2 research outputs found

    Karakterisasi Mikroplastik via Spektroskopi Raman pada Kerang Hijau (Perna viridis) dan Air Laut di Perairan Cilincing, Jakarta

    No full text
    Selain bersifat non-biodegradable, mikroplastik dapat menjadi media untuk menyerap senyawa hidrofobik beracun di lingkungan sekitarnya seperti perairan laut. Mikroplastik menghadirkan risiko dan ancaman kontaminasi besar bagi biota filter feeder di ekosistem laut seperti kerang hijau (Perna viridis). Meskipun tren penelitian terkait mikroplastik di perairan laut dan kontaminasinya terhadap kerang hijau banyak dilakukan, namun tidak banyak data yang menyajikan hasil temuan mikroplastik di perairan Cilincing, Jakarta. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kontaminasi mikroplastik pada kerang hijau yang dibudidayakan di perairan Cilincing, Jakarta serta air laut di wilayah tersebut dari aspek karakteristik (jenis, ukuran, warna) serta jenis polimer mikroplastiknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan dari ulasan literatur kuantitatif sistematis yang telah dilakukan dengan pendekatan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analysis). Preparasi dan pengamatan sampel dilakukan di Laboratorium Terpadu Riset Oseanografi (Laterio). Penggunaan Spektroskopi Raman dalam analisis polimer mikroplastik menjadi studi pertama yang dilakukan di perairan Cilincing, Jakarta. Pengambilan sampel kerang hijau langsung menggunakan tangan dibantu oleh nelayan kerang dengan purposive sampling pada 15 sampel kerang hijau dan jaring plankton digunakan untuk mengambil sampel air sebanyak 250 ml. Pengambilan sampel dilakukan di 3 lokasi bagan tancap kerang. Pengukuran morfologi dilakukan pada kerang hijau terkait panjang, lebar, tinggi dan berat daging kerang, destruksi sampel menggunakan H2O2 30% dan NaCl jenuh, proses penyaringan sampel dilakukan sebelum penghitungan partikel mikroplastik dengan mikroskop digital. Sampel dianalisis polimernya menggunakan Spektroskopi Raman dengan parameter akuisisi yang disesuaikan pada alat. Hasil penelitian berhasil menunjukan bahwa kerang hijau (Perna viridis) dan air laut di seluruh stasiun pengambilan sampel perairan Cilincing terkontaminasi mikroplastik jenis fiber, fragmen, serta film dengan sepuluh variasi warna. Rata-rata kelimpahan total mikroplastik di kerang hijau sebesar 16,83 ± 1,320 partikel/g dengan fiber sebagai jenis dominan dan hitam sebagai warna dominan. Rata-rata kelimpahan total mikroplastik di air laut sebesar 2361,11 ± 869,46 partikel/m3 dengan film sebagai jenis dominan dan transparan sebagai warna dominan. Ukuran dominan pada kedua sampel adalah 100-500 μm. Jenis polimer mikroplastik yang ditemukan berjumlah 12 polimer dengan persentase 5,08% dari ukuran 1000-5000 μm. Kelimpahan mikroplastik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antar 3 lokasi pengambilan sampel dengan P-value > 0,05, F = 0,229 untuk kerang hijau dan P-value > 0,05, F = 0,368 untuk air laut. Hasil ini dapat memberikan informasi berharga tentang level urgensi yang sama di setiap stasiun dalam pengelolaan mikroplastik di perairan Cilincing, Jakarta

    Mikroplastik pada Jaringan Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) dan Ikan Kembung (Rastrelliger brachysoma) dari Perairan Teluk Jakarta, DKI Jakarta

    No full text
    Mikroplastik yang melimpah di laut dapat masuk ke dalam jaringan tubuh ikan komersial. Mikroplastik (< 5 mm)—partikel plastik yang sudah terdegradasi hingga menjadi kecil—dapat dengan mudah termakan oleh biota laut, terutama ikan. Keberadaan mikroplastik pada tubuh ikan komersial telah diamati hampir di seluruh dunia. Hal tersebut membuatnya menjadi ancaman juga bagi masyarakat yang mengkonsumsi ikan komersial dari perairan yang tercemar limbah plastik. Oleh karena itu dalam skripsi ini, kelimpahan dan karakteristik mikroplastik yang ditemukan pada ikan komersial dan juga pada jaringan tubuhnya dari perairan Teluk Jakarta, yaitu ikan tembang (Sardinella fimbriata) dan ikan kembung (Rastrelliger brachysoma) diinvestigasi. Identifikasi karakteristik pada mikroplastik dari sampel ikan dilakukan menggunakan metode visual dan spektroskopi Raman. Sebanyak 15 ikan untuk tiap jenisnya (n=30) diambil dari perairan Teluk Jakarta secara random menggunakan jaring insang dengan bantuan nelayan setempat. Dari ikan tersebut, diambil tiga jaringan tubuhnya, yaitu insang, saluran pencernaan, dan otot, untuk dianalisis kandungan mikroplastiknya. Metode destruksi bahan organik menggunakan reagen H2O2 30% pada suhu 65°C selama 1-2 minggu. Mikroplastik yang ditemukan diidentifikasi secara visual menggunakan mikroskop berdasarkan klasifikasi ukuran, tipe, dan warna. Identifikasi polimer pada subsampel mikroplastik dilakukan dengan menggunakan spektrometer Raman untuk mengonfirmasi polimer plastik yang didapat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukannya mikroplastik pada setiap individu ikan pada kedua jenisnya, dengan kelimpahan yang lebih tinggi pada ikan tembang. Kelimpahan mikroplastik pada ikan tembang mencapai 11,40 ± 1,81 partikel/individu, sementara pada ikan kembung adalah 8,8 ± 0,95 partikel /individu. Terlepas dari jenis ikan, karakteristik partikel mikroplastik yang didapatkan mayoritas berukuran 100-500 μm (50%), bertipe fiber (79%), dan berwarna hitam (34%). Identifikasi polimer menunjukkan lima jenis polimer didapatkan dari sub-sampel, yaitu polyethylene terephthalate (PET), polyethylene-co-vinyl acetate (PEVA), polyethylene-co-ethyl acrylate, polyamide (nylon), dan cellulose. Jaringan insang memiliki kelimpahan mikroplastik tertinggi di antara tiga jaringan pada kedua jenis ikan. Kelimpahan pada jaringan insang mencapai 7,17 ± 1,39 partikel/g untuk ikan tembang dan 2,01 ± 0,37 partikel/g untuk ikan kembung. Kelimpahan terendah didapatkan pada jaringan otot dengan jumlah 0,94 ± 0,25 partikel/g dan 0,46 ± 0,09 partikel/g secara berurutan pada kedua jenis ikan. Keberadaan mikroplastik pada otot ikan pada penelitian ini membuktikan bahwa proses translokasi (perpindahan) partikel mikroplastik ke dalam jaringan otot ikan tembang dan kembung telah terjadi
    corecore