10 research outputs found
Gambaran Karakteristik Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Risiko Covid-19 Dalam Kerangka Desa Adat di Desa Gulingan, Mengwi, Bali
Desa Gulingan adalah salah satu desa adat di Kecamatan Mengwi yang merupakan peringkat pertama kecamatan dengan kasus tertinggi Covid-19 di Kabupaten Badung sangat berpeluang mengalami peningkatan kasus akibat transmisi lokal. Berdasarkan hal tersebut hingga saat ini belum terdapat hasil deskriptif yang mengkaji pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat Desa Gulingan dengan sistem sosial kemasyarakatannya yang berbasis budaya dalam kerangka desa adat. Tujuan: Mengetahui gambaran tentang pengetahuan, perilaku, perilaku beresiko Covid-19 pada masyarakat Desa Gulingan dalam kerangka desa adat. Metode: Ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan studi potong lintang dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 144 sampel. Hasil kuesioner disajikan dalam bentuk numerik dan kategorik dan selanjutnya dilakukan proses analisis secara univariat dalam variabel. Hasil: Responden penelitian didominasi oleh laki-laki (55,3%), berstatus pendidikan SMA/sederajat (62,3%), status pekerjaan terbanyak adalah pegawai swasta (42,1%), sampel terbanyak diperoleh dari Banjar Angkeb Canging (20, 2%). Hasil kuesioner yang berpengetahuan baik (51,8%) berperilaku baik (66,7%), dan terbukti/berpraktik baik (56,1%) dalam pencegahan Covid-19. Simpulan: Pengetahuan, perilaku, dan sikap pada masyarakat Desa Gulingan yang baik dalam pencegahan virus corona dengan menerapkan kearifan lokal yakni dalam kerangka desa adat di Bali.Kata kunci: covid-19, desa Gulingan, pengetahuan, perilaku, sika
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Libra Jl. Arief Rahman Hakim No. 67 Surabaya 18 Oktober 2021 – 20 November 2021
PERBEDAAN USIA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETUNTASAN PENGOBATAN TB PARU DI PUSKESMAS DI KOTA KUPANG
Tuberkolosis adalah suatu penyakit yang disebabkan langsung oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Walaupun telah ditemukan obat-obat dalam mengatasi penyakit TB, namun jumlah kasus TB di Indonesia khususnya Kota Kupang masih banyak. Penyebab terjadinya kegagalan pengobatan TB dapat dipengaruhi oleh faktor obat, penyakit dan penderitanya sendiri. Berdasarkan faktor penderita sendiri, yaitu usia dan jenis kelamin. Semakin bertambahnya usia seseorang dapat mempengaruhi sistem imun seseorang untuk melawan infeksi. Berdasarkan jenis kelamin dapat mempengaruhi ketuntasan pengobatan dilihat dari gaya hidup laki-laki tidak sehat dibandingkan perempuan yang dapat mempengaruhi daya tahan tubuh sehingga mempengaruhi ketuntasan pengobatan TB. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan usia dan jenis kelamin terhadap ketuntasan pengobatan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kota Kupang. Metode penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan uji beda nonparemetik. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik Cluster Sampling, dimana untuk sampel diambil berdasarkan jumlah kasus TB terbanyak di Puskesmas Kota Kupang yaitu pada Puskesmas Oesapa, Puskesmas Sikumana, Puskesmas Oebobo dan Puskesmas Bakunase dengan jumlah kasus TB paru sebanyak 225 kasus. Dari jumlah kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yaitu sebanyak 174 orang. Pengumpulan data menggunakan rekam medic dan dianalisis menggunakan uji Mann-whitney. Hasil berdasarkan penelitian ini dari 174 sampel, berdasarkan usia didapatkan 156 responden tuntas dalam pengobatan. Berdasarkan Jenis kelamin di dapatkan 78 responden perempuan tuntas dalam pengobatan, sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 96 tuntas dalam pengobatan. Hasil Uji analisis bivariat diperoleh hasilp=0,251 (p>0,05) pada usia dan p=0,594 (p>0,005) pada jenis kelamin. Kesimpulan penelitian berdasarkan ketuntasan pengobatan Tb paru tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara usia dan jenis kelamin terhadap ketuntasan pengobatan.Tuberkolosis adalah suatu penyakit yang disebabkan langsung oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Walaupun telah ditemukan obat-obat dalam mengatasi penyakit TB, namun jumlah kasus TB di Indonesia khususnya Kota Kupang masih banyak. Penyebab terjadinya kegagalan pengobatan TB dapat dipengaruhi oleh faktor obat, penyakit dan penderitanya sendiri. Berdasarkan faktor penderita sendiri, yaitu usia dan jenis kelamin. Semakin bertambahnya usia seseorang dapat mempengaruhi sistem imun seseorang untuk melawan infeksi. Berdasarkan jenis kelamin dapat mempengaruhi ketuntasan pengobatan dilihat dari gaya hidup laki-laki tidak sehat dibandingkan perempuan yang dapat mempengaruhi daya tahan tubuh sehingga mempengaruhi ketuntasan pengobatan TB. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan usia dan jenis kelamin terhadap ketuntasan pengobatan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kota Kupang. Metode penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan uji beda nonparemetik. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik Cluster Sampling, dimana untuk sampel diambil berdasarkan jumlah kasus TB terbanyak di Puskesmas Kota Kupang yaitu pada Puskesmas Oesapa, Puskesmas Sikumana, Puskesmas Oebobo dan Puskesmas Bakunase dengan jumlah kasus TB paru sebanyak 225 kasus. Dari jumlah kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yaitu sebanyak 174 orang. Pengumpulan data menggunakan rekam medic dan dianalisis menggunakan uji Mann-whitney. Hasil berdasarkan penelitian ini dari 174 sampel, berdasarkan usia didapatkan 156 responden tuntas dalam pengobatan. Berdasarkan Jenis kelamin di dapatkan 78 responden perempuan tuntas dalam pengobatan, sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 96 tuntas dalam pengobatan. Hasil Uji analisis bivariat diperoleh hasilp=0,251 (p>0,05) pada usia dan p=0,594 (p>0,005) pada jenis kelamin. Kesimpulan penelitian berdasarkan ketuntasan pengobatan Tb paru tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara usia dan jenis kelamin terhadap ketuntasan pengobatan