23 research outputs found
Nasikh Dan Mansukh Dalam Al-Qur’an Perspektip Al-Suyuthi Dan Muhammad Abduh
Al-Qur’an sebagai sebuah teks memiliki konsekuensi munculnya ragam kajan al-Qur’an yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini dikarenakan Al-Qur’an bersifat interpretable (yahtamilu wujuh al-ma’na), sehingga mengandung berbagai ragam penafsiran. Nasikh menjadi sebuah kajian ‘ulum al-Qur’an yang sangat meresahkan para mufassir dan ahli fiqih untuk melihat wajah pemikiran yang komprehensif yang melahirkan interpretasi yang berbeda.
Terjadinya Kontroversi dalam memahami nasikh dalam al-Qur’an di sebabkan karena terdapat ketidaksepakatan para ulama mengenai “apakah ada ayat-ayat al-Qur’an yang di nasikh. al-Suyuthî merupakan salah satu tokoh ulama yang mendukung adanya nasikh Mansukh sedangkan Muhammad Abduh, dalam menanggapi diskursif nasikh dan mansukh juga terlihat menolak adanya nasikh dalam Al-Qur’an. Pokok masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana perbedaan persfektif Al-Suyuthi dan Muhammad Abduh dalam memahami ayat-ayat nasikh dan Mansukh dan dampaknya terhadap pengambilan hukum dalam al-Qur’an.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Sumber data diperoleh dari sumber data primer Jalaluddin al-Sayuti, yaitu di kitabnya yang berjudul Tafsir Jalalain , dan Al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, serta muhammad abduh didalam tafsirnya yakni tafsir al-manar, sedangkan data sekunder adalah tulisan-tulisan dari kalangan cendikiawan tentang pemikiran Jaluluddin Al-Suyuti dan Muhammmad Abduh serta buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan Nasikh dan Mansukh.
Dari penelitian yang dilakukan dihasilkan cari corak penafsiran yang dilakukan oleh Al-suyuti dalam tafsirnya al-Jalalain dan Muhammad Abduh dalam Tafsirnya Al-manar penulis Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua mufassir dalam memahami ayat nasikh. Perbedaan yang ada hanya perbedaan redaksi
RISET LIVING QUR’AN MENGENAI TRADISI SELAWAT KUBRO MAJELIS ZIKIR TASBIH DI DESA PETANANG KEC. KUMPEH KAB. MUARO JAMBI
Berdasarkan pengamatan penelitian di lapangan peneliti menemukan hasil penelitian yang dapat di simpulkan sebagai berikut: Pertama, dasar atau landasan pembacaan selawat kubro ini, bahwa mereka berpegang teguh dari esensi Al-Qur’a>n yang menyerukan supaya manusia berselawat untuk Nabi nya. Kedua, praktik tadisi pembacaan selawat kubro yang dibaca anggota Majelis Zikir Tasbih dalam ritual shalat tasbih memang sudah sesuai dengan hukum syariat} Islam. Ketiga, pandangan masyarakat atas praktik tradisi selawat kubro Majelis Zikir Tasbih itu sangat baik dalam ritual shalat tasbih, dan memberikan dampak yang sangat positif untuk sosial kemasyarakatan Desa Petanang
PERBUDAKAN MENURUT IBNU KATSIR DALAM TAFSĪR AL-QUR’ĀN AL-‘AẒĪM
Skripsi ini berjudul “Perbudakan menurut Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perbudakan menurut ibnu katsir dalam pandangan islam, perbudakan ini telah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad SAW, pada waktu itu pemerlakuan perbudakan telah di praktekkan oleh Rassulullah sejak waktu itu, pemerlakuan perbudakan tidak senak saja tapi telah diatur oleh hukum Islam berlaku seperti disebutkan dalam Q.S. An Nur: 33, dizaman sekarang pemerlakuan perbudakan juga diatur oleh undang-undang. di dalam Al-Qur’an telah banyak disebutkan tentang perbudakan, adapun istilah-istilah perbudakan dalam al-qur’an yaitu: ‘abd, amat, raqabah, riqab, dan ma malakat aimanukum. Penulis berpendapat bahwa Ibnu Katsir menjelaskan term-term perbudakan dengan makna yang disesuaikan dengan tema yang diangkat pada ayat tersebut, dengan arti lain tidak selalu diartikan sebagai budak atau diartikan sebagai budak tapi tidak secara umum
TRADISI TAMAT KAJI DALAM ADAT PERNIKAHAN DI DESA MUARA PEMUAT KECAMATAN BATANG ASAI KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI
Skripsi ini adalah studi tentang tradisi tamat kaji dalam adat pernikahan di Desa Muara Pemuat, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam memahami makna dan nilai yang terkandung dalam setiap pelaksanaan tradisi tamat kaji di Desa Muara Pemuat sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan nilai yang terkandung dalam tradisi tamat kaji yang terdapat di Desa Muara Pemuat, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun.
Pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif. Objek penelitian ini adalah tradisi tamat kaji dalam adat pernikahan yang terdapat di Desa Muara Pemuat Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun. Subjek penelitiannya adalah kepala Desa, pemangku adat, warga desa, yang terdapat di Desa Muara Pemuat Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari data yang telah terkumpul dianalisis kemudian ditarik kesimpulan, untuk memperoleh data yang valid dilakukan uji keabsahan data dengan metode triangulasi.
Hasilnya penulis menemukan bahwa: Pertama, bahwa tujuan dari masyarakat Desa Muara Pemuat melakukan tradisi tamat kaji dalam adat pernikahan merupakan sebuah ucapan terimakasih orang tua terhadap seorang guru karena telah mengajarkan anak-anaknya belajar Al-Qur’an. Kedua, tradisi tamat kaji memiliki banyak nilai budaya bahkan keagamaan terutama menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan yang benar dan pedoman hidup. Ketiga, tradisi tamat kaji memiliki nilai mengajarkan hubungan antar manusia, hubungan dengan tuhan, hubungan dengan alam bahkan hubungan dengan diri sendiri. Akhirnya penulis merekomendasikan kepada warga Desa Muara Pemuat untuk dapat memahami nilai dan makna yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi tamat kaji dalam adat pernikahan. agar tetap dilestarikan sepanjang zaman
MAJELIS TAKLIM SEBAGAI WADAH PEMBELAJARAN BACA AL-QUR’AN” (STUDI LIVING QUR’AN MAJELIS TAKLIM AN-NISA DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN KEMUNING KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU)
Hasil penelitian ini menemukan bahwa faktor Pendukung dan Penghambat Belajar Baca Al-Qur’an Ibu-Ibu di Desa Kemuning Muda Kecamatan Kemuning, Faktor Pendukung dalam belajar Al-Qur’an adalah, datang dari kesiapan ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an, motivasi itu sendiri, pembimbing, lingkungan yang menunjang dalam pembelajaran Al-Qur’an itu sendiri, adapun Faktor Penghambat yaitu Mengumpulkan jama’ah, Kurangnya kemauan ibu – ibu untuk mengikuti kegiatan Majelis Taklim, Kemampuan jama’ah dalam menerima materi pelajaran baca al-qur’an di majelis taklim Upaya Majelis Taklim An-Nisa Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Al-Qur’an Ibu-Ibu Desa Kemuning Muda Kecamatan Kemuning adalah: Saling mengingatkan antara jama’ah yang satu dengan jama’ah yang lain untuk mengikuti kegiatan pembelajaran baca Al-Qur’an danMenimbulkan kesadaran masyarakat manfaat dari mengikuti kegiatan pembelajaran baca Al-Qur’an, Praktik Pembelajaran Baca Al-Qur’an Di Majelis Taklim An-Nisa yaitu Menerapkan Pola Privat Pada Pembelajaran Membaca Al-Qur’an dan Pembelajaran Dengan Metode Tahsin Pemahaman Masyarakat Terhadap Pembelajaran Baca Al-Quran Di Majelis Taklim An-Nisa seperti memperhatikan atau menyimak pelajaran, mencatat pelajaran, dan bertanya apabila tidak memahami materi pelajaran
MANUSIA SEBAGAI PEMAKMUR DI MUKA BUMI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan Allah di permukaan bumi ini. keunggulan manusia diantaranya makhluk lainnya adalah dengan dimilikinya akal untuk berpikir. dengan akalnya tersebut. Manusia dapat menciptakan sesuatu yang luar biasa, dan dengan akal yang dimilikinya yaitu pula, manusia diamanati tanggung jawab yang besar yaitu amanah sebagai khalīfah untuk mengurus bumi. Makna Khalīfah dalam al-Qur’an Relevansinya dengan Tujuan (Analisis QS. al-Baqarah ayat 30-35). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) makna khalīfah dalam QS. al-Baqarah ayat 30-35; 2) relevansi makna khalīfah dalam QS.al-Baqarah ayat 3035. Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan Metode Riset Kepustakaan (library research), dengan Teknik Analisis Deskriptif Kualitatif.
Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Maudhuʽi dan Interpretasi. Dalam penelitian ini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa makna khalīfah tidak hanya dapat dipahami sebagai penggantian atau pewarisan. Berdasarkan tafsir-tafsir QS. al-Baqarah ayat 30-35, khalīfah berarti wakil Allah dalam melaksanakan ketetapan-ketetapan-Nya di bumi. Hal ini adalah sebuah penghormatan yang diberikan oleh Allah kepada manusia karena ia adalah makhluk yang paling sempurna. Khalīfah adalah manusia yang aktif dalam tatanan alam semesta, seorang khalīfah adalah manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, keimanan dan amal saleh.
Khalīfah adalah manusia kritis, kreatif serta dinamis yang mampu membangun dunia ini sesuai dengan ketetapanNya. Secara operasional tugas kekhalīfahan dapat dijabarkan melalui: pertama, tugas kekhalīfahan terhadap diri sendiri yakni menuntut ilmu dan menghiasi diri dengan akhlak mulia. Kedua, tugas kekhalīfahan terhadap keluarga, menyangkut tugas membentuk rumah tangga bahagia dan sejahtera (keluarga sakinah mawaddah warahmah). Ketiga, tugas kekhalīfahan dalam masyarakat, meliputi tugas mewujudkan persatuan dan kesatuan umat, tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, menegakkan keadilan dalam masyarakat, bertanggung jawab terhadap amar ma’ruf nahi munkar dan berlaku baik terhadap golongan masyarakat yang lemah, termasuk fakir miskin serta anak yatim. Keempat, tugas kekhalīfahan terhadap alam, menyangkut tugas mengkulturkan alam, menaturalkan kultur dan mengislamkan kultur Untuk dapat melaksanakan fungsi kekhalīfahan dengan baik. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi sumbangan bagi khazanah ilmu pengetahuan dan bahan informasi serta masukan bagi para Ilmu Al-Qur’an Tafsir UIN Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
PENGAMALAN SURAT AL-KAHFI SETIAP MALAM JUM‟AT DI PONDOK PESANTREN TAHFIZH SATU QUR‟AN SUNGAI DUREN JAMBI
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan penulis tentang bagaimana pengamalan surah Al-Kahfi yang dilakukan di Pondok Pesantren Satu Qur‟an Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengamalan surah Al-Kahfi di Pondok Pesantren Satu Qur‟an Sungai Duren Jambi, yang masih diterapkan oleh santri/wati Pondok Pesantren Satu Qur‟an Sungai Duren Jambi sejak tahun 2015 hingga sekarang ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Bagaimana pemahaman santi /wati terhadap Pengamalan surah Al-Kahfi yang dibaca rutin setiap malam Jum‟atdi Pondok Pesantren Satu Qur‟an tersebut.
Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode living Qur‟an, yaitu sebuah metode yang digunakan untuk melihat dan memotret fenomena yang ada dimasyarakat berupa bagaimana tata cara masyarakat menghidupkan Al-Qur‟an. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif.
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa; pertama, pengamalan pembacaan surat Al-Kahfi oleh guru dan santri dilandasi oleh keyakinan terhadap hadits-hadits yang menjelaskan tentang besarnya keutamaan membaca surah Al-Kahfi setiap malam Jum‟at. Kedua, praktik pengamalan pembacaan surah Al-Kahfi oleh santri Pondok Pesantren Satu Qur‟an dilakukan dengan dua cara yaitu secara Bin-Nadzri dengan cara melihat Al-Qur‟an dan secara Bil-Ghaibi tanpa melihat Al-Qur‟an. Ketiga, Kegiatan pembacaan Al-Qur‟an surah Al-Kahfi oleh santri Pondok Pesantren Satu Quran tiap malam Jum‟at, bagi para guru dimaknai sebagai pembentukan karakter santri yang berakhlakul karimah, dikarenakan adanya nilai-nilai moral atau nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam surat Al-Kahfi
IMPLEMEMNTASI KANDUNGAN AYAT-AYAT METODE BACA AL-QUR’AN DALAM MENGATASI PROBLEMARIKA BACA AL-QUR’AN DI DESA DSNAU KEDAP KECAMATAN MARO SEBO KABUPATEN MUARO JAMBI
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas yang cukup memprihatikan dan memerlukan perhatian, yaitu Problematika dalam membaca Al-Qur’an di Desa Danau Kedap Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi yang tidak sesuai dengan kaidah atau tata cara dalam membaca Al-Qur’an yang baik dan benar. Hal ini mendorong penulis untuk mengemukakan bagaimana ini semua masih terjadi sedangkan didalam Al-Qur’an dan fatwa para ulama membaca Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya.Pendekatan yang penulis gunakan adalah Living Qur’an dalam tehnis deskritif kualitatif, dengan menekankan pada implimentasi kandungan ayat-ayat metode baca Al-Qur’an dalam problematika baca Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan menerapkan empat tehnik analisis data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan.Hasilnya penulis menemukan bahwa implimentasi kandungan ayat-ayat metode baca Al-Qur’an yang terdapat di Desa Danau KedapKecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi tidaklah terkendali terlalu mengimplimentasikan dikarenekan para pengajar, guru, atau tutor yang mengajar pada masa sekarang hanya mengikuti dan mengajarkan kepada peserta belajar, sehingga terjadi problematika baca Al-Qur’an di Desa Danau Kedap tersebut, dan pengajar, tutor, atau guru yang mengajar tidak adanya lulusan dari pakar atau yang benar-benar ahli dalam bidang ilmu Al-Qur’an, faktor perubahan zaman, dan kondisi lingkungan
PEMBACAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM RUTINITAS DZIKIR THARIQOH SYADZILIYAH DI PONDOK PESANTREN MAMBA’UL ULUM KELURAHAN TALANG BAKUNG KECAMATAN PAAL MERAH KOTA JAMBI (STUDI LIVING QUR’AN)
Pembahasan ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan penulis terhadap
dzikir thariqoh syadziliyyah yang telah dilakukan secara turun-temurun oleh
santri di Pondok Pesantren Mamba‟ul Ulum, sehingga penulis tertarik
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut. Penelitian
skripsi ini membahas mengenai penggunaan ayat-ayat Al-Qur‟an ketika
pelaksaan dzikir thariqoh syadziliyyah yang meunjukan persepsi sosial santri
terhadap Al-Qur‟an. Dalam hal ini santri di Pondok Pesantren Mamba‟ul Ulum
Kelurah Talang Bakung Kecamatan Paal Merah Kota Jambi memakai ayat-ayat
tertentu di dalam Al-Qur‟an yang digunakan pada saat pelaksanaan dzikir
thariqoh syadziliyyah.
Fokus pembahasan dari penelitian ini adalah yang terkait dengan apa saja
ayat-ayat Al-Qur‟an yang digunakan santri pada ba‟da magrib dan ba‟ada
subuh pada saat pelaksaan dzikir berlangsung, dan kemudian apa keyakinan
santri terhadap ayat-ayat pilihan tersebut, dan sejauh mana pemahaman santri
tentang ayat-ayat pilihan yang digunakan tersebut. Penelitian yang penulis
gunakan ialah penelitian field research yang menggunakan metodologi
penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui Observasi, partisipan
wawancara dan dokumentasi. Analisi yang digunakan adalah deskritif analitik
sebagai landasan teori, dan juga penulis dibantu dengan pendekatan
fenomenologi.
Adapun hasil penelitian dalam penulisan ini yaitu ayat-ayat yang
digunakan pada saat pelaksaan dzikir thariqoh syadziliyyah ialah surat AlAn‟am ayat 1-4, surat At-Taubah ayat 128-129, dan surat Al-Hasyr ayat 21-24.
Adapun keyakinan dari penggunaan ayat-ayat tersebut ialah supaya hidup
menjadi berkah, diberi kemudahan dan dijauhkan dari segala marabahaya.
Santri yang melakukan dzikir thariqoh syadziliyyah memahami secara bagus
ayat-ayat yang dipakai tersebu
METODOLOGI TAFSIR AL-AMIN SURAH AL-FATIHAH KARYA MUHAMMAD AMIN SUMA
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas yang memperhatinkan dan memerlukan perhatian, yaitu untuk membantu umat dan masyarakat Indonesia atau lainnya yang merasa memerlukan. Insya Allah, Faktanya bisa jadi masih lebih banyak lagi jumlah masyarakat muslimin-muslimat Indonesia dan Asia Tenggara yang mendambakan kehadiran buku-buku Tafsir Al-Qur’an semacam ini, guna mendampingi kitab/buku tafsir Al-Qur’an yang sudah ada itu mengingat pada satu sisi sangatlah mungkin penafsiran yang sudah ada dianggap masih belum memberikan jawaban yang memadai terhadap semua hal dan persoalan yang mereka cari dan mereka pertanyakan, sementara pada sisi yang lain, banyak juga sudah terjadi perubahan keadaan antara yang lalu dan yang sekarang sehingga memerlukan kehadiran penafsiran baru yang dipandang lebih sesuai lagi dengan perkembangan zaman sekarang.
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan penilitan yang sifatnya kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan informasi dari buku-buku rujukan serta mengkaji bahan-bahan tersebut. Data yang diperoleh dari penelitian disusun serta dijelaskan untuk selanjutnya dianalisa berdasarkan teori yang ada kemudian ditarik kesimpulan. Maka secara garis besar, metode penelitian termasuk kategori metodologi penelitian kualitatif.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: berdasarkan yang sudah penulis cari dan ketahui bahwa tafsir Al-Amin bedah surah Al-Fatihah ini bercorak tafsir fiqh dan metode yang digunakannya adalah metode tahlili serta gagasan tafsirnya yang up to date