12 research outputs found
Relasi Kuasa dalam Novel Gadis Pesisir Karya Nunuk Y. Kusmiana: Kajian Hegemoni Antonio Gramsci
Rosyidah, Yuni Kholifatul. 2022. Relasi Kuasa dalam Novel Gadis Pesisir Karya Nunuk Y. Kusmiana: Kajian Hegemoni Antonio Gramsci. Skrispi. Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman. Pembimbing I: Irma Surayya Hanum, S.S., M.Pd. Pembimbing II: Kiftiawati, S.S., M. Hum. Ketimpangan sosial merupakan permasalahan di Indonesia yang terjadi di beberapa wilayah dan tidak mudah untuk diselesaikan. Keadaan sosial tersebut dituangkan oleh penulis dalam karya sastra novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana yang menarik untuk dikaji karena banyak menggambarkan kehidupan sosial masyarakat khususnya di Jayapura. Tujuan penelitian ini adalah (1) menguraikan fakta cerita dalam novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana, (2) menguraikan relasi kuasa dalam novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana, dan (3) menguraikan bentuk kontra hegemoni yang terjadi dalam novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan melalui pendekatan kualitatif deskriptif. Data penelitian adalah kata, frasa, dan kutipan kalimat yang merujuk pada sumber data berupa novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan catat. Proses selanjutnya adalah memberikan interpretasi dengan mempertimbangkan pendekatan yang digunakan. Teknik analisis data penelitian yang digunakan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bentuk kelas sosial terbagi atas masyarakat yang berintelektual tinggi dan masyarakat yang berintelektual rendah. Keuntungan dan kemudahan akses dengan mudah didapatkan oleh kelas yang berkuasa. Masyarakat yang berasal dari kelas bawah menerima secara suka rela terhadap kebijakan yang berlaku. Relasi kuasa yang ada menunjukkan adanya masyarakat yang dikategorikan sebagai hegemoni merosot (decadent). Bentuk kontra hegemoni juga tampak dalam perilaku beberapa tokoh. Akan tetapi, pemberontakan yang mereka lakukan tidak bisa berjalan dengan mulus karena banyaknya masyarakat yang pemikirannya telah terarahkan dengan peraturan di kampung tersebut. Kata Kunci: hegemoni Antonio Gramsci, novel, relasi kuasa
ANALISIS MANTRA PESTA PANEN ADAT LOMPLAI SUKU DAYAK WEHEA DI DESA NEHAS LIAH BING KABUPATEN KUTAI TIMUR KAJIAN SEMIOTIKA
Aslam Cahya Putra, Kiftiawati, PurwantiProgram Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu BudayaUniversitas MulawarmanEmail: [email protected] ABSTRAKKata kunci: suku dayak wehea, mantra, lomplai, sastra lisanSuku Dayak merupakan salah satu dari banyaknya suku di Indonesia. Selain terdiri dari banyak sub-suku, Suku Dayak juga kaya budaya. Salah satunya, Suku Dayak Wehea yang memiliki sebuah upacara pesta panen yang diadakan setahun sekali yaitu Lomplai. Tari-tarian dan pembacaan mantra yang menjadi salah satu keunikan acara ini. Penelitian ini berjudul “Analisis Mantra Pesta Panen Adat Lomplai Suku Dayak Wehea di Desa Nehas Liah Bing Kabupaten Kutai Timur Kajian Semiotik”. Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah (1) bagaimana bentuk mantra yang digunakan dalam upacara adat Lomplai?, dan (2) bagaimana makna mantra yang digunakan dalam upacara adat Lomplai? Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini ialah kata, frasa, klausa, ataupun kalimat yang terdapat dalam objek penelitian yaitu mantra. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan-informan yang diwawancarai oleh peneliti yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sehingga menghasilkan keputusan narasumber yaitu kepala adat Suku Dayak Wehea, para pelaku tetap upacara adat Lomplai, dan kepala Desa Nehas Liah Bing. Waktu penelitian di lapangan menghabiskan waktu selama 12 hari kerja. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, kemudian wawancara. Kemudian dilakukan pula dokumentasi untuk pengambilan beberapa gambar dan video (jika ada) dan selanjutnya mentranskrip data. Transkripsi data yaitu mengubah bentuk data dari lisan menjadi tulisan. Hasil wawancara yang telah diperoleh yang diolah menjadi teks yang selanjutnya dianalisis menggunakan teori yang ada.Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu (1) bentuk mantra berbentuk puisi. Analisis bentuk membawa peneliti pada kesimpulan bahwa semua mantra dalam upacara ini memiliki sifat mengeksplorasi bunyi, mengandung repetisi, memiliki rima yang hampir sama di tiap barisnya, dan diyakni masyarakat memiliki efek perubahan, dan (2) makna yang terkandung dalam mantra-mantra yang ada yaitu memuji dan meminta kehadiran para leluhur dalam upacara, memohon untuk melindungi padi dari hama, mengantar “pulang” roh-roh padi yang telah mati karena hama, penolak bala atau doa agar dijauhkan dari hal-hal buruk, dan berserah diri kepada leluhur dan dewa-dewa yang mereka yakini. ABSTRACT Key Words: dayak wehea tribe, spell, lomplai, oral literature The Dayak tribe is one of many tribes which exist in Indonesia. Not only it has a sub-tribe, but the Dayak tribe is also rich in its culture. One of them was the Dayak Wehea tribe which has their harvest ceremony which was celebrated once a year, named Lomplai. The choreographies and the spell reading are one of the uniqueness that exists in this ceremony. This research entitled “The Analysis of The Harvest Ceremony’s Spell Lomplai Tradition The Dayak Wehea Tribe in Nehas Liah Bing village Kutai Timur Regency The Semiotic Study”. Research questions that formed in this research are (1) How the form of the spell was used in the Lomplai tradition ceremony?, and (2) How the meaning of the spell was used in the Lomplai tradition ceremony?This research is based on field research by using qualitative research as an approach. The data in this research is based on the words, phrases, clauses, or sentences that exist in the object of this research, which is the spell. The source of the data in this research is based from the informants interviewed by the writer selected based on the predetermined criteria hence to obtain the decision of the said informants, which are the Head Village of the Dayak Wehea tribe, The permanent executor of the ceremony Lomplai tradition, and the head Village Nehas Liah Bing. Research time took 12 working days in the field. The data collection techniques used required observation techniques and then interviews. Documentations are also carried out by taking several pictures and videos (if necessary or needed) and then transcribing the data. On top of that, the data transcription is changing the form of the data from spoken to interview. The interview managed to give its results obtained to be processed into the text, which is then analyzed by using the existing theory.The result from this research indicates that (1) The form of the spell is based on the poem. The analysis of the form leads the writers to conclude that each spell in this ceremony event has its personality to exploit the sound, contains repetition, has similar rhyme in each of its linear, and believed by the people that it has the effectiveness to change, and (2) The meanings contained in the spells are praising and asking for the presence of the ancestors of the ceremony, to beg them to protect their rice field from the pests, therefore to take “home” the spirits of the rice which have died because of the pests, thus repelling reinforcements or praying to be kept away from bad things. Which hope to surround themselves with their ancestors and the Gods they believe in
Eksistensi Tokoh Dalam Naskah Drama "RT NOL RW NOL" Karya Iwan Simatupang (Kajian Eksistensialisme Albert Camus)
Naskah drama “RT NOL RW NOL” karya Iwan Simatupang berisi tentang perjuangan sekelompok manusia melepas statusnya sebagai tunawisma dan memberi makna dalam hidup masing-masing. Tujuan penelitian ini ialah mengkaji karakteristik dimensional dan eksistensi tokoh dalam naskah drama tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dan sumber data penelitian ini adalah dialog (hauptext) dan teks samping (nabentext) dalam naskah drama “RT NOL RW NOL” karya Iwan Simatupang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan tulis. Teknik analisis data menggunakan teori karakteristik dimensional dan teori eksistensialisme Albert Camus. Hasil dari penelitian ini: (1) karakteristik dimensional tokoh terbentuk dari faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut dapat dilihat dari dimensi fisiologis dan sosiologis tokoh. Karakteristik dimensional tokoh menunjukkan gambaran jenis tunawisma. Tokoh kakek dan si pincang sebagai tunawisma yang lemah dan bekerja sebagai pengemis. Tokoh Ani, Ina, dan Bopeng sebagai tunawisma yang menghalalkan keburukan sebagai pekerjaan. Tokoh Ati sebagai gambaran seseorang yang akan menjadi tunawisma; (2) eksistensi tokoh dikategorikan menjadi dua: pemenang dan pecundang. Tokoh kakek, si pincang, Ina, Bopeng, dan Ati sebagai pemenang karena berhasil melawan penderitaan masing-masing. Tokoh Ani sebagai pecundang karena melakukan bunuh diri secara filsafat dalam menghadapi penderitaannya. Berdasarkan analisis naskah drama “RT NOL RW NOL” karya Iwan Simatupang, naskah drama tersebut memiliki relevansi dengan kehidupan abad ke-21 ini. Naskah drama “RT NOL RW NOL” karya Iwan Simatupang secara tekstual merupakan naskah drama konvensional sedangkan secara konseptual menggunakan gagasan absurd
Tubuh Perempuan dalam Metafora pada Kumpulan Puisi Pandora Karya Oka Rusmini: Kajian Stilistika
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan bentuk metafora tubuh dan juga menguraikan fungsi puitik metafora tubuh yang terdapat di dalam puisi “Pandora” karya Oka Rusmini. Teori yang digunakan ialah stilistika yang berfokus pada gaya bahasa metafora. Adapun teori pendukung lainnya berupa teori perihal tubuh, puisi, dan juga struktur puisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan klausa. Simpulan pada penelitian ini ditemukan pada puisi “Kepompong” bentuk metafora tubuh, orang tua, anak-anak dan juga laki-laki. Pada puisi “Larung” ditemukan bentuk metafora tubuh dan tradisi. Pada puisi “Benalu” ditemukan bentuk metafora perempuan dan lelaki. Pada puisi “Pandora” ditemukan bentuk metafora ibu dan anak-anak. Pada puisi “Vagistin” ditemukan bentuk metafora seksualitas perempuan dan laki-laki. Fungsi puitik yang ditemukan melalui diksi. Diksi yang dimunculkan dalam puisi ini ialah diksi kekerasan sebagai bentuk kuasa tubuh lelaki atas tubuh perempuan. Kata Kunci: puisi, metafora, tubuh perempuan, stilistika
DEPRESI PADA TOKOH SALMA DALAM NOVEL HELLO SALMA KARYA ERISCA FEBRIANI KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA
Penelitian ini membahas tentang depresi yang terjadi pada tokoh Salma dalam novel Hello Salma karya Erisca Febriani. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan dan menguraikan (1) struktur kepribadian tokoh Salma seperti id, ego, dan superego, (2) penyebab depresi tokoh Salma, (3) bentuk depresi tokoh Salma. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur kepribadian Sigmund Freud. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kualitatif dengan 3 tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian membuktikan bahwa (1) id tokoh Salma ingin masuk kuliah jurusan Sastra Indonesia tetapi superego yaitu orang tua menyuruh untuk masuk Fakultas Kedokteran dan respons ego memutuskan mengikuti superego, (2) penyebab tokoh Salma tertekan atas tuntutan orang tua serta kegagalannya untuk mewujudkan ambisi kedua orang tua, dan (3) tokoh Salma mengalami gangguan depresif mayor dengan gejala mood depresi, kehilangan minat pada aktivitas harian, penurunan berat badan, insomnia, perasaan tidak berharga, perasaan bersalah, perasaan terbebani, perasaan hampa, berkurangnya kemampuan berfikir, dan gangguan fungsi sosial
STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MENOLAK AYAH KARYA ASHADI SIREGAR KAJIAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD
Novel Menolak Ayah dijadikan objek penelitian ini karena novel tersebut menggambarkan realitas hidup seorang anak dengan menyelipkan kondisi Indonesia pada masa pergolakan antara pemerintah pusat dan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fakta cerita, struktur kepribadian, dan faktor yang memengaruhi tokoh utama. Pendekatan yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa kutipan kalimat dan kata, sedangkan sumber data penelitian dari novel Ashadi Siregar yang berjudul Menolak Ayah. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik baca dan teknik catat. Teknik analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan simpulan. Hasil analisis menunjukkan tokoh utama bernama Tondinihuta. Alurnya merupakan alur sebab akibat. Latar terjadi di Danau Toba, Jakarta, dan hutan. Waktu yang terjadi antara tahun 1950—1960-an. Latar sosial terdapat adat suku Batak, sosial militer, dan suasana ibu kota, Jakarta. Dorongan id dalam diri Tondi terjadi saat Tondi dan ibunya ditelantarkan oleh sang ayah. Respons ego pada diri Tondi ialah dengan menolak kehadiran sang ayah. Superego dalam diri Tondi mampu mengendalikan rasa benci ke hal yang positif. Tondi tidak melampiaskan kebenciannya untuk membalas ayahnya dalam bentuk kekerasan. Terdapat keseimbangan antara id, ego, dan superego yang dialami oleh Tondi. Meskipun terdapat satu keinginan yang Tondi tidak bisa tahan, yaitu keinginannya untuk memuaskan nafsu birahi. Superego berusaha untuk menuntun ego agar melaksanakan keinginan id berdasarkan konsep idealnya sehingga ketegangan yang ada dalam diri Tondi dapat terpenuhi. Faktor internal yang memengaruhi Tondi berupa keinginan kuat untuk mengubah perekonomian dirinya dan ibunya menjadi lebih baik. Faktor eksternal, yaitu ekonomi, keretakan keluarga, perang, atasannya, dan Jakarta Kata Kunci: struktur kepribadian, tokoh utama, novel, psikoanalisis Sigmund Freud
KEPRIBADIAN NEUROTIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MAYSURI KARYA NADJIB KARTAPATI: KAJIAN PSIKOANALISIS SOSIAL KAREN HORNEY
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fakta cerita, mendeskripsikan faktor penyebabterjadinya kepribadian neurotik tokoh utama melalui analisis psikoanalisis sosial Karen Horneydan menguraikan bentuk pemenuhan dorongan kompulsif tokoh utama dalam novel Maysurikarya Nadjib Kartapati. Penulis tertarik mengkaji novel Maysuri, karena novel ini mengisahkananak pelacur yang tidak segan untuk tidak menyembunyikan latar belakang ibunya yangmerupakan seorang pelacur. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaituuntuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kepribadian neurotik dan bentuk pemenuhandorongan kompulsif tokoh utama dalam novel Maysuri. Penelitian ini menggunakan pendekatanpsikoanalisis sosial Karen Horney. Sumber data penelitian adalah novel Maysuri karya NadjibKartapati. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan teknik catat. Teknik analisisdata menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa fakta cerita novel Maysuri karya Nadjib Kartapati terdiri atas tokoh, alurdan latar. Tokoh Maysuri digambarkan selalu berkelakuan baik tetapi menderita kepribadianneurotik. Alur yang digunakan dalam cerita ini yaitu alur maju. Latar cerita ini yaitu Jakarta,kamar Maysuri, rumah nomor 59, rumah Ayah Fandi, dan kontrakan Maysuri. Faktorterbentuknya kepribadian neurotik Maysuri disebabkan oleh tiga pengaruh kultur modern danpengabaian pada masa kanak-kanak. Hal tersebut mengharuskan Maysuri untuk memenuhidorongan kompulsif sebagai usaha untuk melawan kecemasan dasar dan melawan konflik dasaryang terdiri dari delapan kubutuhan neurotik dan tiga kecenderungan neurotik yangmemunculkan mekanisme pertahanan ego
MITOS KECANTIKAN DALAM NOVEL GENDUT? SIAPA TAKUT! KARYA ALNIRA: KAJIAN FEMINISME NAOMI WOLF
Penelitian ini berfokus pada aspek bentuk dan pengaruh mitos kecantikan dalam novel Gendut? Siapa Takut! karya Alnira (2019). Analisis dilakukan dengan memanfaatkan teori feminisme Naomi Wolf. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) aspek unsur intrinsik dalam novel; (2) bentuk dan pengaruh mitos kecantikan dalam novel; dan (3) upaya tokoh utama perempuan melawan mitos kecantikan dalam novel. Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data didapat melalui teknik baca dan catat. Teknik analisis meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Alur pada novel Gendut? Siapa Takut!karya Alnira adalah alur campuran. Tokoh utama perempuan dalam novel bernama Moza Aphrodite seorang perempuan bertubuh gendut yang berusia 28 tahun. Penggambaran latar dalam novel mencakup banyak tempat dengan waktu dan kondisi tertentu. Ditemukan 4 bentuk mitos kecantikan dalam novel, yaitu: (1) mitos berat badan ideal adalah yang bertubuh langsing, (2) mitos cantik berdasarkan usia, (3) mitos cantik berdasarkan penampilan fisik yang menarik, dan (4) sindrom Barbie. Pengaruh mitos kecantikan yang ditampilkan pada novel adalah; (1) budaya patriarki yang memperlemah kemajuan perempuan, (2) body shaming, (3) kriteria cantik yang mengkondisikan, dan (4) kelebihan budaya massa dan media.Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri. Ditemukan 4 bentuk mitos kecantikan dalam novel, yaitu: (1) mitos berat badan ideal adalah yang bertubuh langsing, (2) mitos cantik berdasarkan usia, (3) mitos cantik berdasarkan penampilan fisik yang menarik, dan (4) sindrom Barbie. Pengaruh mitos kecantikan yang ditampilkan pada novel adalah; (1) budaya patriarki yang memperlemah kemajuan perempuan, (2) body shaming, (3) kriteria cantik yang mengkondisikan, dan (4) kelebihan budaya massa dan media.Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri. Ditemukan 4 bentuk mitos kecantikan dalam novel, yaitu: (1) mitos berat badan ideal adalah yang bertubuh langsing, (2) mitos cantik berdasarkan usia, (3) mitos cantik berdasarkan penampilan fisik yang menarik, dan (4) sindrom Barbie. Pengaruh mitos kecantikan yang ditampilkan pada novel adalah; (1) budaya patriarki yang memperlemah kemajuan perempuan, (2) body shaming, (3) kriteria cantik yang mengkondisikan, dan (4) kelebihan budaya massa dan media.Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga mencapai kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri. (2) berdasarkan mitos cantik berdasarkan usia, (3) mitos cantik yang menarik, dan (4) sindrom fisik. Pengaruh mitos kecantikan yang ditampilkan pada novel adalah; (1) budaya patriarki yang memperlemah kemajuan perempuan, (2) body shaming, (3) kriteria cantik yang mengkondisikan, dan (4) kelebihan budaya massa dan media. Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga mencapai kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri. (2) berdasarkan mitos cantik berdasarkan usia, (3) mitos cantik yang menarik, dan (4) sindrom fisik. Pengaruh mitos kecantikan yang ditampilkan pada novel adalah; (1) budaya patriarki yang memperlemah kemajuan perempuan, (2) body shaming, (3) kriteria cantik yang mengkondisikan, dan (4) kelebihan budaya massa dan media. Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga mencapai kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri. (3) Kriteria cantik yang meng menarik, dan (4) kelebihan oleh budaya massa dan media. Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga mencapai kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri. (3) Kriteria cantik yang meng menarik, dan (4) kelebihan oleh budaya massa dan media. Upaya yang dilakukan oleh Moza sebagai tokoh utama perempuan untuk melawan mitos kecantikan yaitu dengan memupuk kekaguman pribadi, kepercayaan diri yang tinggi sehingga mencapai kemandirian, dan akhirnya mencapai fase penerimaan diri
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AKU, MEPS, DAN BEPS KARYA SOCA SOBHITA DAN REDA GAUDIAMO KAJIAN PSIKOANALISIS KURT LEWIN
ABSTRAKPenelitian ini berfokus untuk menganalisis konflik batin tokoh utama dalam novel Aku, Meps dan Beps karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo dengan kajian psikoanalisis Kurt Lewin. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan fakta cerita, memaparkan bentuk konflik batin, dan memaparkan faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya konflik batin. Jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini didapatkan dari novel Aku, Meps, dan Beps karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo (2016). Analisis yang dilakukan menggunakan teknik baca dan catat novel Aku, Meps, dan Beps karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo kemudian menganalisis fakta carita, konflik batin, dan faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik batin dalam novel tersebut. Hasil penelitian yang ditemukan dalam fakta carita pada novel Aku, Meps, dan Beps karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo berupa tiga tokoh dan penokohan, alur maju, dan sembilan latar tempat, lima latar waktu, latar sosial menengah keatas. Terdapat tiga bentuk konflik batin yaitu, konflik mendekat-mendekat, konflik menjauh-menjauh, dan konflik mendekat-menjauh. Selanjutnya ada tiga faktor penyebab terjadinya konflik batin pada tokoh utama yaitu kekuatan kebutuhan pribadi, kekuatan pengaruh keinginan orang lain, dan kekuatan nonmanusia.Kata kunci: novel, psikoanalisis Kurt Lwein, konflik batin, tokoh utam
PERILAKU ABNORMAL TOKOH MALA DALAM NOVEL MAMA KARYA WULAN MULYA PRATIWI DAN ERBY S KAJIAN PSIKOLOGI SASTR
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan fakta cerita yang mencerminkan abnormalitas tokoh Mala, mendeskripsikan bentuk perilaku abnormal dan faktor penyebab perilaku abnormal tokoh Mala dalam novel Mama karya Wulan Mulya Pratiwi dan Erby S ditinjau dengan psikologi sastra. Penulis tertarik mengkaji novel Mama, karena novel ini terdapat edukasi terkait gangguan mental pascamelahirkan. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu untuk menggambarkan bentuk perilaku dan faktor penyebab perilaku abnormal tokoh Mala dalam novel Mama. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi abnormal. Sumber data penelitian adalah novel Mama karya Wulan Mulya Pratiwi dan Erby S.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik membaca dan teknik mencatat. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fakta cerita novel Mama karya Wulan Mulya Pratiwi dan Erby S terdiri atas tokoh, alur dan latar. Tokoh Mala dalam novel ini berperasn sebagai perempuan yang mengalami gangguan mental pascamelahirkan. Alur yang digunakan dalam cerita ini yaitu alur maju-mundur (kombinasi). Latar cerita ini yaitu rumah Mala, IGD, dan Rumah Sakit Jiwa. Tokoh Mala memiliki 6 bentuk perilaku abnormal yaitu perilaku yang tidak biasa, perilaku melanggar norma sosial, persepsi yang salah terhadap realitas, perilaku yang berada dalam stres pribadi yang signifikan, perilaku maladaptiv, dan perilaku berbahaya. Perilaku abnormal tokoh Mala disebabkan oleh 3 faktor yaitu struktur keluarga yangpatogenis, pola asuh yang tidak akurat dan trauma pada masa kecil