17 research outputs found

    Analisis Kestabilan Lereng Tambang Terbuka Nikel dengan Parameter Geological Strength Index (GSI), Rock Mass Rating (RMR), dan Slope Mass Rating (SMR) di PT.Aneka Tambang (Antam) Site Pakal , Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara

    Get PDF
    Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Maluku Utara. PT.ANTAM (persero) Tbk, adalah pemegang izin usaha pertambangan dengan salah satu lokasi penambangan berada di Pulau Pakal, Buli, Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara. PT.ANTAM Tbk UBP Nikel Maluku Utara pada tahun 2012 memiliki target produksi bijih nikel tinggi, maka diperlukan perencanaan dan realisasi penambangan yang baik tanpa mengesampingkan keamanan dalam penambangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai sifat fisik dan mekanik batuan serta faktor keamanan untuk lereng yang ada di tambang. Untuk mendapatkan suatu nilai faktor keamanan minimum dari suatu analisis stabilitas lereng memerlukan suatu proses trial dan error. Pada penelitian ini adalah membandingkan antara parameter uji laboratorium dengan parameter yang ada di lapangan. Parameter yang digunakan di laboratorium adalah dari data Undisturbed Sample (UDS), sedangkan dari data lapangan menggunakan parameter Geological Strengt Index (GSI), Mass index (Mi), Simple mean Test, dan faktor gangguan alat. Dari hasil analisis didapatkan bahwa nilai faktor keamanan lapangan lebih kecil daripada yang digunakan di laboratorium. Nilai perbandingan antara faktor keamanan dengan parameter laboratorium dan parameter uji lapangan bahwa pada lereng Pioner 1 FK laboratorium=1,616 dan FK lapangan=1,156, Pioner 2 FK laboratorium = 1,501 dan FK lapangan= 1,456, Pioner 3 FK laboratorium = 1,394 dan FK lapangan= 1,394, Pioner 4 FK laboratorium = 1,431 dan FK lapangan= 1,388, Pioner 5 FK laboratorium = 1,525 dan FK lapangan= 1,359, Subaim 1 FK laboratorium = 1,450 dan FK lapangan= 1,429, Subaim 2 FK laboratorium = 1,237 dan FK lapangan= 0,963, Subaim 3 FK laboratorium= 1,243 dan FK lapangan= 1,113, Subaim 4 FK laboratorium = 1,363 dan FK lapangan= 1,362, Subaim 5 FK laboratorium = 1,382 dan FK lapangan= 1,198, Grizzly 1 FK lab= 4,233 dan FK lapangan= 3,777, Grizzly 2 FK laboratorium = 4,420 dan FK lapangan= 4,050, Grizzly 3 FK laboratorium = 4,573 dan FK lapangan= 4,033. Dari hasil analisis terdapat lereng yang tidak aman. Maka rekomendasi dari ketiga lokasi lereng dengan masing masing zona untuk limonite yaitu sudut single slope harus ≤ 350 , untuk zona untuk Saprolite yaitu sudut single slope harus ≤ 550, dan untuk zona untuk Bedrock yaitu sudut single slope harus ≤ 650 Kata Kunci : Longsor, GSI, Faktor keamana

    Analisis Karakteristik Geologi Bawah Permukaan Berdasarkan Composite Log serta Data Tekanan dan Suhu untuk Penentuan Perlakuan Sumur LHD-24, Lapangan Panasbumi Lahendong, Sulawesi Utara

    Get PDF
    Lapangan panasbumi Lahendong merupakan lapangan panasbumi di Indonesia dengan kapasitas produksi listrik mencapai 80 MW. Potensi lapangan panasbumi Lahendong hingga saat ini masih dieksplorasi lebih lanjut dengan tujuan peningkatan kapasitas produksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan listrik Provinsi Sulawesi Utara yang semakin meningkat. Penelitian dilakukan dengan analisis composite log, data tekanan dan suhu sumur LHD-24 yang dikompilasikan dengan data sumur LHD-23, data penyelidikan Magnetotellurik (MT) dan analisis geokimia air manifestasi panasbumi Lahendong dari penelitian terdahulu. Analisis composite log dilakukan untuk mengetahui karakteristik geologi bawah permukaan meliputi litologi, tipe alterasi dan zona permeabel sumur LHD-24 yang digambarkan dalam model dua dimensi sistem panasbumi. Analisis data tekanan dan suhu dilakukan untuk mengetahui potensi reservoir sumur LHD-24 sehingga dapat diperkirakan perlakuan reservoir yang tepat untuk peningkatan kapasitas produksi sumur LHD-24. Sumur LHD-24 memiliki variasi litologi berupa breksi andesit, breksi andesit terubah, breksi tuff terubah, andesit basaltik terubah dan andesit terubah. Tipe alterasi yang dijumpai pada batuan di sumur LHD-24 adalah alterasi tipe argilik dan tipe propilitik. Kedalaman sumur LHD-24 yang memiliki permeabilitas masa kini berada pada kedalaman 1620-2043 meter, hal ini diindikasikan dengan terjadinya partial loss circulation. Hasil pengukuran suhu reservoir LHD-24 menunjukkan suhu reservoir LHD-24 mencapai 258.94 ËšC, dengan demikian berdasarkan suhu reservoirnya sumur LHD-24 memiliki potensi untuk dikembangkan karena tergolong dalam sistem panasbumi temperatur tinggi dengan suhu >225ËšC (Hochstein, 1990). Berdasarkan perhitungan waktu pencapaian suhu ideal produksi yang ditunjukkan oleh nilai suhu Boiling Point with Depth (BPD), waktu yang dibutuhkan reservoir sumur LHD-24 mencapai suhu BPD adalah lima tahun. Sedangkan untuk mempercepat pencapaian suhu BPD tersebut, dapat dilakukan rekayasa dengan injeksi Nitrogen ke sumur LHD-24 sehingga titik didih fluida reservoir menurun. Kata kunci: Kapasitas reservoir, composite log, suhu dan tekanan, karakteristik geologi, perlakuan reservoir

    Evaluasi Material Timbunan untuk Perbaikan Waduk Lalung, Kabupaten Karanganyar

    Get PDF
    Waduk Lalung adalah waduk dengan tipe konstruksi bendungan urugan Adalah suatu bendungan yang dibangun dengan cara menimbunkan bahan –bahan seperti : batu, krakal, krikil, pasir, dan tanah pada komposisi tertentu dengan fungsi sebagai penampung atau pengangkat permukaan air yang terdapat di dalam waduk di udiknya. Pada dinding sebelah barat Waduk Lalung ini terdapat longsoran yang dapat merusak struktur tubuh bendungan. Evaluasi material timbunan dilakukan untuk mengetahui klasifikasi dan karakteristik material timbunan utnuk perbaikan Waduk Lalung. Penyelidikan geoteknik yang dilakukan adalah pemetaan geoteknik dan analisis atterberg limits, grainsize, pada tubuh bendungan, tebing atas, tebing bawah, material longsoran. Proctor test dilakukan pada test pit dimana terdapat longsoran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengolahan data empiris, yaitu sebuah metode yang menggunakan data dari sampel yang ada. Hal ini dilakukan untuk mengetahui klasifikasi dan karakteristik material timbunan. Pada material longsoran dari hasi uji atterberg limits didapatkan liquid limit 53,75 % dan plastic limits 33,04%, dari uji grainsize didapatkan hasil kerikil 0,39%, pasir 21,48%, lanau 32,22%, lempung 45,91%. Pada tebing atas dari hasi uji atterberg limits didapatkan liquid limit 52,17 % dan plastic limits 32,89%, dari uji grainsize didapatkan hasil kerikil 0,00%, pasir 7,42%, lanau 31,28%, lempung 61,31%. Pada tebing bawah dari hasi uji atterberg limits didapatkan liquid limit 52,10 % dan plastic limits 31,29%, dari uji grainsize didapatkan hasil kerikil 0,77%, pasir 5,47%, lanau 41,64%, lempung 52,12%. Pada tubuh bendungan dari hasi uji atterberg limits didapatkan liquid limit 42,72 % dan plastic limits 29,22%, dari uji grainsize didapatkan hasil kerikil 2,76%, pasir 13,72%, lanau 35,90%, lempung 47,62%. Dari uji proctor didapatkan dry density 1,47 gr/ dan dari uji unit weight didaptkan hasil dry density 1,12%. Kata kunci : material timbunan, uji mekanika tanah, bendungan uruga

    Perhitungan Daya Dukung Pondasi Overpass Pada Jalan Bebas Hambatan Semarang-Batang Di Kawasan Industri Candi, Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah

    Get PDF
    Jalan bebas hambatan Semarang-Batang, adalah jalan bebas hambatan yang terbentang sepanjang 75 km yang menghubungkan daerah Batang dengan Semarang, Jawa Tengah. Jalan ini menjadi jalur alternatif menuju Semarang melalui wilayah Batang. Jalan ini merupakan upaya untuk menanggulangi kemacetan lalulintas yang sering terjadi di jalan pantura Batang–Semarang, salah satu penyebabnya adalah kondisi jalan yang kurang baik dan padatnya kendaraan yang melintas. Untuk menunjang pembangunan jalan bebas hambatan tersebut perlu dibangun overpass. Dalam perencanaan pembangunan overpass tersebut perlu dilakukan analisis pondasi berdasarkan pemetaan geoteknik dan penyelidikan geoteknik salah satunya pengeboran inti untuk mengetahui persebaran batuan, sifat fisik dan keteknikan batuan sertta kapasitas daya dukung yang diijinkan. Kapasitas daya dukung maksimum yang diijinkan ditentukan berdasarkan analisis data dengan menggunakan nilai Standard Penetration Test (SPT). Simulasi kapasitas daya dukung maksimum yang diijinkan dilakukan dengan menggunakan diameter tiang 0,6 meter dan dengan menggunakan nilai faktor keamanan 3. Berdasarkan pemetaan geoteknik pada lokasi penelitian, terdapat dua satuan yaitu batupasir tuffan dengan tingkat pelapukan sedikit dan konglomerat dengan tingkat pelapukan lapuk sedikit-sedang. Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung menunjukkan pada titik BHV-33 memiliki kapasitas daya dukung terendah sebesar 255.139 ton dengan daya dukung tiang yang diijinkan sebesar 85.046 ton dan tertinggi 1020.56 ton dengan daya dukung tiang yang diijinkan sebesar 340.185 ton sedangkan pada titik BHV-34 memiliki kapasitas daya dukung terendah sebesar 493.269 ton dengan daya dukung tiang yang diijinkan sebesar 164.42295 ton dan terbesar 1020.56 ton dengan daya dukung tiang yang diijinkan sebesar 340.185 ton. Kata kunci: Pondasi, Standard Penetration Test, Pemetaan, Daya Dukun

    Pengaruh Karakteristik Litologi dan Analisis Maseral dalam Penentuan Lingkungan Pengendapan Terhadap Kualitas Batubara Pit Selatan, PD. Baramarta, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

    Get PDF
    Batubara terbentuk oleh beberapa faktor serta komponen-komponen yang berpengaruh terhadap bervariasinya kualitas batubara. Faktor tumbuhan pembentuk serta lingkungan batubara terendapkan merupakan faktor yang mempengaruhi karakteristik dan kualitasnya. Kualitas batubara seam A, B, C, D atas dan D pada daerah penelitian ditentukan berdasarkan analisis proksimat dan komposisi maseral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lingkungan pengendapan batubara dari karakteristik litologi dan komposisi maseral, yang berpengaruh terhadap variasi kadar sulfur dan abu pada batubara di Pit Selatan, Rantau Nangka. Metode yang digunakan adalah analisis stratigrafi menggunakan data log bor, analisis maseral serta analisis proksimat. Hasil deskripsi litologi dari data pemboran ditampilkan dalam bentuk penampang stratigrafi dengan skala 1:100, serta dilakukan analisis lingkungan pengendapan berdasarkan penampang tersebut. Komposisi maseral juga digunakan untuk mengetahui lingkungan pengendapan pembentuk batubara berdasakan diagram Diessel, (1986). Dari kedua data akan dikorelasikan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan pengendapan terhadap variasi kualitas batubara (abu dan sulfur) dari analisis proksimat. Lingkungan pengendapan batubara seam A, B, C, D atas dan D, dari analisis stratigrafi termasuk lingkungan pengendapan barrier-back barrier. Struktur sedimen penciri yang ditemukan berupa wavy lamination, flaser dan lenticular yang terbentuk pada arus tidal (pasang surut). Berdasakan komposisi maseral lingkungan pengendapannya termasuk dalam ¬back barrier-lower delta plain dengan pengaruh pasang surut dan kondisi limnic. Kualitas batubara pada daerah penelitian memiliki kadar sulfur berbeda pada masing – masing seam, seam A 1,18% (tinggi), seam B 0,58% (sedang), seam C 1,52% (tinggi), seam D atas 2,62% (tinggi) dan seam D 0,26% (rendah), sedangkan kadar abu seam A 9,55% (sedang), seam B 13,21% (tinggi), seam C 6,15% (sedang), seam D atas 7,25% (sedang) dan seam D 11,59% (tinggi). Variasi kadar sulfur dan abu dipengaruhi oleh lingkungan pengendapan batubara. Proses transgresi air laut, akan berpengaruh terhadap tingginya kadar sulfur dengan kadar abu yaitu sedang. Proses regresi akan berpengaruh terhadap kadar abu, yaitu tinggi sedangkan kadar sulfurnya termasuk rendah-sedang. Kata Kunci : Pengaruh, Lingkungan Pengendapan, Kualitas Batubara

    Pengaruh Perubahan Muka Air Terhadap Kestabilan Lereng pada Bendungan Logung dengan Metode Elemen Hingga di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah

    Get PDF
    Berdasarkan kapasitas tampungannya, Bendungan Logung termasuk tipe bendungan urugan besar. Kesalahan dalam perencanaan pembangunan bendungan akan beresiko terhadap keberlanjutan bendungan. Analisis kestabilan lereng bendungan dilakukan untuk mendapatkan desain lereng bendungan yang optimal serta memiliki angka faktor keamanan yang disyaratkan atau aman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi lapangan dan uji laboratorium. Obeservasi lapangan meliputi pemetaan geomorfologi, pemetaan geologi, pemetaan geoteknik, pengeboran inti, uji SPT,uji permeabilitas dan tes pit. Sampel inti batuan hasil pengeboran inti pada material pondasi dan sampel material timbunan dari tes pit dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui sifat fisik dan mekanika tanah. Perhitungan faktor keamanan menggunakan simulasi komputer (plaxis) dengan Metode Elemen Hingga/Finite Element Method (FEM) mencakup perubahan 4 kondisi pada tubuh bendungan yaitu kondisi setelah selesai konstruksi, muka air normal, kondisi muka air maksimum dan muka air turun tiba-tiba. Semua kondisi disimulasikan dengan beban seismis dan tanpa beban seismis. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa lereng tubuh bendungan aman terhadap hampir semua kondisi kecuali pada kondisi muka air turun tiba- dengan beban seismis downstream. Oleh karena itu desain geometri zona inti bendungan harus diubah. Setelah dilakukan optimalisasi terhadap kelerengan zona inti, hasilnya menunjukkan untuk mencapai sudut optimal, zona inti bendungan harus diperlebar menjadi 680 atau perbandingan kemiringan zona inti vertikal : horizontal (1 : 0,48). Katakunci: Bendungan, Kestabilan Lereng, Metode Elemen Hingga, Plaxis, Faktor Keamana

    Analisis Kestabilan Lereng Pada Perencanaan Pembangunan Embung Waru Dengan Metode Elemen Hingga (Finite Element Method) di Desa Ngandong, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah

    Get PDF
    Pada saat musim kemarau, air merupakan hal yang sulit didapatkan di Desa Ngandong, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. Embung adalah solusi dari kesulitan air tersebut. Diperlukan rekayasa geoteknik berupa bendungan supaya air dapat terkumpul. Dibutuhkan tipe bendungan yang efektif untuk membuat embung tersebut. Kemudian juga desain lereng bendungan yang optimal dan angka faktor keamanannya. Analisis kestabilan lereng bendungan dengan metode elemen hingga menggunakan software plaxis 8.6. Analisis pertama pada desain dengan kemiringan lereng bendungan yang dianjurkan. Kemudian ketika tidak aman, desain kemiringan lereng bendungan dirubah. Hasil analisis kestabilan lereng bendungan dengan perbandingan lereng vertikal:horizontal pada bagian hulu 1:1,5 dan pada bagian hilir 1:1,25 menghasilkan beberapa kondisi dengan angka faktor keamanan yang lebih kecil dari yang diijinkan, sehingga kemiringan lereng bendungan perlu dirubah. Hasil perubahan lereng bendungan dengan perbandingan lereng vertikal:horizontal pada bagian hulu 1:1,9 dan pada bagian hilir 1:1,6 pada kondisi selesai konstruksi tanpa beban gempa dan dengan pengaruh beban gempa upstream dan downstream, kondisi muka air normal tanpa beban gempa dan dengan pengaruh beban gempa upstream dan downstream, kondisi muka air maksimum tanpa beban gempa dan dengan pengaruh beban gempa upstream dan downstream, serta kondisi muka air turun tiba-tiba (rapid drawdown) tanpa pengaruh beban gempa menghasilkan angka faktor keamanan lebih dari yang disyaratkan, sehingga bendungan aman. Kata kunci: Embung, Bendungan, kestabilan lereng, Metode Elemen Hingga, faktor keamanan
    corecore