30,131 research outputs found

    PEMETAAN POTENSI KOMODITI UNGGULAN BERDASARKAN AGROEKOLOGI KABUPATEN SOLOK SELATAN

    Get PDF
    Kegiatan ini telah berhasil (1) mengelompokkan lahan dan kawasan di kabupaten Solok Selatan atas 8 (delapan) zona-agroekologi. Pengelompokan ini didasarkan pada karakteristik fisik, dukungan infratsruktur dan agroklimatologis. Berdasarkan delapan zona tersebut dievaluasi kesesuaian lahan untuk pengembangan pertanian; (2) berdasarkan zona tersebut diseleksi pula komoditi unggulan yang sesuai dengan karakteristik fisik lahan, kemudian didukung pula oleh infrastruktur, kelembagaan, peluang pasar dan keinginan serta kemampuan masyarakat mengembangkannya. Ada 14 (empat belas) komoditi yang terseleksi sebagai komoditi unggulan, yaitu: padi sawah, jagung hibrida, jeruk madu, manggis, alpukat, kentang, cabe, kubis/kol, sapi, kambing, karet, kelapa sawit, coklat dan kopi; (3) berdasarkan temuan lapangan, dapat pula diarahkan pengembangan masing-masing komoditi unggulan tersebut, sesuai dengan kendala yang dihadapi masyarakat selama ini; dan (4) berdasarkan informasi lapangan kemudian disusun profil dari beberapa komoditi unggulan terpilih. Komoditi unggulan terpilih adalah komoditi uggulan yang memiliki potensi untuk ditawarkan epada pihak luar, sebagai investor atau akan dikembangkan lebih luas lagi oleh masyarakat secara mandiri. Profil memberikan informasi ringkas untuk setiap komoditi unggulan tersebut. Profil merupakan lampiran dan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini

    SUSTAINABLE LIVELIHOOD FRAMEWORK (SLF): Sebuah Pendekatan (Baru) dalam Kajian Kemiskinan dan Pembangunan Pedesaan

    Get PDF
    Persoalan kemiskinan dan pembangunan pedesaan terus diperdebatkan. Namun, dunia akademis dan pengambil kebijakan di Indonesia tidak banyak mengikuti perkembangan pemikiran ini karena kita disibukkan oleh krisis sosial, politik dan ekonomi selama satu dekade terakhir. Padahal penanggulangan kemiskinan dan pembangunan pedesaan Indonesia memerlukan energi dan terobosan baru, mengingat program pengentasan kemiskinan yang dilakukan selama ini belum memperlihatkan tanda-tanda keberhasilan. Dalam paper ini saya menjelaskan tentang perkembangan pemikiran dalam studi pembangunan pedesaan dan kemiskinan, dimana sustainable livelihood framework (SLF) adalah pendekatan yang banyak dirujuk dalam laporan akademis berkaitan dengan studi kemiskinan dan pembangunan pedesaan. SLF merupakan akumulasi dan koreksi atas pemikiran yang berkembang dalam dekade-dekade sebelumnya. Beberapa kelebihan SLF dibanding pendekatan sebelumnya adalah: (1) menempatkan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat sebagai pusat analisis, (2) menilai intervensi kebijakan dan kegiatan pembangunan yang melewati batasan sektoral, (3) membangun keterkaitan antara makro-mikro, (4) responsif dan partisipatif, (5) membangun kekuatan, (6) mempertimbangkan keberlanjutan secara luas, ekonomi, sosial, kelembagaan dan lingkungan. SLF sudah diaplikasikan dalam penyusunan program terkait dengan pengentasan kemiskinan di berbagai belahan dunia. Namun demikian, beberapa kritikan atas kelemahannya juga mengemukan yang memberikan peluang bagi pengembangannya di masa depan

    Aspek Sosial Dalam Pengelolaan Lingkungan

    Get PDF
    Paper ini merupakan keringkasan atas konsep, metode dan praktek analisa dampak sosial dalam analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Sebagai bagian dari AMDAL, analisa dampak sosial dilakukan dalam rangkaian pengelolaan lingkungan akibat dari pelaksanaan pembangunan baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Daftar variabel dampak sosial yang diajukan oleh Interorganizational Committee on Guidelines and Principles for Social Impact Assessment (2004) dan Burge (2004) diajukan sebagai panduan awal dalam melakukan pelingkupan, dan perkiraan dampak. Kemudian paper ini diakhiri dengan memberikan hal-hal yang mesti diperhatikan ketika melakukan penilaian aspek sosial dalam AMDAL

    Perencanaan Pengembangan Agribisnis Jagung Sumatera Barat: Berdasarkan Potensi dan Peluang

    Get PDF
    Dalam paper ini saya menjelaskan tentang potensi dan peluang pengembangan agribisnis jagung di Sumatera Barat. Potensi meliputi potensi sumber daya alam, kelembagaan pasar, teknologi, dan permintaan baik untuk pakan maupun tuk konsumsi manusia. Terlihat bahwa Sumatera Barat memliki potensi yang besar untuk mengembangkan agribisnis jagung ini dengan memanfaatkan potensi dan peluang dengan baik. Serangkaian kebijakan di rekomendasikan untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya agribisnis jagung Sumatera Barat

    PEMETAAN POTENSI KOMODITI UNGGULAN BERDASARKAN AGROEKOLOGI KABUPATEN SOLOK SELATAN

    Get PDF
    Kegiatan ini telah berhasil (1) mengelompokkan lahan dan kawasan di kabupaten Solok Selatan atas 8 (delapan) zona-agroekologi. Pengelompokan ini didasarkan pada karakteristik fisik, dukungan infratsruktur dan agroklimatologis. Berdasarkan delapan zona tersebut dievaluasi kesesuaian lahan untuk pengembangan pertanian; (2) berdasarkan zona tersebut diseleksi pula komoditi unggulan yang sesuai dengan karakteristik fisik lahan, kemudian didukung pula oleh infrastruktur, kelembagaan, peluang pasar dan keinginan serta kemampuan masyarakat mengembangkannya. Ada 14 (empat belas) komoditi yang terseleksi sebagai komoditi unggulan, yaitu: padi sawah, jagung hibrida, jeruk madu, manggis, alpukat, kentang, cabe, kubis/kol, sapi, kambing, karet, kelapa sawit, coklat dan kopi; (3) berdasarkan temuan lapangan, dapat pula diarahkan pengembangan masing-masing komoditi unggulan tersebut, sesuai dengan kendala yang dihadapi masyarakat selama ini; dan (4) berdasarkan informasi lapangan kemudian disusun profil dari beberapa komoditi unggulan terpilih. Komoditi unggulan terpilih adalah komoditi uggulan yang memiliki potensi untuk ditawarkan epada pihak luar, sebagai investor atau akan dikembangkan lebih luas lagi oleh masyarakat secara mandiri. Profil memberikan informasi ringkas untuk setiap komoditi unggulan tersebut. Profil merupakan lampiran dan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini

    EVALUASI RPJM KOTA SOLOK BIDANG EKONOMI KERAKYATAN YANG MAJU DAN BERORIENTASI PASAR

    Get PDF
    Terdapat tiga permasalahan utama dalam implementasi RPJM 2006 dan 2010 di Kota Solok. Pertama, alokasi anggaran dalam RAPBD jauh dibawah perencanaan dalam RPJM yang disebabkan oleh rendahnya tingkat penerimaan daerah, jauh dibawah rencana dalam RPJM. Kedua, realisasi anggaran dalam APBD cenderung menurun sementara realisasi fisik cenderung meningkat yang mengindikasikan tidak sinkronnya perencanaan dan implementasi kegiatan. Ketiga, perencanaan pengalokasian anggaran belum sesuai dengan kebutuhan dan tingkat harga ril yang membuat realisasi anggaran menjadi lebih rendah dari realisasi kegiatan. Keempat, realisasi kegiatan dan penganggaran dalam RAPBD belum sepenuhnya sesuai dengan RPJM. Berdasarkan permasalahan diatas, beberapa rekomendasi dapat diajukan. Pertama, sebaiknya dalam penyusunan RAPBD masa berikutnya disesuaikan dengan prioritas dalam RPJM. Hal ini diperlukan mengingat masih terdapat beberapa kegiatan yang terdapat dalam RAPBD tidak mengacu kepada kebutuhan prioritas dalam RPJM. Kedua, indikator dalam RPJM sebaiknya disusun dalam bentuk yang terukur secara kuantitatif dan disepakati bersama antara semua stakehoders. Beberapa indikator dalam agenda ini, sangat kualitatif. Ketiga, evaluasi tahunan, sebagaimana tertuang di dalam LAKIP, hendaknya juga memberikan analisis sejauhmana target yang dituangkan dalam RPJM dicapai secara tahunan untuk mengukur gerak langkah pembangunan secara objektif. Untuk itu diperlukan ketegasan kesesuaian/kaitan antara indikator output kegiatan dalam APBD dengan dengan indikator dalam RPJM

    The Death Tradition of Malay Communities of Sungai Raya Dalam Village West Kalimantan

    Get PDF
    Islam and culture cannot be separated since there are already Shari'a provisions about certain thing. However, when the Shari'a is practiced, it needs human interpretatation to understand. So, it will show one form of culture. This paper describes the form of the Malay community tradition in West Kalimantan in welcoming death. In Islam, if someone dies, there is an obligation for the living person to bathe, forgive, overtake and bury. In addition to these provisions, in practice, in the midst of the Islamic community, Malays in Sungai Raya Dalam, there is a tradition of mourning, handling bodies, until tahlilan after the body is buried. This tradition shows how the local culture relates to Islam. At the same time, showing Islam and local culture complement each other in the space of life of the Malay community

    PERUBAHAN PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD) MASYARAKAT DALAM KAITAN DENGAN PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) SECARA TERPADU DAN BERKELANJUTAN

    Get PDF
    Dalam paper ini, saya mempertimbangkan penghidupan masyarakat sebagai cerminan dalam menilai sustainabilitas pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Saya membahas kaitan antara perubahan penghidupan masyarakat dengan sustainabilitas pengelolaan DAS dengan menggunakan pendekatan sustainable livelihood framework (SLF). Pendekatan SLF ini diaplikasikan didalam mempelajari sustainabilitas penghidupan masyarakat dan sekaligus sustainabilitas pengelolaan DAS dengan mempelajari perubahan penghidupan masyarakat di dalam sub-DAS Lembang sebagai kasus. Perubahan penghidupan masyarakat adalah implikasi dari perubahan berbagai faktor eksternal dari penghidupan itu sendiri seperti desentralisasi, perubahan perundangan-undangan berkenaan dengan pengelolaan sumberdaya alam hutan dan air serta liberalisasi perekonomian makro selama sepuluh tahun terakhir, 1996-2006. Dari penelitian di sub-DAS Lembang tersebut, saya berkesimpulan bahwa SLF, secara teknis, sangat potensial dikembangkan menjadi panduan dalam menyusun indikator untuk menilai sustainabilitas pengelolaan DAS secara terpadu
    • …
    corecore