2 research outputs found

    Pengaruh Penggunaan Tepung Bata Ringan Pada Campuran Beton Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton

    Get PDF
    Beton  adalah  suatu  bahan  bangunan  komposit  yang  terdiri  atas  kombinasi  ukuran  tertentu  dari  agregat kasar,  agregat  halus, air dan semen.  Berbagai  upaya telah dilakukan  untuk meningkatkan  kekuatan  beton dengan memodifikasi penyusunannya seperti beton ringan, beton semprot(shotcrete)t, beton fiber, beton mutu tinggi, beton mutu sangat tinggi, beton mampat sendiri, dll. Untuk keperluan  tertentu terkadang  campuran beton ditambahkan dengan bahan aditif kimia dan mineral. Penambahan bahan performa atau mineral diharapkan  dapat mengubah  kinerja  dan sifat campuran  beton sesuai kondisi dan tujuan yang diinginkan. Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui  pengaruh  variasi  dan  kadar  tepung  bata  ringan  dalam campuran beton terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton. Penelitian ini menggunakan metode Standar Nasional  Indonesia  (SNI).  Hasil  yang  diperoleh  kuat tekan maksimum  beton adalah  23,66  MPa dan kuat tarik maksimum  beton 4,38 MPa dengan persentase  10% tepung pada umur 28 hari yang telah memenuhi dan melebihi kuat tekan dan kuat tarik yang direncanakan.  beton. f 'c 20 MPa. Kadar optimum tepung bata ringan  10%  dapat  meningkatkan  kuat  tekan  dan  kuat  tarik  beton.  Hal  ini  berbanding  terbalik  dengan persentase 30% dan hasil yang didapat sebesar 50% cenderung mengalami penurunan kekuatan

    Studi Perbandingan Karakteristik Agregat Quarry Nangapanda Dan Quarry Aemau Untuk Lapis Pondasi Bawah (Sub Base)

    Get PDF
    Salah satu bahan penyusun perkerasan jalan adalah agregat,untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap karakteristik material agregat sebagai bahan dasar konstruksi jalan. Quarry Nangapanda dan quarry Aemau merupakan sumber material yang sering digunakan untuk pembangunan pekerjaan jalan di Kabupaten Ende dan Nagekeo. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui karakteristik agregat quarry Nangapanda dan quarry Aemau, serta perbandingan karakteristiknya untuk lapis pondasi bawah (sub base). Metode yang digunakan adalah Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil pengujian analisis saringan agregat dua quarry ini termasuk dalam tipikal gradasi seragam,berat jenis (bulk) quarry Nangapanda sebesar 2,53 dan quarry Aemau sebesar 2,84. Penyerapan (absorption) untuk quarry Nangapanda sebesar 2,81% dan quarry Aemau sebesar 1,60%,kadar air agregat quarry Nangapanda sebesar 1,51% dan quarry Aemau sebesar 1,075%,agregat yang lolos nomor 200 (0,075 mm) quarry Nangapanda sebesar 0,283% dan quarry Aemau sebesar 0,423%, keausan agregat quarry Nangapanda sebesar 18,30% dan quarry Aemau sebesar 12,06%. Hasil akhir agregat dua quarry ini sudah memenuhi syarat SNI dengan perbandingan karakteristik agregat quarry Aemau lebih baik dari agregat quarry Nangapanda
    corecore