3 research outputs found

    Program perintisan agrobisnis sapipotong melalui sistem kemitraan (Inti-Plasma) disertai penerapan bioteknologi reproduksi di desa Poncokusumo Kabupaten Malang

    Get PDF
    Program budidaya ternak Sapi Potong di Desa Poncokusumo kabupaten Malang ini bekerja sarna antara Lembaga, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dimulai pada akhir bulan Mei 2012. Pembiayaannya melalui dana Iptekda XV LIP!. Pelaksanaan program ini ditangani oleh 5 orang staf pengajar Fakultas Kedokteran Hewan Unair dibantu dengan 3 orang tenaga lokal (setempat). Tenaga pengajar yang terlibat adalah ahli reproduksi, ahli pakan ternak, ahli kesehatan ternak serta ahli sanitasi dan perkandangan. Rangkaian kegiatan yang telah dilakukan an tara lain meliputi : pelatihan budidaya ternak sapi potong, peragaan pembuatan pakan dan kandang, pemberian pakan molar(gandum), pemeliharaan pra dan pasca produksi, se11a pemeriksaan dan pengobatan sapi yang sakit

    Identifikasi asam amino protein SHP yang berperan dalam terminasi signaling protein Signal Transducers and Avtivators of Transcription (STAT)

    Get PDF
    Growth hormone diketahui mengaktifkan STAT I, 3, 5A dan 58. Aktifnya protein STAT akan mempengaruhi pola ekspresi dari gen target. Untuk mengakiri signaling protein STAT yang diaktifkan GH temyata diperlukan suatu protein fosfatase SHP-I dan SHP-2. Dua fosfatase tersebut sangat berperan sebagai regulator negatif signaling yang diaktifkan GH. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berat molekul protein SHP 2 sebagai dasar untuk mengetahui susunan asam amino protein fosfatase SHP pada ayam pedaging yang sedang mengalami pertumbuhan akibat meningkatnya growth hormone (GH). Ayam dipelihara dalam kandang mulai umur 1-21 hari, ayam mendapat pakan dua kali sehari yaitu pukul 06.00 WIB dan 18.00 WIB dengan jumlah 10 % lebih kecil dari standar. Pada umur 21 hari ayam dipotong untuk diambil sampelnya berupa jaringan hepar untuk dilakukan pemeriksaan sebagai berikut (l) Isolasi protein fosfatase SHP-2 dari jaringan hepar ayam pedaging, (2) Analisis protein fosfatase SHP-2 darijaringan hepar ayam pedaging dengan menggunakan metode SDS-PAGE (sodium dudecyl sulpha! polyacrylamide gel electrophoreses), (3) Identifikasi berat molekul protein fosfatase SHP-2 dengan metode blotting yaitu teknik Western Blot dengan menggunakan protein yang diuraikan secara elekJrophoreses dari gelpolyacrylamide

    PERAN TRANSFORMING GROWTH FAKTOR β PADA EKSPRESI LUTEINIZING HORMONE (LH) SELAMA PROSES MATURASI In Vitro OOSIT SAPI

    Get PDF
    Penyebab utama rendahnya produksi in vitro embrio tahap blastosis adalah hasil maturasi oosit yang tidak sempurna. Proses maturasi in vitro yang tidak optimum menyebabkan pertumbuhan oosit tidak berjalan sempurna, hal ini akan mempengaruhi perkembangan embrio. Selama proses maturasi selain peran hormonal, peran growth factor juga cukup signifikan. Banyak growth factor yang berperan selama proses maturasi oosit antara lain adalah Transforming Growth Factor #946; sangat berperan pada proses maturasi oosit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap mekanisme TGF#946; terhadap sekreasi Luteiniing Harmon (LH) selama proses maturasi oosit Selain itu untuk memperoleh data karakterisasi fraksi protein transforming growth factor #946; yang diisolasi dari oosit sapi setelah proses maturasi oosit in vitro. Manfaat yang diharapkan adalah untuk memperoleh dasar pengetahuan secara molekuler reproduksi tentang peran Transforming Growth Factor #946; terhadap keberhasilan maturasi oosit secara in vitro, memberikan pertimbangan untuk isolasi Transforming Growth factor #946; untuk keperluan kultur dalam rangka untuk produksi embrio in vitro. Metode penelitian ini oosit dikoleksi dari folikel yang ukuran diameter permukaaan 3-8mm. Selanjutnya oosit dimaturasi dalam medium TCM 199 yang ditambah 5 µg / mg LH, 3 % BSA dan 50 µg / ml gentamycin sulfat, kemudian oosit dikultur selama 22 jam pada suhu 38,5° C dalam inkubator 5 % CO2. Dua puluh dua jam setelah dikultur dilakukan pemeriksaan karakterisasi protein Transforming Growth Factor #946; dengan SDS PAGE, pemiriksaan spesifikasi Transforming Growth Factor #946; dengan immunoblotting dan pemeriksaan kadar luteinizing Hormone dengan Radio lmmuno Assay(RIA). Hasil penelitian menunjukkan Profil protein Transforming Growth Factor #946; terlihat pada oosit yang dikoleksi dari folikel dengan ukuran diameter permukaan 3 � 8 mm setelah mengalami proses maturasi in vitro. Dengan Metode Western Blotting dapat diidentifikasi bahwa protein dengan berat molekul 25 Kda adalah Transforming Growth Factor #946;. Kadar LH pada oosit yang telah dimaturasi dapat diukur walaupun nilainya sangat kecil. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini oosit sapi yang dikoleksi dari folikel dengan diameter permukaan 3-8 mm yang telah mengalami proses maturasi dapat diketahui karater dari Transforming Growth Factor #946; dari berat molekulnya. Dengan uji Western Blotting protein dengan berat molekul 25 Kda adalah Transforming Growth Factor #946;. Selain itu dapat juga diukur kadar hormon LH. Adanya LH menunjukan bahwa ekpresi dari reseptornya didalam sel target tersebut
    corecore