17 research outputs found
EDUKASI GIZI SEIMBANG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN PADA REMAJA DI DESA BEDINGIN WETAN PADA MASA PANDEMI COVID-19
Abstrak
Konsumsi makanan dengan gizi seimbang pada remaja dapat mencegah berbagai macam penyakit
terkait gizi. Saat ini permasalahan terkait gizi seimbang banyak dialami oleh remaja. Jika permasalahan
ini tidak segera diatasi maka akan berdampak sampai mereka dewasa. Terlebih di masa Pandemi COVID
19, imunitas tubuh perlu ditingkatkan untuk mencegah terinfeksi virus dengan cara mengonsumsi
makanan dengan gizi seimbang. Meningkatkan pengetahuan remaja dapat merubah sikap untuk
mengonsumsi makan dengan gizi seimbang. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan
rancangan eksperimen yang dinilai melalui pretest dan posttest dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengetahuan remaja di Desa Bedingin Wetan terkait pemenuhan gizi seimbang. Subjek penelitian
ini adalah 35 remaja di Desa Bedingin Wetan, Sumberadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta. Untuk
mengetahui perbedaan hasil pretest dan posttest responden, digunakan uji non parametrik Wilcoxon. Berdasarkan penelitian terdapat peningkatan pengetahuan remaja terhadap gizi seimbang sebelum dan
sesudah dilakukannya penyuluhan dengan nilai p diperoleh 0,000. Peningkatan pengetahuan responden
dilihat dari hasil pretest responden yang memperoleh rata-rata nilai 51.43 dan untuk hasil posttest
memperoleh nilai rata-rata 71.14. Peneliti berharap dengan adanya peningkatan pengetahuan pada
responden, responden dapat merubah sikap dengan menerapkan pola makan gizi seimbang pada
kehidupan sehari-hari.
Kata kunci: Remaja, Pengetahuan, Gizi Seimban
Risiko dan Peluang Industri Makanan Rumah Tangga dengan Sistem On-Line dalam Masa Pandemi Covid-19 di DIY
Dalam masa pandemi Covid-19, sistem pemesanan dan pengantaran online pada industri makanan rumah tangga merupakan sebuah alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan konsumen tanpa harus keluar rumah sekaligus sebagai penggerak ekonomi nasional. Namun demikian, isu keamanan pangan, risiko transmisi virus, dan kehalalan makanan masih menjadi tantangan dalam menjalankan bisnis tersebut dengan banyaknya produk industri makanan rumah tangga yang belum beregistrasi dan bersertifikasi halal. Penelitian ini bertujuan mengkaji tentang bagaimana persepsi stakeholder industri makanan rumah tangga dengan sistem online di masa pandemi Covid-19 terkait: 1) Risiko kesehatan dan kehalalan produk 2) Peluang ekonomi bisnis makanan online 3) Praktik pengelolaan bisnis makanan untuk meminimalisasi risiko dan memaksimalkan peluang penjualan makanan secara online. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang dilaksanakan melalui wawancara online pada bulan Januari-Februari di DIY. Responden adalah produsen makanan di DIY, menyelenggarakan produksi makanan komersial skala rumah tangga selama pandemi, melaksanakan sistem penjualan makanan secara online, dan tidak memiliki toko offline. Pengumpulan data dilakukan dengan metode purposive sampling. Metode triangulasi dilakukan dengan melakukan wawancara kepada ahli keamanan dan kehalalan pangan dan konsumen industri makanan rumahan dengan total jumlah responden 8 orang. Industri makanan skala rumah tangga dalam masa pandemi Covid-19 memberikan dampak positif pada penguatan ekonomi rumah tangga dan peluang usaha. Risiko keamanan dan kehalalan pangan muncul dari minimnya pengetahuan produsen tentang keamanan dan kehalalan pangan, keterbatasan sumber daya, serta produk yang dihasilkan belum tersertifikasi. Risiko tersebut dapat diminimalkan dengan kolaborasi antara produsen, konsumen dan pemerintah untuk mewujudkan pangan yang aman dan halal
Identification of Coliform bacteria content in ‘Thai Tea’ drinks and its correlation with hygiene factors in Yogyakarta, Indonesia
Background: Various water-borne diseases have been seen in developed and developing countries, like
Coliform bacteria in food and drink due to their poor making.
Objective: This study aims to estimate the hygiene factors and examine the content of Coliform bacteria and
in Thai Tea drinks in Yogyakarta Municipality.
Methods: A cross-sectional method was used in all Thai Tea product sellers in Yogyakarta Municipality from
September to November 2020. A total of 30 sellers were included, and 30 different types of Thai Tea products
were tested using the Most Probably Number (MPN) method at the Health and Calibration Laboratory Center,
Yogyakarta, Indonesia. Descriptive statistics, Chi-square, and Fisher exact test were used for data analysis.
Results: Laboratory tests showed half of Thai Tea products contaminated with Coliform bacteria more than
MPN/100ML. Of all Thai Tea sellers, about 83.3% of them were never hygiene food sanitation training.
Findings also show that the seller’s hygiene sanitation was significantly associated with the existence of
Coliform bacteria in Thai Tea (Crude OR=0.44, 95% CI=0.20-0.98). The sellers with poor sanitation facilities
were four times more likely to have Coliform bacteria in their Thai Tea products (Crude OR=4.0, 95% CI=1.41-
11.35). Meanwhile, hygiene food sanitation training and location of selling did not have a significant relationship
with the presence of Coliform in Thai Tea.
Conclusion: In sum, the existence of Coliform in Thai Tea drinks in the city of Yogyakarta is influenced by the
hygiene sanitation and sanitation facility. Training on personal hygiene for each seller is necessary to obtain
Thai Tea products that contain Coliform bacteria according to standards. This is very useful to do to reduce
food-borne disease
LAPORAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA REGULER UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN PERIODE 119 UNIT XVIII.D.1 TAHUN AKADEMIK 2023/2024 DI PADUKUHAN CLUMPRIT, GERBOSARI, SAMIGALUH, KULONPROGO, DIY
Peningkatan Pengetahuan tentang Gizi di Masa Pandemi untuk Pencegahan Covid-19
Nutritional fulfillment is one of the essential factors to prevent the Covid-19 disease. The term balanced nutrition consists of several points: balanced consumption of staple food, the source of protein, fruit, and vegetables, and also drinking an adequate amount of water. Several specific nutrients are also involved in strengthening the immune system, such as vitamin A, C, E, B6, folic acid, zinc, selenium, and iron. The balanced diet practices are affected by nutrition knowledge and further underlined the importance of an educational approach to knowledge improvement of its principles to prevent Covid-19 disease. The intervention conducted through an online meeting platform with a pre-post test was applied to measure the level of knowledge. There were 92 participants in this international event, with the knowledge score improvement was 25% higher than the pre-test mean score. The highest rose was in the vegetables daily intake recommendation and the highest vitamin C source. In conclusion, sustainable educational intervention is important to improve the community’s knowledge about a balanced diet that plays a role in Covid-19 disease prevention