2 research outputs found

    PROBLEMATIKA AKADEMIK DAN PSIKOLOGIS SISWA BERBAKAT INTELEKTUAL DALAM MENGIKUTI KELAS AKSELERASI DI SDN KENDANGSARI I SURABAYA

    Get PDF
    Anak berbakat adalah a gift from god and nature yang merupakan sumber daya manusia berkualitas dan bermakna yang tidak boleh disia-siakan. Anak berbakat memiliki kebutuhan dan masalah khusus yang menuntut perhatian dan pelayanan khusus pula (Munandar, 1999). Sebagaimana yang tertuang dalam GBHN tahun 1999 yang menyatakan bahwa Pengembangkan kualitas sumber daya manusia dilakukan sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dan dukungan serta perlindungan sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Hawadi, 2002). Data anak berbakat menurut Balitbang Dikbud (1994) juga menyatakan bahwa kuantitas peserta didik dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa berkisar antara 2% sampai 5% dari jumlah seluruh peserta didik yang ada dan mencapai 8% untuk SMU (Hawadi, 2002). Jumlah peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Umum baik negeri dan swasta di Indonesia sangat besar yaitu 36.075.608 orang (tahun 1999/2000), jika diambil persentase rendah yaitu 2% dari data Balitbang Dikbud tersebut akan diperoleh jumlah sekitar 770.000 anak berbakat yang potensial menjadi aset terpenting negara. Beberapa fakta di lapangan ternyata membuktikan bahwa lebih dari separuh anak-anak berbakat masih berprestasi jauh di bawah kemampuannya. Anak berbakat seperti ini dengan perkataan lain termasuk dalam klasifikasi anak yang underachiever (Munandar, 1999). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui lebih komprehensif tentang Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam mengikuti kelas akselerasi (akademik dan psikologis), 2) Bagaimana cara siswa dalam mengatasi problematika/faktor penghambat tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif- interpretatif dengan cara menggali dan memahami fenomena sentralnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) angket terbuka, untuk menggali lebih jauh faktor-¬faktor yang menjadi penghambat (akademik dan psikologis) dan pendukung (akademik dan psikologis) serta bagaimana cara mengatasi problematika/faktor penghambat tersebut. Angket ini diberikan pada seluruh siswa akselerasi, 2) wawancara mendalam, yaitu dengan membuat instrumen pedoman wawancara yang mengacu pada rumusan masalah dengan mengacu hasil dari angket terbuka. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Ill dan IV di SDN Kendangsari I Surabaya yang mengikuti program akselerasi. Jumlah total dari seluruh siswa adalah 18 siswa. Metode analisis datanya dengan cara: I) untuk angket terbuka dibuat daftar jawaban masing-masing rumusan masalah dan dengan mentabulasi masing-masing jawaban dan diurutkan skala prioritas berdasarkan frekuensi yang terbanyak, 2) untuk wawancara mendalam, dari hasil proses wawancara dibuat ringkasan dengan menjodohkan antar subyek (pattern maching) kemudian dilakukan penjelasan dan dianalisis secara interpretatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) faktor-faktor pendukung (psikologis) antara lain: dukungan orangtua, pintar, tekun, mandiri dan motivasi dari dirinya sendiri. Sementara itu, faktor-faktor pendukung (akademik) yaitu metode mengajar guru baik, materinya mudah dimengerti dan fasilitas belajar di rumah memadai, 2) faktor-faktor penghambat (psikologis): malas, kurang kreatif, ceroboh dan faktor-faktor penghambat (akademik): sarana dan prasarana kurang memadai dan suasana kelas ramai, 3) siswa bisa mengidentifikasi faktor penghambatnya dan mampu mencari alternatif pemecahannya antara lain: a) kesulitan belajar yaitu dengan minta bantuan teman, guru bahkan keluarga di rumah, b)adaptasi pada proses belajar mengajar (materi padat dan banyak PR) yaitu dengan cara beradaptasi dengan pola belajar yang ada, c) suasana kelas yang ramai yaitu dengan cara mengusahakan agar suasana menjadi baik, malas yaitu dengan belajar lebih giat, d) kurang kreatif yaitu belajar untuk mencari cara yang Iebih kreatif, e) ceroboh yaitu dengan cara memeriksa hasil pekerjaannya kembali dan f) sarana belajar yang minimal yaitu dengan mencari sarana belajar di Iuar kelas. Dari hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut: 1) bagi sekolah, hendaknya memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan siswa akselerasi dengan memberikan fasilitas belajar mengajar yang lebih memadai yaitu dengan menyediakan media pembelajaran audiovisual di kelas, menambah koleksi buku perpustakaan dan memberikan suasana belajar yang nyaman, 2)Bagi guru hendaklah tetap mempertahankan metode belajar yang sudah baik dan meningkatkan wawasan pengetahuannya dengan menguasai teknologi informasi (komputer ) yang disediakan sekolah untuk mendukung mengoptimalkan potensi siswa akselerasi, 3) bagi orangtua, senantiasa memberikan motivasi dan fasilitas belajar di rumah secara tepat, sehingga siswa mampu mengoptimalkan kemampuannya

    PROBLEMATIKA AKADEMIK DAN PSIKOLOGIS SISWA BERBAKAT INTELEKTUAL DALAM MENGIKUTI KELAS AKSELERASI DI SDN KENDANGSARI I SURABAYA

    Get PDF
    Anak berbakat adalah a gift from god and nature yang merupakan sumber daya manusia berkualitas dan bermakna yang tidak boleh disia-siakan. Anak berbakat memiliki kebutuhan dan masalah khusus yang menuntut perhatian dan pelayanan khusus pula (Munandar, 1999). Sebagaimana yang tertuang dalam GBHN tahun 1999 yang menyatakan bahwa Pengembangkan kualitas sumber daya manusia dilakukan sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dan dukungan serta perlindungan sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Hawadi, 2002). Data anak berbakat menurut Balitbang Dikbud (1994) juga menyatakan bahwa kuantitas peserta didik dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa berkisar antara 2% sampai 5% dari jumlah seluruh peserta didik yang ada dan mencapai 8% untuk SMU (Hawadi, 2002). Jumlah peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Umum baik negeri dan swasta di Indonesia sangat besar yaitu 36.075.608 orang (tahun 1999/2000), jika diambil persentase rendah yaitu 2% dari data Balitbang Dikbud tersebut akan diperoleh jumlah sekitar 770.000 anak berbakat yang potensial menjadi aset terpenting negara. Beberapa fakta di lapangan ternyata membuktikan bahwa lebih dari separuh anak-anak berbakat masih berprestasi jauh di bawah kemampuannya. Anak berbakat seperti ini dengan perkataan lain termasuk dalam klasifikasi anak yang underachiever (Munandar, 1999). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui lebih komprehensif tentang Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam mengikuti kelas akselerasi (akademik dan psikologis), 2) Bagaimana cara siswa dalam mengatasi problematika/faktor penghambat tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif- interpretatif dengan cara menggali dan memahami fenomena sentralnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) angket terbuka, untuk menggali lebih jauh faktor-¬faktor yang menjadi penghambat (akademik dan psikologis) dan pendukung (akademik dan psikologis) serta bagaimana cara mengatasi problematika/faktor penghambat tersebut. Angket ini diberikan pada seluruh siswa akselerasi, 2) wawancara mendalam, yaitu dengan membuat instrumen pedoman wawancara yang mengacu pada rumusan masalah dengan mengacu hasil dari angket terbuka. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Ill dan IV di SDN Kendangsari I Surabaya yang mengikuti program akselerasi. Jumlah total dari seluruh siswa adalah 18 siswa. Metode analisis datanya dengan cara: I) untuk angket terbuka dibuat daftar jawaban masing-masing rumusan masalah dan dengan mentabulasi masing-masing jawaban dan diurutkan skala prioritas berdasarkan frekuensi yang terbanyak, 2) untuk wawancara mendalam, dari hasil proses wawancara dibuat ringkasan dengan menjodohkan antar subyek (pattern maching) kemudian dilakukan penjelasan dan dianalisis secara interpretatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) faktor-faktor pendukung (psikologis) antara lain: dukungan orangtua, pintar, tekun, mandiri dan motivasi dari dirinya sendiri. Sementara itu, faktor-faktor pendukung (akademik) yaitu metode mengajar guru baik, materinya mudah dimengerti dan fasilitas belajar di rumah memadai, 2) faktor-faktor penghambat (psikologis): malas, kurang kreatif, ceroboh dan faktor-faktor penghambat (akademik): sarana dan prasarana kurang memadai dan suasana kelas ramai, 3) siswa bisa mengidentifikasi faktor penghambatnya dan mampu mencari alternatif pemecahannya antara lain: a) kesulitan belajar yaitu dengan minta bantuan teman, guru bahkan keluarga di rumah, b)adaptasi pada proses belajar mengajar (materi padat dan banyak PR) yaitu dengan cara beradaptasi dengan pola belajar yang ada, c) suasana kelas yang ramai yaitu dengan cara mengusahakan agar suasana menjadi baik, malas yaitu dengan belajar lebih giat, d) kurang kreatif yaitu belajar untuk mencari cara yang Iebih kreatif, e) ceroboh yaitu dengan cara memeriksa hasil pekerjaannya kembali dan f) sarana belajar yang minimal yaitu dengan mencari sarana belajar di Iuar kelas. Dari hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut: 1) bagi sekolah, hendaknya memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan siswa akselerasi dengan memberikan fasilitas belajar mengajar yang lebih memadai yaitu dengan menyediakan media pembelajaran audiovisual di kelas, menambah koleksi buku perpustakaan dan memberikan suasana belajar yang nyaman, 2)Bagi guru hendaklah tetap mempertahankan metode belajar yang sudah baik dan meningkatkan wawasan pengetahuannya dengan menguasai teknologi informasi (komputer ) yang disediakan sekolah untuk mendukung mengoptimalkan potensi siswa akselerasi, 3) bagi orangtua, senantiasa memberikan motivasi dan fasilitas belajar di rumah secara tepat, sehingga siswa mampu mengoptimalkan kemampuannya
    corecore