106 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN WORK ENGAGEMENT PADA PEGAWAI

    Get PDF
    AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan work engagement pada pegawai. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional. Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan menggunakan 38 pegawai. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala yang terdiri dari skala gaya kepemimpinan transformasional dan skala work engagement. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji korelasi product moment dengan menggunakan bantuan dari program SPSS 26.0 for windows. Hasil analisa data diperoleh bahwa terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan work engagement pada pegawai. Hal ini dibuktikan dari taraf signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05) dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.989. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara gaya kepemimpinan transformasional dengan work engagement pada pegawai. Hal ini menunjukkan jika semakin tinggi gaya kepemimpinan transformasional, maka akan semakin tinggi juga work engagement pada instansi tersebut. Hal ini juga berlaku sebaliknya, jika semakin rendah gaya kepemimpinan transformasional maka semakin rendah juga work engagement.Kata Kunci: gaya kepemimpinan transformasional, work engagement, pegawaiAbstractThe purpose of this research is to determine the relationship between transformational leadership style with work engagement in employees. The method in this study uses correlational quantitative research methods. The number of samples in this study used a purposive sampling technique using 38 employees. Data collection techniques in this study used a scale consisting of a transformational leadership style scale and a work engagement scale. Then the data obtained were analyzed using the product moment correlation test using the help of SPSS 26.0 software for windows. The results of data analysis showed that there was a relationship between transformational leadership style and work engagement for employees. This was evidenced by the significance level of 0.000 (p < 0.05) with a correlation coefficient of 0.989. Based on the results of the analysis that has been carried out, it can be concluded that there is a significant and positive relationship between transformational leadership style and work engagement for employees. This also applies vice versa, if the lower transformational leadership style, the lower the work engagement..Keywords: transformational leadership style, work engagement, employee

    HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN PERILAKU INOVATIF PADA KARYAWAN

    Get PDF
    AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan perilaku inovatif pada karyawan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional. Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 77 karyawan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala yang terdiri dari skala gaya kepemimpinan transformasional dan skala perilaku inovatif. Data penelitian yang diperoleh dianalisis menggunakan uji korelasi product moment dengan menggunakan bantuan dari software SPSS 24.0 for windows. Hasil analisa data yang diperoleh menunjukkan terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan perilaku inovatif pada karyawan. Hal ini dibuktikan dari taraf signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05) dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.573. Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara gaya kepemimpinan transformasional dengan perilaku inovatif pada karyawan. Hal ini menunjukkan jika semakin tinggi gaya kepemimpinan transformasional, maka akan semakin tinggi juga perilaku inovatif karyawan pada perusahaan tersebut. Hal ini juga berlaku sebaliknya, jika semakin rendah gaya kepemimpinan transformasional maka semakin rendah juga perilaku inovatif.Kata Kunci: gaya kepemimpinan transformasional, perilaku inovatif, karyawanAbstractThis study aims to determine the relationship between transformational leadership style with innovative behavior in employees. The method in this study uses correlational quantitative research methods. Taking the number of samples in this study using a saturated sample technique. The sample used in this study amounted to 77 employees. The data collection technique in this study used a scale consisting of a transformational leadership style scale and an innovative behavior scale. The research data obtained were analyzed using the product moment correlation test using the help of SPSS 24.0 software for windows. The results of data analysis showed that there was a relationship between transformational leadership style and innovative behavior in employees. This is evidenced by the significance level of 0.000 (p < 0.05) with a correlation coefficient of 0.573. Based on the results of the analysis, it can be concluded that there is a significant and positive relationship between transformational leadership style and innovative behavior in employees. This shows that the higher the transformational leadership style, the higher the innovative behavior of employees in the company. This also applies vice versa, if the lower the transformational leadership style, the lower the innovative behavior.Keywords: transformational leadership style, innovative behavior, employee

    Analisis Faktor Kepuasan Kerja pada Guru SMK di Surabaya

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah bagaimana perasaan orang-orang tentang pekerjaan mereka dan aspek-aspek dari pekerjaannya yang kemudian berguna untuk mengetahui apakah mereka suka (kepuasan) atau tidak suka (ketidakpuasan) terhadap pekerjaan mereka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah sejumlah 30 orang guru SMK Swasta X di Surabaya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya tiga faktor kepuasan kerja. Faktor 1 atau faktor manajemen imbalan yang terdiri dari gaji, promosi, tunjangan, dan penghargaan, faktor 2 atau faktor situasi kerja yang terdiri dari supervisi, rekan kerja, dan sifat pekerjaan, serta faktor 3 atau faktor komunikasi yang hanya terdiri dari komunikasi

    Analisis Faktor Kepuasan Kerja pada Guru SMK di Surabaya

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah bagaimana perasaan orang-orang tentang pekerjaan mereka dan aspek-aspek dari pekerjaannya yang kemudian berguna untuk mengetahui apakah mereka suka (kepuasan) atau tidak suka (ketidakpuasan) terhadap pekerjaan mereka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah sejumlah 30 orang guru SMK Swasta X di Surabaya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya tiga faktor kepuasan kerja. Faktor 1 atau faktor manajemen imbalan yang terdiri dari gaji, promosi, tunjangan, dan penghargaan, faktor 2 atau faktor situasi kerja yang terdiri dari supervisi, rekan kerja, dan sifat pekerjaan, serta faktor 3 atau faktor komunikasi yang hanya terdiri dari komunikasi

    HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA GURU DI SMK

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan organizational citizenship behavior pada guru di SMK.  Penelitian dilaksanakan dengan metode kuantitatif. Instrumen disusun berdasarkan skala iklim organisasi dan skala organizational citizenship behavior. Subyek dari penelitian ini berjumlah 35 guru. Hasil analisis data melalui uji product moment, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,837 (r = 0,837) dengan taraf signifikansi 0,000 (p<0,05), bermakna bahwa hipotesis “terdapat hubungan antara  iklim organisasi dengan organizational citizenship behavior pada guru SMK” diterima. Hubungan dua variabel searah, dapat diartikan jika semakin tinggi iklim organisasi maka akan semakin positif nilai organizational citizenship behavior.  Sebaliknya, semakin rendah iklim organisasi maka akan semakin negatif pula nilai organizational citizenship behavior. Kata Kunci: Iklim Organisasi, Organizational Citizenship Behavior, Guru.                                                                                                                              Abstract This study aims to determine the relationship between organizational climate and organizational citizenship behavior among teachers in vocational high schools. Research carried out by quantitative methods. The instruments are arranged based on the scale of the organizational climate and the scale of organizational citizenship behavior. Subject of the researchers amounted to 35 teachers. The results of data analysis through the product moment test, obtained a correlation coefficient of 0.837 (r = 0.837) with a significance level of 0.000 (p <0.05), meaning that the hypothesis "there is a relationship between organizational climate and organizational citizenship behavior in vocational teachers" is accepted. The relationship between two variables is one-way, it can be interpreted that the higher the organizational climate, the more positive the value of organizational citizenship behavior will be. Conversely, the lower the organizational climate, the more negative the value of organizational citizenship behavior. Keywords: Organizational Climate , Organizational Citizenship Behavior, Teache

    Hubungan Antara Pemberdayaan Psikologis dengan Komitmen Organisasi Pada Karyawan Produksi Unit Maintenance PT. X

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara pemberdayaan psikologis dengan komitmen organisasi pada karyawan produksi unit maintenance di PT. X. Adanya komitmen organisasi dapat meningkatkan kualitas pekerjaan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu karyawan produksi unit maintenance berjumlah 67 orang. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dengan masa kerja diatas 2 tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu instrumen berupa skala ukur psikologis dari pemberdayaan psikologis dan komitmen organisasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji korelasi pearson product-moment dengan menggunakan bantuan software SPSS 25.0 for windows. Hasil analisis data pada penelitian menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pemberdayaan psikologis dengan komitmen organisasi. Nilai koefisien korelasi yang didapatkan yaitu sebesar 0,717 (r=0,717) sehingga dapat diartikan bahwa hubungan antara pemberdayaan psikologis dengan komitmen organisasi pada karyawan produksi unit maintenance termasuk dalam kategori kuat. Semakin tinggi nilai pemberdayaan psikologis, maka semakin tinggi pula komitmen organisasi yang ditampakkan oleh karyawan, demikian pula sebaliknya

    HUBUNGAN ANTARA COPING DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA KARYAWAN

    Get PDF
    Abstrak Perusahaan perlu memperhatikan kondisi kesejahteraan para karyawannya. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara coping dengan subjective well-being pada karyawan produksi. Penelitian ini menerapkan metode penelitian kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan tetap bagian produksi di PT. X dengan jumlah 150 karyawan dan sampel pada penelitian ini adalah sampel jenuh dengan pembagian 120 karyawan untuk penelitian serta 30 karyawan untuk uji coba skala. Skala yang digunakan adalah skala coping dan skala subjective well-being. Analisis data yang  diterapkan adalah analisis korelasi pearson product moment dengan bantuan program aplikasi SPSS versi 24.0 for windows. Analisis pada data yang didapatkan mengenai coping dan subjective well-being memiliki koefisien korelasi bernilai 0,723 (r = 0,723) dengan signifikansi bernilai 0,000 (p = 0,000) sehingga dapat dikonklusikan bahwa terdapat korelasi antara coping dengan subjective well-being dan korelasi tersebut bermakna positif artinya semakin tinggi coping yang dimiliki maka semakin tinggi pula subjective well-beingnya. Hasil penelitian tersebut juga menekankan bahwa hubungan yang terjadi antara coping dengan subjective well-being memiliki hubungan yang terkategori kuat. Kata Kunci: Coping, Subjective Well-Being, Karyawan              Abstract Companies need to pay attention to the welfare conditions of their employees. This research aims to reveal the relationship between coping with subjective well-being in production employees. This research applies quantitative research methods. The population in this study were permanent employees of the production department at PT. X with 150 employees and the sample in this study is a saturated sample with a division of 120 employees for research and 30 employees for scale testing. The scale used is a coping scale and a subjective well-being scale. Data analysis applied is Pearson product moment correlation analysis with the help of SPSS application program version 24.0 for Windows. Analysis of the data obtained regarding coping and subjective well-being has a correlation coefficient of 0.723 (r = 0.723) with a significance value of 0.000 (p = 0.000) so that it can be concluded that there is a correlation between coping with subjective well-being and the correlation is positive meaning the higher the coping, the higher the subjective well-being. The results of this study also emphasize that the relationship between coping and subjective well-being has a strong category relationship. Keywords: Coping, Subjective Well-Being, Employees &nbsp

    Kepuasan Kerja Pada Guru Taman Kanak-Kanak

    Get PDF
    Abstrak. Guru memiliki peran yang penting dalam menunjang tercapainya tujuan sekolah.. Sekolah perlu memperhatikan hal-hal yang menjadi kebutuhan guru. Salah satu kebutuhan guru adalah mendapatkan kepuasan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan kerja pada guru Taman kanak-Kanak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian berjumlah 6 orang guru yang bekerja di salah satu sekolah  Taman Kanak-Kanak yang ada di Surabaya. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan instrumen pedoman wawancara yang disusun tim penelitian. Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan proses reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru yang bekerja di Taman Kanak-Kanak yang ada di Surabaya tergolong baik.  Abstract:  Teachers have an important role in supporting the achievement of school goals. Schools need to pay attention to the things that are the needs of teachers. One of the teacher's needs is to get job satisfaction. This study aims to analyze the job satisfaction of Kindergarten teachers. This study used a qualitative descriptive method with 6 research subjects working in one of the Kindergarten schools in Surabaya. Data was collected by interview using instrument guidelines prepared by the research team. The data that has been collected is then carried out by the process of data reduction, data display and drawing conclusions. The results of this study indicate that teachers who work in kindergartens in Surabayaare classified as good

    HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara psychological well-being dengan komitmen organisasi pada guru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Jumlah populasi sebanyak 65 guru dengan menggunakan teknik sampling jenuh sehingga jumlah sampel sebanyak 65 guru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala komitmen organisasi dan skala psychological well-being. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi pearson product moment, serta penghitungan dilakukan menggunakan software SPSS versi 24.0 for windows. Nilai taraf signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar 0,000 (p<0,05), yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara psychological well-being dengan komitmen organisasi. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah sebesar 0,827 (r=0,827), hal tersebut menunjukkan bahwa korelasi antara psychological well-being dengan komitmen organisasi tergolong dalam hubungan yang sangat kuat. Hasil nilai koefisien korelasi juga menunjukkan nilai positif, artinya hubungan kedua variabel searah sehingga jika variabel psychological well-being mendapatkan nilai yang tinggi maka variabel komitmen organisasi juga akan memiliki nilai yang tinggi. Berlaku sebaliknya, jika variabel psychological well-being memiliki nilai yang rendah, maka variabel komitmen organisasi juga akan memiliki nilai yang rendah pula. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara psychological well-being dengan komitmen organisasi pada guru. Kata Kunci: Komitmen Organisasi, Psychological Well-Being, Guru.   Abstract This study aims to determine the relationship between psychological well-being and organizational commitment on teacher. This study uses quantitative research methods. Total population is 65 teachers using saturated sampling technique then total sample is 65 teachers. Data collection techniques in this studi uses organizational commitment scale and psychological well being scale. Analysis of the data in this study uses pearson product moment correlation, and calcullation carried out using SPSS version 24.0 software for windows. The significance level value was 0,000 (p<0,05), meaning there was a significant relationship between psyhchological well-being and organizational commitment. The result of data analysis showed the correlation coefficient value obtained was 0,827 (r=0,827), these result showing the correlation between psychological well-being and organizational commitment is classified as vary strong relationship. The result of correlation coefficient also show a positive value, which means that the relationship between the two variables is unidirectional so that if psychological well-being variable has a high value, the organizational commiment variable will also has a high value. Conversely, if the psychological well-being variable has a low value, the organizaional commitment variable also has a low value. Based on result that indicates there is relationship between psychological well-being and organizational commitment on teachers. Keywords: Organizational Commitment, Psychological Well-Being, Teacher. &nbsp

    HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN RETAIL DI PT. X

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komitmen organisasi dengan intensi turnover pada karyawan retail di PT. X. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 87 karyawan tetap di PT. X. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisa korelasi product moment. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hubungan antara komitmen organisasi dengan intensi turnover pada karyawan retail di PT. X, semakin tinggi komitmen organisasi maka semakin rendah intensi turnovernya dan begitu sebaliknya. Kata Kunci : Komitmen organisasi, Intensi turnover, Karyawan retail. Abstract The purpose of this research is to examine the relationship between organizational commitment with the intention of turnover on retail work at PT. X. This research used quantitative research methods. Subjects in this research as many as 87 permanent employees in PT. X. Data analysis techniques used in this study using product moment correlation analysis. The results of this study indicate the relationship between organizational commitment with the intention of turnover on retail employees at PT. X, the higher the organizational commitment the lower the intention of turnover and so otherwise. Keywords: Organizational commitment, Turnover intention, retail employe
    corecore