3 research outputs found
Luaran Nilai Fungsional Kasus Tumor Primer Spinal Intradura Ekstramedula Pascaoperatif di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo 2014-2016
Tumor spinal primer memiliki morbiditas dan disabilitas yang tinggi. Profil demografi dan luaran nilai fungsional penderita tumor primer spinal intradural ekstramedular 60% dari seluruh tumor spinal primer sehingga penting dinilai karena dapat dijadikan parameter keberhasilan operasi dan dapat digunakan dalam memberikan informasi kepada pasien dan keluarga sebelum operasi. Studi retrospektif deskriptif analitik ini menggunakan data rekam medis penderita tumor spinal intradural ekstramedular yang baru menjalani operasi pertama kali di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2014 – 2016. Skor luaran fungsional Medical Outcome Study 36-item Short-form Health Survey (SF-36) pra dan pasca-operasi dievaluasi dan dibandingkan menggunakan uji korelasi Friedman. Rerata usia subjek adalah 46,3 tahun (min-maks 15-71 tahun), dengan 31% penderita berusia 50-60 tahun, 69% penderita perempuan, dan rerata lama awitan keluhan hingga operasi adalah 7,79 bulan. Sebanyak 65% menderita Schwannoma dan 34,5% meningioma. Dibandingkan dengan skor pra-operasi, skor pasca-operasi kuesioner SF-36 memperlihatkan peningkatan bermakna pada kedelapan aspek kuesioner. Nilai fungsional SF-36 penderita tumor primer spinal intradural ekstramedular menunjukkan perbaikan bermakna pada masa 1 tahun pasca-operasi. Kata kunci: Tumor primer spinal, intradura ekstramedula, SF -36. Evaluation of Functional Outcome of Primary Extramedullar Intradura Spine Tumor Operated in Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital, 2014–2016 Abstract Spinal tumor is one of the neural disorders that contributes to high number of morbidities disabilities. Demographic profile and functional outcome of primary intradural extramedullary spinal tumor patient is important to be evaluated for the purpose of providing holistic information for patients and their family prior to surgery, as well as measuring surgical results. This analytical descriptive retrospective study utilized medical record of primary intradural extramedullary spinal tumor patient who underwent first surgery in dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital from 2014-2016. Pre- and postsurgical Medical Outcome Study 36-item Short-form Health Survey (SF-36) functional score were evaluated and compared using Friedman correlation test. The mean age of study participants is 46,3 years old (min-max: 15-71 years old), with 31% participants included in the age group of 50-60 years old, 69% participants were female, and the mean of onset-to-surgery time is 7,79 months. The dominant histopathological finding was Schwannoma (65%). Compared to the pre-surgical score, post-surgical SF-36 showed significant improvements in all eight aspects of the questionnaire. SF-36 functional score of primary intradural extramedullary spinal tumor patient presented significant improvement in 1 year after surgery. Keywords: Primary spinal tumor, intradural extramedullar, SF-36
Status Koagulasi Pasien Cedera Kepala Sedang Berdasarkan Tromboelastografi dan Hemostasis Konvensional
Pasien cedera kepala paling banyak di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta adalah cedera kepala sedang (CKS) dan kelainan koagulasi dapat memperburuk luaran pasien cedera kepala. Untuk mengetahui status koagulasi dan luaran pada pasien CKS di RSCM dilakukan studi kohort prospektif pada bulan Oktober 2019 – Januari 2020 dengan subjek 20 pasien CKS. Dilakukan pemeriksaan hemostasis konvensional (trombosit, PT, APTT) dan viskoelastisitas darah menggunakan tromboelastografi (TEG). Dari pemeriksaan konvensional didapatkan gangguan koagulasi pada 5% pasien sedangkan dari pemeriksaan TEG diperoleh 60% subjek dengan gangguan koagulasi (55% hiperkoagulasi dan 5% hipokoagulasi). Median lama rawat inap adalah 7 (3-27) hari dan tidak didapatkan mortalitas. Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara pemeriksaan hemostasis konvensional dengan TEG (uji Fisher, p>0,999) serta antara status TEG dengan lama rawat inap (Uji Mann-Whitney, p=0,243). Dari parameter TEG (R time, K time, alpha angle, dan MA) tidak didapatkan perbedaan bermakna dengan lama rawat (uji Mann Whitney dan korelasi Spearman). Terdapat perbedaan bermakna antara parameter TEG, yaitu R time (p<0,001) dan alpha angle (p=0,028) dengan hasil CT scan. Disimpulkan, hiperkoagulasi merupakan kelainan koagulasi yang paling sering pada pasien CKS. Coagulation Status of Patients with Moderate Traumatic Brain Injury Based on Thromboelastography and Conventional Haemostasis Test It is known that the majority of traumatic brain injury (TBI) patients in Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta (RSCM) are comprised of moderate TBI. This prospective cohort study was done in RSCM to evaluate the coagulation status profile of 20 patients with moderate TBI using conventional hemostatic test (platelet count, PT, APTT) and blood viscoelasticity using thromboelastography (TEG) from October 2019 – January 2020. From conventional test, coagulopathy were detected in 5% patients, while from the TEG, coagulopathy were detected in 60% patients (55% hypercoagulopathy and 5% hypocoagulopathy). The outcome of the patients were evaluate using length of stay (LOS) which is 7 days (3-27 days) and mortality (no mortality found in this study). From statistical analysis, the conventional test result and TEG test are not significantly correlated (p>0.999). Thromboelastography test result are not significantly correlated with LOS (p=0.243). From each parameter of TEG (R time, K time, alpha angle, and MA) are not correlated with LOS (Mann Whitney test and Spearman’s correlation test). We found that 2 parameters of TEG, R time (p<0,001) and alpha angle (p=0,028) are significantly correlated with CT scan. In conclusion, hypercoagulopathy is the most coagulation abnormality that occurred in moderate TBI.  
Status Koagulasi Pasien Cedera Kepala Sedang Berdasarkan Tromboelastografi dan Hemostasis Konvensional
Pasien cedera kepala paling banyak di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta adalah cedera kepala sedang (CKS) dan kelainan koagulasi dapat memperburuk luaran pasien cedera kepala. Untuk mengetahui status koagulasi dan luaran pada pasien CKS di RSCM dilakukan studi kohort prospektif pada bulan Oktober 2019 – Januari 2020 dengan subjek 20 pasien CKS. Dilakukan pemeriksaan hemostasis konvensional (trombosit, PT, APTT) dan viskoelastisitas darah menggunakan tromboelastografi (TEG). Dari pemeriksaan konvensional didapatkan gangguan koagulasi pada 5% pasien sedangkan dari pemeriksaan TEG diperoleh 60% subjek dengan gangguan koagulasi (55% hiperkoagulasi dan 5% hipokoagulasi). Median lama rawat inap adalah 7 (3-27) hari dan tidak didapatkan mortalitas. Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara pemeriksaan hemostasis konvensional dengan TEG (uji Fisher, p>0,999) serta antara status TEG dengan lama rawat inap (Uji Mann-Whitney, p=0,243). Dari parameter TEG (R time, K time, alpha angle, dan MA) tidak didapatkan perbedaan bermakna dengan lama rawat (uji Mann Whitney dan korelasi Spearman). Terdapat perbedaan bermakna antara parameter TEG, yaitu R time (p<0,001) dan alpha angle (p=0,028) dengan hasil CT scan. Disimpulkan, hiperkoagulasi merupakan kelainan koagulasi yang paling sering pada pasien CKS. Coagulation Status of Patients with Moderate Traumatic Brain Injury Based on Thromboelastography and Conventional Haemostasis Test It is known that the majority of traumatic brain injury (TBI) patients in Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta (RSCM) are comprised of moderate TBI. This prospective cohort study was done in RSCM to evaluate the coagulation status profile of 20 patients with moderate TBI using conventional hemostatic test (platelet count, PT, APTT) and blood viscoelasticity using thromboelastography (TEG) from October 2019 – January 2020. From conventional test, coagulopathy were detected in 5% patients, while from the TEG, coagulopathy were detected in 60% patients (55% hypercoagulopathy and 5% hypocoagulopathy). The outcome of the patients were evaluate using length of stay (LOS) which is 7 days (3-27 days) and mortality (no mortality found in this study). From statistical analysis, the conventional test result and TEG test are not significantly correlated (p>0.999). Thromboelastography test result are not significantly correlated with LOS (p=0.243). From each parameter of TEG (R time, K time, alpha angle, and MA) are not correlated with LOS (Mann Whitney test and Spearman’s correlation test). We found that 2 parameters of TEG, R time (p<0,001) and alpha angle (p=0,028) are significantly correlated with CT scan. In conclusion, hypercoagulopathy is the most coagulation abnormality that occurred in moderate TBI.