6 research outputs found

    PENGENALAN SUMBERDAYA MOLUSKA DAN EKOSISTEM LAMUN SERTA PENGENALAN MIKROPLASTIK DAN DAMPAKNYA BAGI LINGKUNGAN PESISIR BAGI SISWA SISWI SDN NEGERI LAMA KECAMATAN TELUK BAGUALA KOTA AMBON

    Get PDF
    Teluk Ambon dalam dengan tingkat pemanfaatan sumberdaya dan aktivitas kegiatan di laut yang tinggi mengakibatkan teluk Ambon banyak mendapat tekanan. Sumberdaya moluksa dan lamun merupakan sumberdaya yang ada di pesisir teluk Ambon. Isu mengenai polusi lautan oleh partikel mikroplastik telah membuka mata banyak orang tentang potensi bahaya yang mengincar biota laut dan manusia akibat pembuangan  sampah plastik ke laut secara sembarangan. Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini yaitu metode tahapan pendidikan, yaitu metode yang dilakukan melalui penyampaian materi melalui metode penyuluhan. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat  (PKM) ini adalah Pengenalan sumberdaya moluska dan ekosistem lamun serta mengenal mikroplastik dan dampak bagi lingkungan pesisi

    ANALISIS KEMIRINGAN LERENG PANTAI DAN DISTRIBUSI SEDIMEN PANTAI PERAIRAN NEGERI WAAI KECAMATAN SALAHUTU PROVINSI MALUKU

    Get PDF
    Water circulation systems in coastal areas are very effective in driving its sediment material. The impact is the occurrence of variations in the slope of the coastline and changes in the character of the sediment. The aim of the study was to analyze the grade of coastal slope, sediment character and wave height of Waai Village coastal area. The study was conducted in waters of Waai Village, Ambon Island, District of Salahutu, Maluku Province in January 2018. Slope of the coastline and wave height were measured directly in the field, while sediment was sampled on 9 observation transects. Analysis of beach slope classes is based on Zuidam criteria and sediment analysis based on size. The grade of coastal slope is a flat slope to a very steep slope with a slope percentage ranging from 0.13-29.27%. Sediments distributed in the size of gravel to mud are grouped into 5 categories, namely gravel, sandy gravel, sand, gravel and muddy sand. While the measured wave height ranges from 0.04-1.03 m with the amount of energy produced is 2.01-200.90 J.   ABSTRAK Sistem sirkulasi air laut di daerah pesisir pantai sangat efektif menggerakan material sedimen yang terjadi di daerah tersebut. Dampaknya adalah terjadinya variasi kemiringan lereng pantai dan perubahan karakter sedimen tersebut. Tujuan penelitian adalah menganalisis kelas kemiringan lereng pantai, karakter sedimen dan tinggi gelombang perairan pantai Negeri Waai Pulau Ambon.  Penelitian dilakukan di perairan Negeri Waai Pulau Ambon Kecamatan Salahutu Provinsi Maluku pada bulan Januari 2018. Data kemiringan lereng pantai dan tinggi gelombang diukur secara langsung di lapangan, sedangkan sedimen dilakukan pencuplikan pada 9 transek pengamatan. Analisis kelas kemiringan lereng pantai didasarkan pada kriteria Zuidam dan analisis sedimen berdasarkan ukuran.  Kelas kemiringan lereng pantai perairan Negeri Waai yaitu lereng datar sampai lereng sangat curam dengan persentase kemiringan lereng berkisar antara 0,13-29,27%. Sedimen yang terdistribusi berukuran kerikil sampai lumpur yang dikelompokan dalam lima katagori yaitu kerikil, kerikil berpasir, pasir, pasir berkerikil dan pasir berlumpur.  Sedangkan tinggi gelombang yang terukur berkisar antara 0,04-1,03 m dengan besar energi yang dihasilkan sebesar 2,01-200,90 J.  Kata Kunci : kemiringan lereng pantai, sedimen, tinggi gelombang, perairan Negeri Waai

    Potensi Ekologi Bulu Babi di Pelita Jaya dan Pulau Osi Kabupaten Seram Bagian Barat

    No full text
    Bulu babi (echinoidae) adalah salah satu sumberdaya perikanan bernilai ekonomis penting dengan permintaan pasar yang cukup tinggi di Asia, Eropa dan Amerika.  Permintaan pasar akan sumberdaya ini dari tahun ke tahun semakin meningkat, akibatnya tingkat pemanfaatan dipacu untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Metode pemanfaatan yang banyak dilakukan masyarakat adalah pengambilan hasil produksi dari alam. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa kepadatan, , Potensi/kelimpahan, frekuensi kehadiran, dan indeks ekologi serta mengkaji kondisi kualitas perairan Dusun Pelita Jaya dan Pulau Osi seperti suhu, salinitas, dan kecepatan arus. Untuk pengambilan sampel digunakan metode transek linier kuadrat dengan jarak transek 50 meter dan jarak antara kuadrat pengamatan 10 meter. Dari hasil penelitian ini maka didapatkan hasil yaitu bulu babi di Pelita Jaya terdiri atas tiga spesies, sedangkan di Pulau Osi  lima spesies. Kepadatan dan frekuensi kehadiran tertinggi di Pelita Jaya diwakili oleh spesies Tripeneustes gratilla, sedangkan Pulau Osi diwakili oleh Diadema setosum. Potensi/kelimpahan bulu babi di Pelita Jaya sebesar 33.033 individu, sedangkan di Pulau Osi sebesar 74.240 individu.  Dari nilai indeks ekologi maka dapat dinyatakan bahwa keragaman di kedua lokasi berada pada kategori sedang, dengan dominasi spesies yang rendah , serta  keserasian spesies bulu babi di dalam komunitasnya berada pada keadaan berimbang (Steady State). Parameter kualitas air (suhu, salinitas, dan kecepatan arus) sesuai untuk pertumbuhan bulu babi di Pelita Jaya dan Pulau Osi

    DOMINANSI SEDIMEN DASAR HUBUNGANNYA DENGAN KEPADATAN GASTROPODA DAN BIVALVIA DI PERAIRAN PANTAI TAWIRI PULAU AMBON

    Get PDF
    The presence of gastropods and bivalves is always associated with sediment as a substratum and a place to live. The particle size of the sediment is related to the circulation of water which is directly related to the availability of food and oxygen. The purpose of this study was to analyze the dominance of substratum of the waters in relation to the density of gastropods and bivalves in the coastal waters of Tawiri Village. The study was conducted November 2019 in the coastal waters of Tawiri Village. The total gastropod density was 8.31 ind/m2 with an average of 0.16 ind/m2 ±0.34 ind/m2. The highest density value of gastropod species in the coastal waters of Tawiri Village was represented by four species, namely Nerita patula with a density value of 2.38 ind/m2, followed by Nerita polita 0.67 ind/m2 and Clypeomorus subrevicula and Rhinoclavis sinensis with a value of 0.54 ind/m2. The total density of bivalves was 5.46 ind/m2 with an average value of 0.61 ind/m2. The species with the highest density was Ruditapes variegatus with a density value of 2.04 ind/m2, followed by Psammotaea togata at 1.5 ind/m2 and Gafrarium equivocum 0.97 ind/m2. Sediment distributed as a substrate in the coastal waters of Tawiri Village has four dominant categories, namely sandy, rocky sand, sandy stones and rocky. Gastropods are able to live and adapt to sediments with the categories of sandy, rocky sand, rocky and sandy stones. Bivalves are able to live and adapt to sediments with the categories of sandy, rocky sand, rocky and sandy stones.   ABSTRAK Kehadiran gastropoda dan bivalvia selalu terkait dengan sedimen sebagai substrat dasar dan tempat hidup.Ukuran partikel sedimen berhubungan dengan sirkulasi air yang langsung berkaitan dengan ketersedian makanan dan oksigen.  Tujuan penelitian adalah menganalisis dominansi sedimen dasar sebagai substrat dasar perairan hubungannya dengan kepadatan gastropoda dan bivalvia pada perairan pantai Negeri Tawiri. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019 di perairan pantai Negeri Tawiri. Total kepadatan gastropoda adalah 8.31 ind/m2 dengan rata-rata 0.16 ind/m2 ±0.34 ind/m2. Nilai kepadatan tertinggi spesies gastropoda pada perairan pantai Negeri Tawiri diwakili oleh 4 spesies yaitu Nerita patula dengan nilai kepadatan sebesar 2,38 ind/m2diikuti oleh Nerita polita 0,67 ind/m2 serta Clypeomorus subrevicula dan Rhinoclavis sinensis dengan nilai 0.54 ind/m2. Total kepadatan bivalvia adalah 5.46 ind/m2 dengan nilai rata-rata 0.61 ind/m2. Spesies dengan kepadatan terbesar, yaitu Ruditapes variegatus dengan nilai kepadatan sebesar 2.04 ind/m2,diikuti oleh Psammotaea togata sebesar 1,5 ind/m2 dan Gafrarium equivocum 0.97 ind/m2. Sedimen yang terdistribusi sebagai substrat pada perairan pantai Negeri Tawiri memiliki 4 kategori dominansi, yaitu berpasir, pasir berbatu, batu berpasir dan berbatu. Gastropoda mampu hidup dan beradaptasi pada sedimen dengan kategori berpasir, pasir berbatu, berbatu dan batu berpasir. Bivalvia mampu hidup dan beradaptasi pada sedimen dengan kategori berpasir, pasir berbatu, berbatu dan batu berpasir Kata kunci: Bivalvia, gastropoda, kepadatan, sedimen, perairan pantai Negeri Tawiri &nbsp
    corecore