18 research outputs found

    Pengaruh Perendaman Larutan KOH Dan NaOH Terhadap Kualitas Alginat Rumput Laut Sargassum Polycycstum C.A. Agardh

    Full text link
    Sargassum polycystum seaweed is a type of brown algae that contains alginate. Alginate from S. polycystum did not optimally and alginate has an importnat role from a variety of industries. Alginate ekstraction obtained by submersion wes using NaOH and KOH solvent, then continued using Na2CO3 solvent. The purpose of this research was to determine the effect of immersion with KOH and NaOH with concentration 0,3%, 0,5% and 0,7% solution to the quality alginate from brown seaweed S. polycystum. Experimental design used was Rancangan Acak Lengkap (RAL). The results showed that aging of the KOH solution has a lower water content and higher viscosity than NaOH solution. The concentration of the solution used also affects the yield, moisture content, ash content and viscosity alginate S. polycystum. The higher concentration of the solution then the yield, moisture content and lower ash content, while viscosity alginate increased. The best results obtained in the treatment with a solution of KOH concentration of 0.7%

    Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap Kualitas Natrium Alginat Rumput Laut Sargassum SP.

    Full text link
    Sargassum sp. are the living marine resource that are potential as alginate resources. Sodium alginate is used in the food industry, and non food industry, such as for a coagulant, suspending, stabilizers, film formers, gel formation, and emulsifier. The objective of research was to know the effect of temperature exstraction toward quality of alginate, such as rendement, moisture, ashes content, and viscosity of Sargassum sp. Sampling of Sargassum sp. was done in Krakal Beach Gunung Kidul, Yogyakarta. The research method used experimental method and was design completaly Randomized Design (CRD). Samples were extracted by Na2CO3 7 % solution under diffirencees temperature from 40 ºC - 80 ºC, temperature range 10 °C, each treatment 3 times replicated. Correlation between extraction temperature and sodium alginate qualities were showed positive linier model regression for rendement sodium alginate, negative linier regression model for viscosity and moisture, but not significant for ash content. The result showed the highest rendement of sodium alginate was produced on temperature of 80 ºC, that was 28.31% ± 0.48%. The lowest moisture was produced on temperature of 80 ºC, that was 14.97 ± 1.55%. Highest viscosity was produced on temperature 40 ºC, that was 27.25 ± 0.93 cPs

    Studi Pemanfaatan Ekstrak Rumput Laut Gracilaria Verrucosa Sebagai Suplemen Pakan Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Udang Putih (Litopenaeus Vannamei) Dan Mengendalikan Populasi Bakteri Vibrio

    Full text link
    The shrimp fishery has a high economic value. Data from the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (2011) states that the group of marine crustaceans in Indonesia has high potential with production reaching 381,288 tons / yr. From these results more than half of its cultivation. Aquaculture has the risk of which is the onset of the disease caused by viruses, fungi, bacteria, fungi and parasites that cause high levels of mortality and loss of quality of meat. One way to overcome these problems is to use feed supplementation. This study aimed to determine the effect of supplementation of extracts G. verrucosa on feed on shrimp growth (weight and length), specific growth rate, survival rate of shrimp, feed conversion ratio, and Vibrio bacterial populations. The research was conducted through laboratory experimental method to the study design completely randomized design (CRD) with 3 treatments and each treatment with three replications. The treatments tested were feed by supplementing 0.5%, 1% and 2% respectively supplementation performed 3 times repetition. Feed obtained by extraction G. verrucosa, that is by G. verrucosa put in a pot submerged Stainless steel up to boiling and boil for ± 2 hours and obtained extracts G. verrucosa, then performed using a rotary solvent evaporation process to obtain dry extracts G. verrucosa. Further supplementing the feed. Results showed that the extract of G. verrucosa able to improve and control the growth of white shrimp vibrio bacteria populations in the intestines white shrimp (L. vannamei). In this study the condition of seaweed extract supplementation G. verrucosa at a concentration of 2% were able to increase the weight of shrimp growth of 131.43% and a growth of 32.50% shrimp length than controls during 28 days of treatment, as well as being able to control populations of bacteria vibrio, vibrio that reduces the total amount of 78.18% compared to controls at the third week

    Kandungan Logam Berat Cd Pada Air, Sedimen Dan Daging Kerang Hijau (Perna Viridis) Di Perairan Tanjung Mas Semarang Utara

    Full text link
    Tingginya aktifitas di sepanjang daerah perairan Tanjung Mas diduga mengalirkan berbagai limbah yang dapat menimbulkan pencemaran. Salah satu bentuk pencemaran tersebut adalah buangan limbah logam berat Cd. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Cd dalam air, sedimen dan daging P. viridis dan mengetahui sebaran ukuran cangkang P. viridis. Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2013 di tiga wilayah perairan Tanjung Mas yaitu muara, tambak dan pelabuhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif sedangkan penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Analisa logam berat menggunakan AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometry). Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan logam berat Cd dalam air berkisar <0,001-0,004 mg/l, sedimen 2,382-7,121 mg/kg, dan P.viridis <0,01 mg/kg. Hasil ini berarti bahwa air dan daging P. viridis di Perairan Tanjung Mas masih sesuai dengan baku mutu KMLH No 51 2004 dan SNI 7387.2009 sedangkan pada sedimen telah tercemar ringan oleh logam berat Cd. Sebaran ukuran panjang cangkang yang paling mendominasi yaitu P. viridis dengan ukuran 37,26-47,25 m

    Antibacterial Activity for Multi Drug Resistance (Mdr) Bacteria Bysea Cucumber Stichopus Vastus Extract From Karimunjawa Islands – Indonesia

    Full text link
    The study aims to explore the antibacterial activity of Stichopus vastus against pathogenic MDR bacteria. Analysis of samples of sea cucumbers included extraction, fractionation, and analysis of bacterial sensitivity test Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS), the extraction process is carried out by solid-liquid extraction method. Fractionation was done with Open-Column Chromatography (OCC). Sensitivity test of bacteria was done using an agar diffusion method according to the Kirby-Bauer (Ref). The study revealed that from 5 species MDR bacteria, which are Coagulant negative stapylococi (CNS), E. coli, Enterobacter 5, Klebsiella sp. dan Pseudomonas sp. There are two MDR bacteria had the most sensitive responses by the extract of sea cucumber, which were Enterobacter-5 and Klebsiella sp. The two bacteria were tested against five bioactive fractions obtained from OCC. Fraction criteria-2 had the highest antibacterial activity against Enterobacter-5 and Klebsiella sp, with serial concentration of 20 µg ∙ disc–1, 40 µg. disc–1 and 80 µg. disc–1. Largest inhibition zone were obtained from 80 µg. disc–1 againts the two bacteria were (14.73 ± 0.48) mm and (11.22 ± 0.85) mm respectively. GC-MS Analysis revealed that fraction criteria-2 had (or consisted of) cyclohexhane, ethanol, butanoic and pentanoic acids

    Injeksi Karbon Dioksida (Co2) Pada Media Pemeliharaan Terhadap Biomassa Dan Kandungan Total Lipid Mikroalga Tetraselmis Chuii

    Full text link
    Mikroalga Tetraselmis chuii dapat berfotosintesis dan mampu tumbuh dengan cepat. Karbon dioksida (CO2) sangat penting peranannya dalam proses fotosintesis. Injeksi CO2 diperlukan untuk digunakan dalam fotosintesis, sehingga diharapkan dapat diperoleh biomassa dan kandungan total lipid T. chuii optimum. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratoris, menggunakan 4 perlakuan yaitu injeksi CO2 selama 2 menit, 4 menit, 6 menit, 8 menit dan tanpa injeksi CO2 (kontrol) dengan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan sel tertinggi (1.944.000 sel/mL) dan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 0,626 doubling/hari dicapai pada perlakuan injeksi CO2 selama 4 menit. Kepadatan sel terendah (970.000 sel/mL) dan laju pertumbuhan terendah (0,481 doubling/hari) pada perlakuan dengan injeksi CO2 selama 8 menit. Kandungan total lipid pada perlakuan injeksi CO2 selama 2 menit; 4 menit; 6 menit; 8 menit dan kontrol masing-masing adalah 67,27±2,70; 58,29±2,63; 37,41±2,69; 7,89±2,92dan 70,32±2,49%-dw. Pertumbuhan T. chuii optimum dicapai pada perlakuan injeksi CO2 selama 3 menit, biomassa T. chuii optimum dicapai pada 4,1 menit injeksi CO2, sedangkan kandungan total lipid semakin menurun sebanding dengan lama injeksi CO2 hingga titik optimum terendah pada menit ke 4,5 injeksi CO2, kemudian mengalami peningkatan kembali pada perlakuan injeksi CO2 selama 8 menit

    Potensi Yeast Dalam Fermentasi Alginofit Sargassum Polycystum C.a Agardh Dengan Hidrolisis Asam Sulfat Untuk Pembuatan Bioetanol

    Full text link
    Kebutuhan energi merupakan masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, karena energi yang digunakan saat ini berasal dari bahan bakar fosil yang jumlahnya terbatas dan non-renewable. Salah satu solusi untuk mengatasi krisis energi adalah dengan menggunakan bioetanol. Pemanfaatan biomassa selulosa dari rumput laut S. polycystum diharapkan dapat mengatasi permasalahan kebutuhan energi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi optimum asam sulfat pada proses hidrolisis serbuk kasar rumput laut S. polycystum, serbuk halus rumput laut S. polycystum, Na alginat S. polycystum dan sodium alginat; mengetahui pengaruh yeast serta lama fermentasi terhadap bioetanol yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dan tiga ulangan untuk proses hidrolisis. Fermentasi dilakukan selama 3 hari (72 jam), pengukuran kadar etanol dilakukan setiap 24 jam dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk halus rumput laut S. polycystum dengan konsentrasi H2SO4 optimum 0,1 M mempunyai kadar gula reduksi tertinggi. Bioetanol optimum dicapai menggunakan yeast S. cerevisiae. Kadar bioetanol optimum dicapai pada lama fermentasi 72 jam yaitu (0,8167% v/v ±0,1530)

    Pengaruh Konsentrasi Asam Klorida (Hcl) Terhadap Mutu Alginat Rumput Laut Coklat Sargassum SP. Dari Perairan Teluk Awur Kab. Jepara Dan Poktunggal Kab. Gunungkidul

    Full text link
    Rumput laut merupakan sumber daya hayati laut yang potensial digunakan dalam industri pangan dan non pangan, salah satu jenisnya ialah Sargassum sp. yang ditemukan melimpah hampir di seluruh perairan Indonesia dan telah dimanfaatkan berupa alginat yang dalam industri digunakan sebagai pengental, pensuspensi, penstabil, pembentuk film, pembentuk gel, dan bahan pengemulsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi HCl terhadap kualitas Natrium alginat rumput laut coklat Sargassum sp. yang diambil dari Perairan Teluk Awur, Jepara dan perairan Poktunggal, Gunungkidul yang meliputi rendemen, viskositas, kadar air dan kadar abu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel diekstraksi dengan perlakuan perbedaan konsentrasi HCl 3%, 5%, 7% dan 9% saat pembentukan asam alginat masing-masing dengan 3 ulangan. Hubungan antara konsentrasi HCl dan kualitas natrium alginat menunjukan model regresi linier positif untuk rendemen natrium alginat, model regresi polinomial positif untuk viskositas, regresi linier positif dan negatif pada kadar air, lalu regresi polinomial negatif pada kadar abu. Hasil penelitian menunjukkan rendemen natrium alginat tertinggi dihasilkan pada konsentrasi HCl 9% yaitu sebesar 15,41 ± 2,17% untuk perairan Teluk Awur dan 14,44 ± 2,94% untuk perairan Poktunggal. Viskositas tertinggi dihasilkan pada konsentrasi HCl 5% yaitu sebesar 10,33 ± 1,52 cPs untuk perairan Teluk Awur dan 12,65 ± 1,48 cPs untuk perairan Poktungga

    Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Turbinaria Decurrens Bory De Saint-Vincent Dari Pantai Krakal, Gunung Kidul, YOGYAKARTA

    Full text link
    Turbinaria decurrens merupakan salah satu rumput laut cokelat yang belum banyak dimanfaatkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi antioksidan T. decurrens dari ekstrak n-heksan (non-polar) dan metanol (polar), menentukan kadar total fenol dan biopigmen (klorofil a, klorofil b, dan karotenoid).Materi yang digunakan adalah T. decurrens yang diambil dari Pantai Krakal, Gunung Kidul, Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif. T. decurrensdimaserasi dengan pelarut metanol, diuapkan dengan rotary evaporator dan dipartisi dengan pelarut n-heksan menggunakan corong pemisah. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan nilai IC50.Penentuan nilai IC50 ekstrak kasar metanol dan n-heksan T. decurrens dilakukan dengan metode penangkapan radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) pada λ=517 nm. Kadar total fenol diuji dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteu dengan asam galat sebagai standar pada λ=725 nm, kadar klorofil diukur pada λ=663 nm dan λ=646 nm dan karotenoid pada λ=470 nm.Data dianalisis menggunakan analisa ragam Independent Samples Test.Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak metanol dengan nilai IC50 sebesar 670,603 ppm lebih tinggi dibandingkan ekstrak n-heksan (1201,853 ppm). Kadar total fenolik (61,127 mgGAE/g ekstrak), klorofil a (1,518 mg/g), dan klorofil b (1,558 mg/g) ekstrak n-heksan lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak metanol. Kadar total karotenoid ekstrak T. decurrens hanya ditemukan dalam ekstrak metanol (0,459µmol/g). Hasil ini menunjukkan total karotenoid pada ekstrak metanolT. decurrens berkaitan erat dengan aktivitas antioksidan yang tergolong ke dalam antioksidan lema
    corecore