30 research outputs found

    Pengaruh Kadmium terhadap Gangguan Patologik pada Ginjal Tikus Percobaan

    Get PDF
    Once of environmental pollution is heavy metal cadmium that causes toxic effect to the human and animal life. This research is to identify the effect of cadmium on kidney function. Cadmium was administered by adding it in drinking water. This study was performed by using four cadmium’s concentrations on drinking water which are 0 mg/L (control); 0.06 mg/L; 6.60 mg/L and 66.00 mg/L. Observation was conducted during 0 week; 2 week; 4 week; 6 week and 8 week. The failure of kidney function is indicated by accumulation of cadmium on the kidney and protein contens in the urin of Wistar rats. The result showed that the exposure of cadmium through drinking water caused pathophysiology effect in rats such as increasing of proteinuria and accumulation of cadmium in kidney. Pathological effect such as cell degeneration of kidney was also observed

    PENGARUH KADMIUM TERHADAP GANGGUAN PATOLOGIK PADA HATI TIKUS PERCOBAAN

    Get PDF
    Cadmium is a toxic heavy metal which causes of environmental pollution and toxic effect to the human and animal life. The specific objectives of the research were 1) to analyze cadmium content of rice and 2) to identify the effect of cadmium on liver function. The failure of liver’s function is indicated by accumulation of cadmium on liver, SGOT value and SGPT value in the serum of Wistar rats. Cadmium was administered by adding it in drinking water. The levels were composed based on highest level of cadmium found in rice. This study was performed by using four cadmium’s concentrations on drinking water which are 0 mg/L (control); 0,06 mg/L; 6,6 mg/L and 66 mg/L. Observation was conducted during 0 week; 2 weeks; 4 weeks; 6 weeks and 8 weeks. The result showed that the exposure of cadmium through drinking water caused pathophysiology effect in rats such as increasing of enzymes SGPT & SGOT and accumulation of cadmium in liver. Pathological effects such as cell degeneration of liver were also observed

    Self-evaluation in Distance Education of Biology Program FKIP-Universitas Terbuka

    Get PDF
    The purpose of this research is expected to help the S1 Biology Education Study Program FKIP-UT in improving academic and administrative services for users. In detail, the objectives of this study are: (1) The effectiveness of the services that have been provided by the Biology Education S1 Study Program FKIP-UT to service users; (2) Student services of the S1 Biology Education Study Program FKIP-UT; (3) Service user satisfaction of the S1 Biology Education Study Program FKIP-UT; (4) Characteristics of the learning process of the S1 Biology Education Study Program FKIP –UT; (5)  Learning experience of service users of  the S1 Biology Education Study Program FKIP-UT. The research used quantitative and qualitative methods. Quantitative methods are carried out by surveying all graduates/ students using questionnaires [letters, forms]. While the qualitative method was carried out for limited respondents who were randomly selected proportionally through [online] interviews. The results of this study include data analysis of the effectiveness of services that have been provided by the Biology Education S1 Study Program FKIP-UT to service users, as many as 62.4% are satisfied with the Subject Material Books used, 48.5% are online tutorials, 41.3% Webinars and 56.2% are final exams. As many as 62% of respondents already know the student services of the S1 Biology Education Study Program FKIP-UT regarding reasoning, interests and talents, 60% regarding career guidance and 45.8% regarding welfare and easy access.  Satisfaction with the learning experience in the S1 Biology Education Study Program, respondents were satisfied and very satisfied in discussions, tutorial assignments, practices and practicums. With respondents who are dissatisfied with academic and administrative services, it is necessary to improve services and socialization for those who have difficulty accessing services

    Bioacoustic Analysis for Help Identify Andestimate Distribution of Anura Due to the Effects of Ecotourism in the CA-TWA Region of Telaga Warna

    Get PDF
    Indonesia is a country with very high biodiversity and is known as Mega Biodiversity. In Indonesia found about 450 species of Anura representing about 11% of all species in the world, and 28 species ofwhich 28 live in West Java.  Anura animals have a pattern of calling behavior that is essential for mating: males produce call-up behavior that attracts females and, in some species, represents the extent of their territory. Research on frogs and toads is considered necessary considering the absence of more detailed data on the bioacoustics of these frogs, especially in the West Java area, so that variations and patterns of anura sounds are known in the Telaga Warna Nature Reserve and Nature Park (CA-TWA) area and can make scientific contributions in information on variations and sound patterns owned by anura animals in terms of anura conservation in Indonesia.  This research was conducted from month March-December 2018, located in Telaga Warna Nature Reserve and Nature Park, Bogor, West Java.  Call the recording every 6:00 p.m. to 11:00 p.m. each night during the sampling period.  The number of anura species in the villa and swamp areas is more abundant than the lake area, and the presence of Pearl maroon frogs (nyctixalus margaritifer) found in the villa and lake areas, while the Bufo melanotictus type that likes to live in the lake area. It can be seen that the villa and swamp areas are still maintained vegetation by looking at the medium density of the canopy. Steeper slope conditions help the flow of nutrients from the soil due to the erosion process and settle in flat to gentle areas. The density of the canopy in the area helps maintain the surface temperature of the land with a stable land surface temperature ranging from 15 – 21 0C.Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan dikenal sebagai Mega Biodiversity. Di Indonesia ditemukan sekitar 450 jenis Anura yang mewakili sekitar 11 % dari seluruh jenis di dunia, dan 28 jenis diantaranya 28 hidup di Jawa Barat. Anura adalah hewan memiliki pola perilaku memanggil sangat penting untuk kawin: laki-laki menghasilkan perilaku panggilan yang menarik perempuan dan, pada beberapa spesies, menunjukan luas wilayah teritorinya. Penelitian mengenai katak dan kodok ini dirasa perlu dilakukan mengingat belum adanya data yang lebih rinci mengenai bioakustik katak tersebut khususnya di daerah Jawa Barat, sehingga diketahui variasi dan pola suara anura diwilayah Cagar Alam dan Taman Wisata Alam (CA-TWA) Telaga Warna dan dapat memberikan kontribusi ilmiah dalam informasivariasi dan pola suara yang dimilik oleh satwa anura dalam hal konservasi anura di Indonesia. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Desember 2018, berlokasi di Cagar Alam danTamanWisataAlam TelagaWarna, Bogor, JawaBarat. Panggil rekaman setiap pukul 18.00 sampai 23.00  setiap malam selama periode sampling pertitik sampling.  Jumlah jenis anura diwilayah vila dan rawa lebih berlimpah dibandingkan wilayah danau, serta keberadaan  katak marun Mutiara (nyctixalus margaritifer) yang di jumpai di wilayah vila dan danau, sedangkan jenis Bufo melanotictus yang menyukai hidup diwilayah danau. Terlihat bahwa wilayah vila dan rawa masih terjaga vegetasinya dengan melihat kerapatan tajuk yang sedang. Kondisi lereng yang lebih curam membantu alur nutrisi dari tanah akibat proses erosi dan mengendap di wilayah yang datar hingga landai. Kerapatan tajuk pada wilayah tersebut membantu menjaga suhu permukaan lahan dengan suhu permukaan lahan yang stabil berkisar 15 – 21 oC

    Pengaruh Air Cucian Beras pada Pertumbuhan Tanamai Cabai

    Get PDF

    Kebiasaan Makan Pagi pada Anak Usia SD dan Hubungannya dengan Tingkat Kesehatan dan Prestasi Belajar

    Get PDF
    Penelitian yang berjudul Kebiasaan Makan Pagi pada Anak Usia SD dan Hubungannya dengan Tingkat Kesehatan dan Prestasi Belajar, bertujuan untuk mendeskripsikan kebiasaan makan pagi pada anak usia sekolah dasar di seluruh Indonesia serta untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan antara makan pagi dengan kesehatan dan prestasi belajar siswa pada umumnya, dan target yang menjadi sasaran penulis khususnya anak usia SD kelas rendah yang berdomisili di kelurahan Gedong kecamatan Pasar Rebo. Mengingat makan pagi merupakan bagian dari kegiatan yang harus dipenuhi oleh setiap insan manusia, karena melalui makananlah kita mempunyai energi untuk melakukan aktivitas hidup. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat yang diperlukan oleh tubuh untuk hidup sehat. Khususnya untuk anak usia SD kelas rendah yang dikategorikan masih dalam taraf perkembangan dan pertumbuhan. Oleh karena itu makan pagi mutlak sangat diperlukan untuk menunjang aktivitasnya. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah metode kuantitatif melalui survai. Informasi yang akan diperoleh dalam penelitian ini digali melalui kuesioner dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD kelas dua di kelurahan Pondok Benda di wilayah kecamatan Pamulang Tangerang Selatan yang berjumlah sekitar 240 siswa. Adapun sampel penelitian diambil secara random sebanyak 20% dari seluruh SD yang ada di kelurahan Pondok Benda . Informasi penelitian digali melalui kuesioner dan wawancara langsung kepada siswa sekolah dasar yang masih berusia 7-8 tahun. Analisis data yang digunakan ada dua cara yaitu secara deskriptif kuantitatif dan uji korelasi, disesuaikan dengan permasalahan yang penulis ajukan. Berdasarkan masalah yang dirumuskan dikaitkan dengan hasil data yang diperoleh maka dapat disimpulkan antara lain: (1) Sebagian kecil anak usia kelas 2 SD masih ada yang tidak makan pagi sebelum berangkat sekolah, (2) Masih ada anak usia SD kelas 2 menyukai kue-kue dan makanan kecil saja sebelum berangkat sekolah, (3) Penyebab anak usia SD kelas 2 tidak makan pagi sebelum berangkat dikarenakan tidak sempat makan pagi karena kesiangan sehingga hanya makan kue sebelum berangkat kesekolah, (4) Sebagian besar orang tua mengatakan bahwa agar upaya untuk membiasakan anak usia SD kelas 2 makan pagi harus menyajikan makanan khusus yang disukai oleh anak, (5) Hubungan antara sarapan pagi dengan nilai atau prestasi belajar pada anak SD kelas 2 di wilayah Kelurahan Pondok Benda tidak begitu erat. Hal ini dapat terjadi karena kesehatan anak yang tidak baik, atau kandungan gizi pada makanan yang dikonsumsi mempunyai kandungan gizi yang kurang bagus, sehingga konsentrasi belajar anak kurang. (6) Hubungan antara kesehatan dengan nilai juga tidak begitu erat. Nilai atau prestasi anak sangat berkaitan dengan kecerdasan. Kecerdasan seseorang diturunkan dari orangtuanya. Biarpun anak sehat tapi orangtuanya atau nenek moyangnya memiliki gen kecerdasan kurang bagus, maka biarpun ditunjang dengan gizi yang baik, maka anak akan kurang bagus juga kecerdasannya. Hal ini senada dengan pendapat Febrinastri, Nessy (2014) mengungkapkan bahwa penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Intelligence Journal edisi November-Desember 2014 baru-baru ini dinyatakan kecerdasan anak tidak dapat dipengaruhi oleh apapun, karena merupakan bawaan genetika. Sehingga dalam penelitian ini secara umum dapat disimpulkan bahwa siswa SD kelas 2 Kelurahan Pondok Benda Pamulang Tangerang Selatan masih ada sebagian kecil anak tidak sempat sarapan pagi sebelum berangkat sekolah, dan tidak begitu nampak hubungan antara sarapan pagi, kesehatan dengan prestasi belajar anak, karena adanya faktor genetik yang tidak kami ketahui

    Evaluasi Program Studi Pendidikan Biologi

    Get PDF
    Dalam upaya memperbaiki pelayanan terkait penyelenggaraan praktikum dan praktik serta untuk mengetahui gambaran kinerja dan keadaan penyelenggaraan praktikum dan praktik, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan praktikum dan praktik Program Studi S1 Pendidikan Biologi FKIP-UT. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan studi dokumentasi dan survey, dimana data-data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh dari lapangan dan data sekunder. Instrumen digunakan dalam penelitian ini adalah angket, dan pedoman wawancara. Data dan informasi yang diperoleh diolah dan dianalisis secara kualitatif melalui pendekatan Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (SWOT analysis). Dari 270 kuesioner bagi mahasiswa berpraktikum yang dikirimkan, kembali sebanyak 124 kuesioner yang terdiri dari 29 responden praktikum IPA, 41 responden praktikum Biologi 1, dan 57 responden praktikum Biologi 2. Sedangkan kuesioner PKM yang kembali sebanyak 74 kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam persiapan pelaksanaan praktikum, seluruh mahasiswa melakukan registrasi dan sudah mempunyai modul praktikum baik untuk Praktikum IPA, Praktikum Biologi 1 maupun Praktikum Biologi 2. Informasi mengenai jadwal dan tempat praktikum didapat dari UPBJ-UT. Pelaksanaan praktikum IPA, praktikum Biologi 1 dan praktikum Biologi 2 dilakukan secara berkelompok dan ditempat yang sudah ditentukan oleh UPBJJ-UT. Dari percobaan wajib yang tersedia dalam Praktikum IPA, praktikum Biologi 1 maupun praktikum Biologi 2, yang dapat mengerjakan > 60%. Laporan praktikum IPA, praktikum Biologi 1 maupun praktikum Biologi 2 dibuat sesuai dengan topik wajib yang dikerjakan. Responden yang mengambil praktikum IPA, praktikum Biologi 1 maupun praktikum Biologi 2 kurang mengetahui adanya Bahan Ajar Cetak. Responden yang melaksanakan PKM sudah dibekali dengan berbagai dokumen yang diperlukan pada saat pelaksanaan praktik dan sudah mendapatkan penjelasan dari supervisor 1 dan supervisor 2. Dalam pelaksanaan praktik, pengelola agak kesulitan dalam memonitor pelaksanaan kegiatan PKM, karena lokasinya satu dengan lainnya berjauhan dan pengaturan jadwal praktik sulit disinkronkan dengan pihak sekolah, sehingga penjadwalan mengikuti jadwal mengajar yang ada di sekolah. Dalam penyelenggaraan praktikum dan praktek masih banyak yang perlu diperbaiki terutama dalam hal pelayanan terhadap mahasisw

    Pengembangan Prototipe Bahan Ajar Matakuliah Pendidikan Lingkungan Hidup (PEBI4223) FKIP Universitas Terbuka Tahap II

    Get PDF
    Penelitian Bahan ajar tahap II ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap bahan ajar yang telah direvisi berdasarkan saran para pakar materi dan media desain intruksional, pada evaluasi satu-satu, evalusi kelompok kecil dan ujicoba lapangan. Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa PGSD UT semester VIII Pokjar Kabupaten Tangerang. Pada evaluasi satu-satu, diperlukan responden sebanyak 6 orang, yaitu 3 orang untuk evaluasi modul 2 dan 3 orang responden lainnya untuk evaluasi modul 7. Responden tersebut dipilih berdasarkan keterwakilan dari kelompok pandai, rata-rata, dan kurang pandai. Dalam tahap ini responden dikumpulkan dalam satu ruangan dan diberi bahan ajar sambil didampingi. Mereka memberikan tanggapan terhadap bahan ajar dengan langsung menyarankannya pada bahan ajar dan mengisi check list yang disediakan. Setelah itu mereka diwawancara untuk mengetahui lebih mendalam tanggapan mereka terhadap kualitas bahan ajar yang dievaluasi. Tahap evaluasi kelompok kecil memerlukan responden sebanyak 18 orang, yaitu 9 orang untuk evaluasi modul 2 dan 9 orang responden lainnya untuk evaluasi modul 7 hasi revisi atas masukan dari evaluasi satu-satu. Dalam tahap ini responden diberikan pre test, kemudian menelaah dan menilai bahan ajar secara langsung pada bahan ajar dan check list yang tersedia, selanjutnya diberikan post test. Untuk mengetahui lebih mendalam pendapat mereka dilakukan focus group discussion. Tahap ketiga dilakukan dan akan dilaksanakan pada tanggal 20 Nopember 2013. Tahap akhir ini memerlukan 36 responden, yaitu 18 responden untuk ujicoba lapangan modul 2 dan 18 responden untuk ujicoba lapangan modul 7. Data hasil penelitian yang telah dilakukan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menujukan bahwa secara umum kedua modul sudah memenuhi criteria yang diharapkan, namun masih banyaknya saran perbaikan modul 2 maupun modul 7. Pada evaluasi satu-satu pada modul 2 masih ada beberapa gambar yang kurang jelas dengan keterangan berbahasa asing, tes formatif yang tidak sesuai dengan materi, serta beberapa istilah yang belum dijelaskan. Pada modul 7, masih ditemukan adanya kalimat yang sukar dimengerti, bahasa yang digunakan kurang komunikatif, dan cukup banyak kata-kata yang sukar dimengerti responden. Sedangkan pada evaluasi kelompok kecil responden masih menyarankan perbaikan pada modul 2 terkait materi yang terlalu banyak, kualitas gambar, dan beberapa materi yang perlu dilihat ulang. Sedangkan saran pada modul 7 masih adanya komentar tentang materi yang terlalu banyak dan membosankan dan beberapa materi yang perlu ditinjau ulang berdasarkan hasil test yang diberikan. Hasil uji lapangan menunjukkan bahwa bahan ajar modul 2 dan modul 7 sudah cukup dapat dimengerti mahasiswa, namun penggunaan istilah perlu dijelaskan agar mudah dimengerti mahasiswa. Dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan serangkaian evaluasi dan revisidiakhiri dengan uji lapangan, prototipe modul 2 maupun modul 7 cukup baik untuk digunakan sebagai bahan ajar, walaupun penggunaan istilah masih dirasakan sebagian kecil mahasiswa cukup sulit dimengerti dan perlu sedikit perbaikan
    corecore