3 research outputs found
Pengaruh Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Berbasis Teknologi terhadap Tingkat Pengetahuan perawat tentang Penatalaksanaan Keperawtan Anak Di Ruang Anak 7B Rumah Sakit Saiful Anwar Malan
Salah satu solusi untuk meningkatkan pengetahuan perawat tentang penatalaksanaan keperawatan pada pasien anak dengan memberikan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keperawatan berbasis teknologi . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Aplikasi Sistem Informasi Manajemen berbasis Teknologi terhadap Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Penatalaksanaan Keperawatan pasien anak Di Ruang Anak 7B Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-eksperimental dengan pendekatan pretest-posttest pada kelompok perlakuan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling atau lebih spesifik purposive sampling dan didapatkan jumlah sampel 16 perawat di ruang anak 7B. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Dari hasil kuesioner menunjukkan tingkat pengetahuan perawat sebelum diberikan sosialisasi aplikasi SIM menunjukkan kategori baik (25%), cukup (31%) dan kurang (44%). Sedangkan setelahnya menujukan kategori baik (81%), cukup (19%) dan tidak satupun kurang, artinya terjadi peningkatan sebesar 41% tingkat pengetahuan perawat menjadi baik. Berdasarkan uji wilcoxon rank test dengan SPSS 16 pada tarap signifikansi (α = 0,05) didapatkan p valuenya = 0,000 (p valuenya < 0,05), hal ini disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Aplikasi SIM terhadap pengetahuan perawat tentang Penatalaksanaan Keperawatan di ruang anak 7B Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Berdasarkan penelitian ini, disarankan perawat dapat memanfaatkan dan mengembangkan aplikasi SIM berbasis Teknolog
Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi makrosirkulasi, mikrosirkulasi, gejala klinis integumen dan muskuloskeletal pada kaki diabetik.
Diabetes melitus merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan komplikasi kaki diabetik akibat dari disfungsi makrosirkulasi, mikrosirkulasi, integumen dan muskuloskeletal. Tingginya jumlah kasus Diabetes Melitus dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko yang dapat dirubah dan tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah antara lain BMI, gula darah, kontrol glikemik, kolesterol, tekanan darah merokok dan aktivitas fisik. Pencegahan komplikasi kaki diabetik dapat dilakukan dengan mengidentifikasi faktor risiko yang dapat diubah dan melakukan pemeriksaan kaki yang mencakup penilaian sirkulasi, dan penilaian gejala klinis integumen dan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko BMI, gula darah, kontrol glikemik, kolesterol, tekanan darah dan merokok dengan kondisi makrosirkulasi, mikrosirkulasi, gejala klinis integument dan muskuloskeletal. Desain penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 orang dan diperoleh selama bulan Desember 2022 sampai dengan Januari 2023. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik consecutive sampling dimana semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan oleh peneliti. Peneliti mengumpulkan data menggunakan instrumen lembar observasi yang merupakan gold standard yang direkomendasikam oleh American Heart Association (AHA) untuk mendeteksi kaki diabetik berupa penilaian BMI (menggunakan alat timbangan berat badan dewasa dan microtoise untuk mengukur tinggi badan pasien), tekanan darah (menggunakan alat tensimeter ABN Spectrum Sphygmomanometer dan General care Stethoscope Premier), penilaian kaki diabetik menggunakan skor penilaian ABI (menggunakan alat vascular doppler bistos Hi-Dop BT 200v, ABN Spectrum Sphygmomanometer, jelly dan tisu), monofilament, garputala dan Tuning Fork Hammer, termograf (termograf Flir E4), gejala klinis integument dan muskuloskeletal, lembar observasi pemeriksaan gula darah puasa, kontrol glikemik, kolesterol dan lembar kuesioner berupa identitas pasien, kebiasaan merokok, dan riwayat pemeriksaan kaki sebelumnya. Analisis data menggunakan SPSS versi 21 untuk analisis univariat (deskriptif) dan analisis bivariat menggunakan uji Pearson untuk variabel BMI, gula darah, kontrol glikemik, dan kolesterol, Uji Spearman’s rank pada variabel tekanan darah dan merokok. Analisis multivariat menggunakan SMARTPLS menggunakan outer model dan inner model. Hasil uji univariat didapatkan jumlah responden sebagian besar perempuan (69%) dan laki-laki sebanyak 31% dengan rentang usia 55-64 tahun sebanyak 49%. Responden sebagian besar memiliki tingkat Pendidikan SMA (45%), dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (56%), durasi diabetes 5-10 tahun, memiliki tekanan darah dalam kategorik Hipertensi I (32%), tidak memiliki kebiasaan merokok (82%), dan pasien belum pernah mendapatkan informasi tentang kaki diabetik (94%) maupun pemeriksaan kaki (97%). Hasil uji Pearson dan uji Spearman’s Rank menunjukan adanya hubungan gula darah, kontrol glikemik dan kolesterol (LDL dan TG) dengan kondisi makrosirkulasi pada penilaian ABI, mikrosirkulasi pada penilaian monofilamen, garputala, kondisi gejala klinis integument dan muskuloskeletal dengan kekuatan hubungan kuat dan searah, namun tidak terdapat
ix
hubungan gula darah, kontrol glikemik dan kolesterol (LDL dan TG) dengan kondisi mikrosirkulasi pada penilaian termograf. Terdapat hubungan kolesterol (HDL) dengan kondisi makrosirkulasi pada penilaian ABI, mikrosirkulasi pada penilaian monofilamen, garputala, kondisi gejala klinis integumen dan muskuloskeletal dengan kekuatan hubungan cukup kuat dan tidak searah, namun tidak terdapat hubungan kolesterol (HDL) dengan kondisi mikrosirkulasi pada penilaian termograf. Terdapat hubungan tekanan darah dengan kondisi makrosirkulasi pada penilaian ABI (p value 0,006 kaki kanan, kaki kiri 0,004 0,05) dengan kondisi makrosirkulasi pada penilaian ABI, mikrosirkulasi pada penilaian monofilamen, garputala, kondisi gejala klinis integument dan muskuloskeletal. Hasil analisis multivariat pada SMARTPLS faktor risiko BMI, gula darah, kontrol glikemik, kolesterol, tekanan darah dan merokok memiliki kemampuan variabel sedang (49,8%) pada kondisi makrosirkulasi dengan penilaian ABI, pada kondisi mikrosirkulasi dengan penilaian monofilamen kemampuan variabel sedang (49,2%), kemampuan variabel kuat (63,5%) pada garputala, kemampuan variabel sedang (47,2%) pada termograf dan kemampuan variabel kuat (65,3%) pada kondisi gejala klinis dan integumen. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor risiko gula darah, kontrol glikemik dan kolesterol berhubungan dengan kondisi makrosirkulasi pada penilaian ABI, kondisi mikrosirkulasi dengan penilaian monofilamen dan garputala, kondisi gejala klinis integument dan muskuloskeletal, namun tidak berhubungan dengan kondisi mikrosirkulasi pada penilaian termograf. Faktor risiko tekanan darah berhubungan dengan kondisi makrosirkulasi pada penilaian ABI dan kondisi mikrosirkulasi pada penilaian garputala, namun tidak berhubungan dengan kondisi mikrosirkulasi pada penilaian monofilamen, termograf, gejala klinis integument dan muskuloskeletal. BMI dan merokok tidak berhubungan dengan kondisi makrosirkulasi, mikrosirkulasi dan gejala klinis integumen dan muskuloskeletal. Faktor risiko BMI, gula darah, kontrol glikemik, kolesterol, tekanan darah dan merokok menunjukkan pengaruh yang besar pada penilaian gejala klinis integumen dan muskuloskeletal. Rekomendasi dari penelitian ini adalah asuhan keperawatan pada pasien diabetes dapat menggunakan pendekatan teori model konservasi Levine untuk pemeriksaan kaki dengan mengobservasi gejala klinis integumen dan muskuloskeletal dengan mengidentifikasi masalah integritas struktural dan integritas pribadi pada faktor risiko BMI, gula darah, kontrol glikemik, kolesterol dan merokok untuk memulihkan fungsi fisiologis pada struktur tubuh pasien yang berfokus pada intervensi keperawatan pada proses penyembuhan dan pencegahan komplikasi