11 research outputs found
Modul guru pembelajar mata pelajaran biologi sekolah menengah atas (SMA) : kelompok kompetensi b
Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi
guru (UKG) untuk kompetensi pedagogi dan profesional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan
menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen
perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, dalam jaringan atau daring (online), dan campuran (blended) tatap muka dengan online
Modul guru pembelajar mata pelajaran kimia sekolah menengah atas (SMA) : kelompok kompetensi i
Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi
guru (UKG) untuk kompetensi pedagogi dan profesional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru
Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, dalam jaringan atau daring (online), dan campuran (blended) tatap muka dengan online
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI KEGIATAN EKSPERIMEN DAN NON EKSPERIMEN ( Suatu Studi Pada SMU Ncgeri di Bandung
Gagasan utama yang mendasari penelitian ini adalah untuk menemukan alternatif
model pembelajaran Kimia di SMU yang dapat meningkatkan penguasaan
konsep, keterampilan berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa
Munculnya gagasan ini disebabkan oleh adanya kenyataan-kenyataan dilapangan
yang menunjukan masih banyak guru mengajarkan kimia hanya untuk mencapai
target kunkulum saja, tanpa mempertimbangkan keterampilan lain yang harus
dimiliki siswa yakni keterampilan berpikir kritis dan keterampilan proses sains
selain penguasaan konsep kimia. Dari studi lapangan dan studi kepustakaan
dikembangkan model pembelajaran dengan menggunakan bahan kajian Sifat
Kohgatif Larutan. Model yang disusun diarahkan pada penguasaan konsep,
keterampilan berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa melalui metode
eksperimen dan non eksperimen. Untuk kegiatan non eksperimen, pembelajaran
dilaksanakan melalui D.A.R.Ts (Directed Activities Related to Texts) atau
kegiatan terarah yang menggunakan teks dalam bentuk Reconduction D.A.R.Ts
dan Analysis D.A.RTs. Untuk membantu proses pembelajaran tersebut digunakan
lembaran kerja siswa yang disusun sesuai dengan bentuk-bentuk D.A.RTs dan
dapat membimbing siswa menemukan konsep melalui keterampilan berpikir kritis
dan keterampilan proses sains. Dari implementasi model pembelajaran di kelas
unggulan dan kelas biasa didapat hasil yang menyatakan bahwa model
pembelajaran yang dikembangkan dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa,
keterampilan berpikir kritis (mencari persamaan dan perbedaan, mengidentifikasi
hal yang relevan, mengidentifikasi kesimpulan, menyimpulkan, menemukan
ramus dan menerapkan ramus) dan keterampilan proses sains (observasi
klasifikasi, interpretasi data, prediksi, inferensi dan aplikasi) tentang Sifat
Kohgatif Larutan. Peningkatan penguasaan konsep siswa terjadi secara merata
pada kelompok kemampuan tinggi, sedang maupun rendah. Dari penelitian ini
didapat temuan bahwa satu model pembelajaran kurang tepat bila digunakan
untuk siswa dengan kemampuan berbeda. Perlu adanya modifikasi dalam proses
pembelajaran untuk melayani berbagai kemampuan siswa
Modul guru pembelajar mata pelajaran kimia sekolah menengah atas (SMA) : kelompok kompetensi g
Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi
guru (UKG) untuk kompetensi pedagogi dan profesional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru
Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, dalam jaringan atau daring (online), dan campuran (blended) tatap muka dengan online
Modul guru pembelajar mata pelajaran ipa sekolah menengah pertama (SMP) : kelompok kompetensi c
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan dan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(LP3TK KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar tatap muka dan Guru Pembelajar online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Guru Pembelajar memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru
Konfigurasi elektron
Pembelajaran inkuiri yang dikembangkan merujuk pada referensi pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Dr. Carl Wenning dari IllInois State University, Amerika Serikat dengan karakteristik Learning Sequence yang terdiri atas 6 level, yaitu 1) Discovery learning, 2) Interactive demonstrations, 3) Inquiry lessons, 4)Inquiry labs, 5) Real-world applications, dan 6) Hypothetical inquiry
Perkembangan model atom
Pembelajaran inkuiri yang dikembangkan merujuk pada referensi pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Dr. Carl Wenning dari IllInois State University, Amerika Serikat dengan karakteristik Learning Sequence yang terdiri atas 6 level,
yaitu 1) Discovery learning, 2) Interactive demonstrations, 3) Inquiry lessons, 4)Inquiry labs, 5) Real-world applications, dan 6) Hypothetical inquiry
Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) sekolah menengah pertama (SMP) : kelompok kompetensi b
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru modal tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok
kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru
Termokimia
Pembelajaran inkuiri yang dikembangkan merujuk pada referensi pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Dr. Carl Wenning dari IllInois State University, Amerika Serikat dengan
karakteristik Learning Sequence yang terdiri atas 6 level, yaitu 1) Discovery learning, 2) Interactive demonstrations, 3) Inquiry lessons, 4)Inquiry labs, 5) Real-world applications, dan 6) Hypothetical inquiry
Ikatan kimia
Pembelajaran inkuiri yang dikembangkan merujuk pada referensi pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Dr. Carl Wenning dari Illinois State University, Amerika Serikat dengan
karakteristik Learning Sequence yang terdiri atas 6 level, yaitu 1) Discovery learning, 2) Interactive demonstrations, 3) Inquiry lessons, 4)Inquiry labs, 5) Real-world applications, dan 6) Hypothetical inquir