4 research outputs found

    Koagulasi Protein dari Ekstrak Biji Kecipir dengan Metode Pemanasan

    Full text link
    Dalam rangka penyediakan tambahan gizi bagi kehidupan manusia diperlukan produk makanan yang mengandung protein. Daging merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung protein kadar tinggi. Daging dapat berasal dari hewan (hewani) maupun biji-bijian (nabati). Biji kecipir dapat digunakan sebagai bahan pembuatan daging nabati. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkoagulasi protein dari biji kecipir sebagai bahan pembuatan daging nabati. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh waktu, suhu, dan tekanan pada koagulasi protein biji kecipir dan mencari kondisi proses yang relatif baik. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi serbuk biji kecipir seberat 30 gram dengan menggunakan 300 ml akuades di dalam tangki yang dilengkapi pengaduk. Slurry dalam tangki diaduk dengan kecepatan 150 rpm selama 60 jam pada suhu 60oC dan ekstraksi dilakukan sebanyak 4 tahap. Filtrat hasil ekstraksi diambil 100 ml untuk dilakukan proses koagulasi. Variabel yang diteliti adalah suhu (50–70oC), waktu (1–3 jam), dan tekanan (vakum dan 1 atm). Jumlah protein dalam padatan protein dianalisis memakai makro kjeldahl. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pada kisaran 50-60oC yield protein semakin meningkat, tetapi pada suhu 70oC dan tekanan 1 atm yield protein berkurang. Selain itu, semakin lama waktu yang digunakan untuk koagulasi dan semakin rendah tekanan yang digunakan, maka yield protein yang didapat semakin besar

    Pembuatan Biodiesel dari Minyak Babi

    Full text link
    Dewasa ini sedang dikembangkan pembuatan biodiesel sebagai bahan kabar aletrnatif guna mengantisipasi menipisnya cadangan minyak bumi. Salah satu bahan baku untuk memproduksi biodiesel yaitu lemak babi. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi katalis basa dan suhu reaksi serta jenis asam yang akan menghasilkan yield biodiesel tertinggi. Terhadap lemak babi mula-mula dilakukan proses rendering untuk menghasilkan minyak babi, dan juga untuk menghilangkan pengotor dan air yang terkandung di dalam minyak babi. Kemudian terhadap lemak babi dilakukan proses acid-pretreatment yaitu proses reaksi dengan katalis asam sebelum digunakan katalis basa dalam reaksi transesterifikasi dengan tujuan untuk menurunkan kadar Free Fatty Acid (FFA) sampai pada batas yang diijinkan maksimal 0,5 %b/b. Salah satu komponen yang terdapat pada lemak babi adalah trigliserida yang merupakan suatu ester. Trigliserida ini sendiri jika direaksikan dengan alkohol akan menghasilkan suatu ester dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi transesterifikasi dan ester yang dihasilkan merupakan sebuah mono ester. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah katalis basa yang diperlukan dalam reaksi transesterifikasi adalah 2 %b/b, dengan yield biodiesel tertinggi yang bisa dicapai sebesar 84,45 %. Suhu yang digunakan dalam reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan yield tertinggi biodiesel adalah 80OC

    Pemanfaatan Sabut Kelapa sebagai Bahan Baku Pembuatan Kertas Komposit Alternatif

    Full text link
    Sabut kelapa adalah bagian penting dari buah kelapa dengan porsi 35% dari seluruh berat buah kelapa. Serat sabut kelapa memiliki kandungan selulose cukup tinggi sehingga serat tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pulp, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bahan kertas komposit yang terdiri dari campuran pulp serat sabut kelapa dan pulp pembentuk HVS. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh waktu hidrolisis dan konsentrasi NaOH terhadap kadar alfa seluluse, dan mempelajari karakteristik kertas komposit. Pertama, pulp yang dibuat dari serat sabut kelapa dengan variasi waktu hidrolisis dan kosnentrasi NaOH. Selanjutnya pulp dari serat sabut kelapa yang memiliki tingkat alfa selulose tertinggi dicampur dengan pulp dari limbah kertas digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas komposit. Kemudian kertas komposit yang terbentuk diuji karakteristiknya meliputi: kuat tarik, kemampuan menyerap tinta, kemampuan ditulisi, dan keawetan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pulp dengan kualitas yang diinginkan yaitu pulp dengan kandungan alfa selulose 94,24% dicapai dengan kondisi operasi: waktu hidrolisis 4 jam dan konsentrasi NaOH 6%. Selain itu, kertas dengan kualitas yang relatif baik dicapai dengan komposisi campuran pulp serat sabut kelapa:pulp dari limbah kertas HVS = 20:80. Kertas tersebut memiliki kuat tarik = 65,28x106N/m2 dan kertas tersebut bisa ditulisi
    corecore