1 research outputs found

    Memaknai Identitas Hibrida di dalam Komik Nusantaranger

    Full text link
    Penelitian ini mengkaji bagaimana identitas hibrida terbentuk di dalam komikNusantaranger. Identitas hibrida di dalam komik Nusantaranger terjadi karenapertemuan tanda-tanda identitas lokal dan asing melalui unsur-unsur intrinsik padakomik. Identitas lokal di wakili oleh keragaman budaya Indonesia dan identitas asingditampilkan oleh peniruan konsep serial televisi superhero Power Rangers. Adapuntujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan bagaimana prosespertemuan kedua identitas sehingga membentuk identitas hibrida.Penelitian ini menggunakan pandangan poskolonial Homi K. Bhaba yangmembantu untuk melihat sebuah identitas hibrida dapat dibentuk melalui ruang ketigaatau ruang liminal (third place). Ruang liminal ini adalah gambar-gambar pada komiksebagai tanda-tanda yang mengkonstruksi identitas hibrida. Pembentukan tanda-tandaidentitas hibrida ini melalui proses mimikri yang melibatkan peniruan, memunculkanperbedaan melalui keterselipan dan kelebihan dan akhirnya memposisikan keduaidentitas dalam keadaan ambivalen dimana salah satu berada di posisi tunduk untukbisa menjadi hibriditas.Temuan atas penelitian ini menghasilkan, bahwa identitas hibrida yangterbentuk dengan mempertemukan identitas lokal yaitu kebudayaan Indonesia danidentitas asing yang mengangkat konsep pahlawan Power Rangers. KomikNusantaranger menjadi ruang liminal melalui unsur intrisik komik yangmempertemukan kedua identitas.Temuan ini juga mendeskripsikan pula proses mimikri yang mempertemukanantara identitas asing dan identitas lokal di awali dengan peniruan pada tahap vehiclesign yang menjadi ground tanda. Pada tahap tersebut digunakan analisis SemiotikaCharles Sanders Pierce untuk mengenali sign vehicle masing-masing tanda yangmenjadi awal peniruan sebuah identitas. Proses mimikri kemudian dilanjutkan dengandiberi keterselipan identitas lokal di dalamnya sebagai bentuk mimikri yangmewajibkan peniruan namun tetap memperlihatkan perbedaan bentuk berjalannyawacana kolonial. Kemudian akan ada ambivalensi dimana identitas lokal ditempatkandi posisi terjajah karena dominasi identitas asing di dalam sebagai bentuk wacanakolonial yang menjalankan sistem non-kesetaraan dengan strategi membentukidentitas hibrida
    corecore