7 research outputs found

    Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor Di Provinsi Lampung

    Full text link
    Luas wilayah Provinsi Lampung sekitar 35.376 km2 dengan topografi yang memperlihatkan proses erosi yang cukup intensif. Proses erosi yang demikian dipengaruhi oleh bentuk topografi, jenis litologi, struktur geologi, vegetasi dan kondisi iklim lokal. Pola pengaliran/drainase yang ada di wilayah ini memperlihatkan pola/bentuk dendritik dan sub radial, bentuk ini dipengaruhi oleh litologi dan struktur geologi. Wilayah barat Provinsi Lampung merupakan daerah rawan tanah longsor karena sebagian besar terdiri dari material vulkanik muda dan daerah sesar aktif. Kejadian tanah longsor setiap tahun terjadi di Provinsi Lampung, oleh karena itu perlu ada identifikasi. Tingkat kerawanan tanah longsor ditentukan oleh beberapa parameter, yaitu : kemiringan, intensitas hujan, geologi dan tataguna lahan. Berdasarkan itu, luas wilayah rawan di Provinsi Lampung sekitar 83 % dari luas keseluruhan wilayah

    Analisis Kerawanan Dan Kerentanan Bencana Gempabumi Dan Tsunami Untuk Perencanaan Wilayah Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

    Full text link
    The District of Maluku Tenggara Barat is situated between: 07º 06' 13” - 08º 02' 08” South Latitudes and 131º 03' 39” - 131º 45' 09” East Longitudes. The Broad of Territory in the District of Maluku Tenggara ± 325,725 Ha. Maluku Tenggara Barat District was above three tectonic plates, resulting in the formation of the complex geological conditions, therefore the region include earthquake and tsunami prone area. About 30 percent of the tsunami in Indonesia occurred in the Maluku Sea and Banda Sea. Based on record have occurred BMKG station, 31 tsunami events occurred which caused a big earthquake. Looking at a fairly high frequency, it is important to assess potential earthquake and tsunami disaster in the future. The results of the study the potential for disaster if it is associated with population density, infrastructure and land use will be obtained a vulnerability. Vulnerability is needed in preparing the Regional Development

    Permasalahan Abrasi di Wilayah Pesisir Kabupaten Indramayu

    Full text link
    Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang termasuk kedalam propinsi Jawa Barat dengan luas 204.011 ha. Garis pantainya membujur dari arah barat berbatasan dengan kabupaten Subang ke arah timur berbatasan dengan kabupaten Cirebon, dengan panjang bentangan pantai sekitar 115,5 km. Kenyataan di lapangan di wilayah garis pantai tersebut terkonsentrasi banyak sarana dan prasarana antara lain : sarana pertambakan, tempat pendaratan nelayan, tempat rekreasi pantai, kilang minyak, jalan negara yang menghubungkan Jakarta-Surabaya. Disamping itu di wilayah ini potensi kerusakan telah terlihat dengan jelas antara lain : abrasi dan erosi, pencemaran lingkungan pantai, amblesan, intrusi air asin serta bencana banjir . Dalam makalah ini, penulis hanya memaparkan masalah kerusakan lingkungan di wilayah pantai yang diakibatkan oleh abrasi serta mencoba memberikan gambaran secara umum tentang tindakan mitigasi yang harus dilakukan, agar dampak negatif dapat direduksi sekecil mungkin

    Identifikasi Gempa Biak 17 Pebruari 1996 sebagai Upaya Program Mitigasi Bencana

    Full text link
    Propinsi Irian Jaya pada tanggal 17 Pebruari 1996 tepat pukul 12.59 bbwi, terjadi gempa bumi dengan kekuatan 7 Skala Richter dengan pusat gempa pada koordinat 1.1 LS — 137.15 BT atau 110 km di sebelah Timur P. Biak, pada kedalaman 33 km. Gempa bumi yang disertai dengan gelombang pasang (tsunami) telah menyebabkan 107 orang meninggal, 53 orang luka berat, 225 orang luka ringan dan 31 orang hilang, serta sebagian besar jumlah korban terdapat di Kabupaten Biak. Gempa juga telah menyebabkan ribuan rumah roboh dan hancur serta rusaknya sarana dan prasarana, seperti jaringan listrik, air, telepon, dan sarana jalan. Ditinjau dari Focal Merchanism, gempa 17 Februari 1996 terjadi di zona subduksi, yaitu adanya pergerakan Lempeng Pasifik ( Carolina) kearah selatan yang kemudian menunjam di bawah Lempeng Irian Jaya. Tsunami yang terjadi sesaat setelah gempa bumi, ditandai dengan surutnya permukaan air laut, kemudian gelombang pasang muncul dan melanda seluruh pantai P. Biak, pantai P. Yapen dan sebagian besar daerah pantai Manokwari dan Jayapura. Ketinggian gelombang pasang tercatat setinggi 3 — 7 meter di Kabupaten Biak dan Kabupaten Jayapura, 2 — 4 meter di Kabupaten Yapen Waropen dan 2 — 4 meter di Kabupaten Manokwari
    corecore