2 research outputs found

    “TABUR SEMPROT” (Tabung Biru Komposter Sampah Dapur Rumah Tangga)

    Get PDF
    Kegiatan ini didasari oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga menjadi lebih bermanfaat. Kurangnya kepedulian terhadap pengelolaan sampah tadi berimbas kepada terus meningkatnya penumpukan timbunan sampah di berbagai TPA, yang disebabkan sulitnya memisahkan limbah-limbah organik dengan limbah yang dapat didaur ulang. Penumpukan akan limbah-limbah tadi sejatinya dapat diminimalisir apabila terdapat kesadaran pada masyarakat secara luas akan pentingnya pengelolaan terhadap limbah organik/dapur yang secara umum mudah dilakukan oleh individu masyarakat, sehingga proses pemisahan sampah yang masih dapat didaur ulang menjadi lebih efisien dan efektif oleh pihak yang berperan didalamnya. Pengkomposan menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tumpukan sampah yang bersumber dari limbah dapur yang sejatinya masih dapat diolah menjadi lebih bermanfaat. Kompos sendiri selain digunakan sebagai media tanam, dapat juga dipakai sebagai pupuk yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah/media tanam agar sesuai dengan kebutuhan tumbuh tanaman. Akan tetapi mindset masyarakat yang masih menganggap teknik pengkomposan cenderung sulit menjadikan rendahnya minat masyarakat untuk mengolah sampah dapur menjadi kompos. Hal ini membuat peluang pemasaran komposter sederhana ini terbuka lebar. TABUR SEMPROT sebagai salah satu komposter sederhana yang menggunakan tabung sebagai tempat pengomposan yang didesain sedemikian rupa sehingga proses pengomposan bisa berjalan baik. Tabung Biru Komposter Sampah Dapur Rumah Tangga (TABUR SEMPROT) adalah sebuah tabung yang didesain untuk pembuatan kompos. Tabung ini dapat mengolah sampah dapur rumah tangga berupa sayur, buah, dan daun menjadi kompos dengan bantuan bioaktivator yang disemprotkan pada sampah tersebut setiap dimasukkan ke tabung komposter. Bioaktivator yang digunakan dapat dibuat sendiri (molase) atau dapat membeli di toko saprodi (EM4). Waktu yang dibutuhkan sampah dapur untuk menjadi kompos sekitar 1 bulan. Selain menghasilkan kompos, tabung ini juga dapat menghasilkan pupuk organik cair yang tersaring kebawah melalui lubang pada asbes plastik bergelombang yang dijadikan sekat. Tujuan dari kegiatan ini selain mendapat keuntungan berupa materi dan pengalaman juga untuk mengubah pola perilaku masyarakat terhadap sampah. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah agar lebih bermanfaat, salah satunya dengan menghasilkan kompos. Target khusus dari kegiatan ini adalah memasarkan tabung komposter sebagai salah satu alat pengelolaan sampah sederhana yang dapat diaplikasikan pada skala rumah tangga. Ada lima metode yang dilakukan, mulai dari persiapan lokasi, pengadaan alat dan bahan, pembuatan produk, promosi, dan pemasaran produk

    WAT TINI (Wahana Tani Tin dan Kelinci)

    Get PDF
    Indonesia adalah negeri yang subur. Negeri yang sangat baik untuk pertanian. Namun kenyataannya banyak produk yang masih impor. Kondisi ini selain sangat memprihatinkan, hal ini juga memberikan sinyal bahwa dibutuhkan sarjana-sarjana pertanian yang mau terjun di lapangan ketika lulus dalam studinya. Dibutuhkan mahasiswa yang berkompeten di lapangan, tidak hanya mengusung gelar dan hafalan ilmunya yang hanya bisa di tuliskan di lembaran kertas saja. Untuk itu, kami mencoba memanfaatkan kesempatan Program Kreatif Mahasiswa ini sebaik-baiknya untuk mengaplikasikan ilmu pertanian kami. Tujuan dari kegiatan ini adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswauntuk mendorong terciptanya wirausahawan muda yang dapat mengaplikasikan bidang keilmuan yang dimilikinya, dengan tidak mengenyampingkan aspek-aspek pelestarian lingkungan serta aspek sosial masyarakat. Target khusus dari kegiatan ini adalah memasarkan produk-produk tanaman tin mulai dari bahan tanam hingga produk olahannya serta menjadi salah satu membentuk usaha kreatif mahasiswa mini farm terpadu yang dapat berjalan berkelanjutan. Penggunaan sistem mini farm terpadu dengan peternakan ini diharapkan dapat menjadi suatu prototype pengaplikasian sistem pertanian berkelanjutan dalam skala kecil, sehingga dapat menginisiasi masyarakat lain. Ketersediaan varietas dan mudahnya tanaman Tin/Ara (Ficus carica) tumbuh di Indonesia,serta peningkatan minat masyarakat akan budidaya tanaman tin kurang didukung dengan upaya pengelolaan hasil pasca panennya, sehingga masih jarang didapati produk hasil olahan dari tanaman tin sendiri. Hal ini membuat peluang usaha dalam pemasaran tanaman tin dari on-farm hingga off-farm terbuka lebar. Kegiatan usaha ini berusaha menangkap peluang usaha yang ada mulai dari penyediaan bibit tanaman Tin/Ara hingga olahan hasil tanaman, selain itu mini farm ini juga menggunakan sistem pertanian terpadu dengan turut juga menernakkan kelinci sebagai penyedia pupuk organik yang baik untuk pertumbuhan tanaman Tin/Ara, yang kedepannya keturunan dari kelinci tadi juga dapat dijual kepada para pelaku usaha kuliner berbahan kelinci. Metode untuk mencapai tujuan kami adalah dengan membuat sistem budi daya yang baik yang mengedepankan kualitas dan publikasi sebaik-baiknya dengan pemberian branding terbaik
    corecore