tikus sapihan umur 21 hari dari jenis Sprague-Dawley, terdiri dari 2 kelompok dengan berat badan (BB) normal dan 4 kelompok dengan BB kurang (tikus kurang gizi). Data yang dikumpulkan berupa asupan makanan, BB. PB. panjang ekor (PE), berat organ hati dan tampilan mikroskopis sel hati. Hasil menunjukkan bahwa pertumbuhan tikus erat hubungannya dengan asupan zat gizi makro, folacin. Fe, dan Zn (r= 0.38-0.97). Data berat badan dihubungkan dengan rasio antara BB dengan total asupan makanan menunjukkan formula hasil laut berpengaruh positif terhadap pertumbuhan (P<0.05), terutama formula jagung-ikan hiu, pisang oli- ikan kwee dan ubi mera-ikan tuna. Organ hati hampir sama berat, kecuali kelompok dengan formula beras-ikan pari mempunyai hati yang teringan, tapi dalam angka perbandingan BB terhadap berat organ hati, semua kelompok sama. Berdasarkan tampilan mikroskopis, semua kelompok tidak mempunyai kelainan spesifik setelah mengonsumsi makanan formula olahan hasil laut. Hal ini menandakan bahwa formula aman dikonsumsi tikus kurang gizi sekalipun

    Cakupan Suplementasi Kapsul Vitamin a Pada Ibu Masa Nifas Dan Faktor-faktor Yang Memengaruhi Di Indonesia Analisis Data Riskesdas 2010

    Full text link
    Background: Vitamin A supplementation program for postparum mothers has been implemented in lndonesia since 1996. The objective is to improve vitamin A status of postpartum mother and newborn through improvement of vitamin A status in breastmilk. However, Riskesdas 2010, across-sectional nationwide health study, reveals that the coverage is lower than in children underfives. In order to improve the coverage, there is a need to analyze factors associated with high or low coverage. The objective of this paper is to assess vitamin A coverage for postpartum mothers and factors of household, mother, access to health services that favour or limit the coverage. Methods: Riskesdas 2010 collected information on whether 19,000 samples mother 10-59 years having living children underfives received vitamin A capsules during postpartum period of the last child. A multivariate logistic regression was used to measure odd ratio. Vitamin A supplementation coverage among mother (in pospartum period) was 56.1%, varies 35-70% among provinces, higher in urban (61.4%) than in rural areas (50.8%). Gdd ratios of mothers who didn\u27t receive capsule are significantlyassociated with not having neonatal care (AGR = 2,334, 95% CI 2,156-2,530), not receiving iron tablet during pregnancy (AGR = 2,076,95% CI 1,874-2,298), ANC 3 times or less (AGR = 1.252,95% CI 1,095-1,431), without ANC (AGR = 1,355, 95% CI 1,217-1,510), not receiving TT immunization (AGR = 1,245, 95% CI 1, 156-1,341). The coverage is also significantly associated with not attending Posyandu, low education, did not know Polindes with AGR slightly above 1, but not associated with age and marital status. Results: The analysis shows that factors significantly associated with the coverage are mostly assessibility of health care of mothers during pregnancy and delivery High coverage of vitamin A supplementation should be improved by increasing access of women during pregnancy and delivery in community and health education on importance of vitamin A supplementation

    Pengaruh Realimentasi Terhadap Perkembangan Berat Badan Dan Morfologi Usus Halus Pada Tikus Malnutrisi

    Full text link
    Introduction: Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) cause the weight of baby body born to lower, as a result can cause the malnutrition. The most common etiology of failure to thrive in infants due to gastrointestinal origin, particularly nutrient maldigestion , malabsorbtion and chronic diarrhea. Malnutrition can be overcome with the gift of square meal and well-balanced by energy required to pursue the growth. Objectives: Learning growth response of body weight, morphology of intestinal parameters and activities of disaccharidases enzyme. by using rats as animal model. Methods: This Research is experimental. Malnutrition rats were made with the restriction diet of equal to 50 percent since gestation period, lactation and 3 week after delivering birth. Realimentation were conducted during 8 week, with the food gift ad libitum and use the control. Parameters perceived is ; body weight, morphology and morphometry of small intestine, serum of albumin and enzyme activities in disaccharidase. Results: The body weight of rats in realimentation group was higher than malnutrition group, but lower than control group. The morphology and morfometri of small intestine showed the increase have a meaning , and so do serum of albumin and activities of disaccharidases enzym. Conclusions: Realimentation at malnutrition rats can improve the body weight, morfology and morphometry of small intestine, and also enzyme activities in disaccharidases. [Penel Gizi Makan 2005,28(2): 72-78

    Pengaruh Pemberian Vitamin a Takaran Tinggi Pada Tikus Hamil Muda Terhadap Anak Yang Dilahirkan

    Full text link
    Salah satu USAha jangka pendek dan dianggap paling efektif, dapat memberikan hasil nyata dalam waktu singkat untuk penanggulangan kekurangan vitamin A adalah pemberian vitamin A takaran tinggi. Pengunaan vitamin A yang berlebihan pada ibu hamil dapat menimbulkan efek negatif yang tidak diinginkan terhadap janin. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kebenaran dugaan tersebut diatas, dengan melihat kelainan anatomis dari anak yang dilahirkan, status vitamin A anak dan perkembangan pertumbuhan berat badan anak akibat pemberian vitamin A takaran tinggi pada ibu hamil muda dengan menggunakan tikus percobaan sebagai model. Perlakuan yang diberikan pada induk tikus hamil adalah pemberian vitamin A dengan takaran per kilogram berat badan setara dengan pemberian vitamin A pada ibu menyusui yaitu; 0 SI, 200.000 SI, 400.000 SI, 1 juta SI dan 2 juta SI dengan satu kali pemberian pada hari pertama setelah dikawinkan, serta 2 juta SI dengan 4 kali pemberian pada hari ke 1, 3, 5 dan 7 sesudah dikawinkan. Masing-masing perlakuan dengan lima ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pengamatan secara visual tidak didapatkan adanya kelainan anatomis pada anak tikus yang dilahirkan, sehingga dapat dinyatakan bahwa sampai dengan takaran 2 juta SI vitamin A belum dapat menimbulkan kelainan anatomis pada anak tikus yang dilahirkan. Perkembangan berat badan dan status vitamin A anak tikus berbeda sangat nyata dengan kelompok kontrol, perkembangan berat badan dan status vitamin A anak tikus menunjukkan nilai tertingi pada takaran pemberian vitamin A satu Juta SI. Diduga pengaruh penelitian hypervitaminosis A mulai terjadi pada pemberian vitamin A setara dengan 2 juta SI, ditandai dengan penurunan berat badan dan status vitamin A anak

    Komponen Aktif Dalam Tempe Untuk Pencegahan Diare

    Full text link
    Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa tempe mempunyai khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan yaitu kemampuan menegah terjadinya kenaikan kadar kolesterol darah dan diare akibat infeksi bakteri enteropatogenik Eserichia coli (E.coli). Komponen atau zak aktif dalam tempe yang berperan pada pencegahan diare belum diketahui. Komponen tersebut dapat ditentukan melalui dua tahap penelitian yaitu pertama menguji jenis ekstrak tempe yang mampu mencegah diare, dan kedua menentukan komponen atau senyawa yang terkandung dalam ekstrak tersebut. Penelitian ini bertujuan menentukan jenis ekstrak tempe yang mampu mencegah/menghambat terjadinya diare akibat infeksi bakteri enteropatogenik E.coli. Penelitia dialkukan secara biologi menggunakan kelinci sebagai hewan percobaan. kelinci sapihan yang sehat dibagi menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok disampinng ransum basal diberi ekstrak tempe dengan pelarut etanol atau pelarut etanol-hexan (1:1) atau pelarut hexan, satu kelompok diberi residu dan satu kelompok lagi hanya diberi ransum basal (kelompok kontrol). Setelah 30 hari pemberian ransum, kelinci diinfeksi dengan E.coli. Pengamatan dilakukan terhadap kenaikan berat badan, kejadian diare, jangka waktu diare, reaksi imun, patologi-anatomi dan histopatologi saluran pencernaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen dalam tempe yang berpengaruh terhadap pertumbuhan terdapat di dalam residu. Komponen yang berpengaruh mengurangi resiko diare terdapat di dalam ekstrak etanol. Komponen yang menghambat kejadian diare terdapat di dalam residu dan ekstrak etanol. Komponen yang bersifat sebagai antigen yang dapat menimbulkan reaksi imunitas terhadap bakteri E.coli terdapat di dalam ekstrak hexan

    Efek Pemberian Beta Karotena Takaran Tinggi Terhadap Status Vitamin a Anak Balita

    Full text link
    EFEK PEMBERIAN BETA KAROTENA TAKARAN TINGGI TERHADAP STATUS VITAMIN A ANAK BALIT

    Pengaruh Tapioka Termodifikasi Ekstrak Teh Hijau terhadap Glukosa Darah dan Histologi Pankreas Tikus Diabetes

    Full text link
    Diabetes had become national and global health problem. The management of diabetes beside using medicine and physical activity, controlling the daily diet also considered. Food having low digestibility and slow release were good for diabetes. The modification of cassava starch by green tea extract was expected to have low digestibility and slow release, so it could be an alternative food for diabetic person. The aim of this study was to obtain the hypoglicemic effect of tapioca (Manihot utilissima) starch modified with greentea extracts fed to diabetic rats.The sample of this research were 24 male Sprague Dawley rats, aged 2 months (weight 175-250 g). Rats were induced by streptozotocin to become diabetes. Ration containing of tapioka starch modified with 4 percent green tea extract were fed to diabetic Sprague Dawley rats for 35 days. After 35 days of experiment, the blood glucose level and pancreatic Langerhans islets were assayed. The result showed that the tapioca starch modified with 4 percent green tea extract diets could lower blood sugar levels andincrease the population of beta cell sofpancreaticislets in diabetes rats (p<0.05)
    corecore