19 research outputs found

    Analisis Struktural-Fungsional Model-model Kelembagaan Penyaluran Bantuan Pembangunan Internasional dari Emerging Economies Anggota G20

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan melakukan analisis perbandingan struktur dan fungsi tiga model penyaluran bantuan pembangunan yang diadopsi oleh negara-negara ‘emerging economies' anggota G20. Ketiga model tersebut adalah Model Development Assistance Committee (DAC), Model Arab dan Model Selatan-Selatan. Sebagai negara yang tergolong sebagai emerging economies, Indonesia memiliki kewajiban moral untuk membantu pembangunan di negara-negara berkembang, khususnya ‘low income countries' (LICs). Kewajiban moral ini menjadi sangat penting terutama setelah Forum G20 menyepakati masuknya agenda pembangunan sebagai komitmen penting bagi anggota-anggota G20. Dibanding dengan ‘emerging economies' lain, Indonesia dipandang relative belum siap menjadi ‘emerging donor'. Analisis ini akan membantu pemerintah untuk melihat model kelembagaan seperti apakah yang dipandang dapat diadopsi oleh pemerintah untuk merealisasikan komitmennya dalam G20. Penelitian ini sangat penting untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mempersiapkan pembentukan Indonesian Aid (suatu agensi khusus untuk penyaluran bantuan pembangunan ke mitra-mitra Indonesia. Penelitian ini juga sangat penting dalam dunia akademik untuk mengembangkan konsepsi peran emerging economies dalam proses tata kelola ekonomi global. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan memakai pendekatan struktural fungsional. Masing-masing model akan dilihat dan dibandingkan berdasarkan karakteristik struktur, fungsi dan kewenangannya; prinsip-prinsip dan pendekatan yang diadopsi; dan dilakukan assessment atas tingkat efektivitas pemanfaatannya

    Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Sopir Bus Akap di Terminal Terboyo Kota Semarang

    Full text link
    Bus drivers profession is a profession that spend many times in the city traffic. Besides, this profession is susceptible to the health problems caused by unhealthy behaviors, such as smoking habit. The study result of Institutions of Smoking Problem Prevention and Indonesian Health Consumers Empowerment Foundation towards 1.586 of bus\u27 drivers and conductors in five city in Indonesia showed that 82.2% of them were smoking. The purpose of the study was to analyze the factors relate to AKAP bus drivers\u27 smoking behaviour in Terboyo bus station Semarang city. The type of the study was quantitative study with cross sectional approach where the population were AKAP bus drivers\u27 that smoked in Terboyo bus station. The sample were 81 people, the sampling technique was proportional random sampling technique. The data analysis was using univariate and bivariate analysis with Chie-Square statictical test (significance level 0.05). Based on the result of the study, it was obtained, the drivers that were chategorized into heavy smoker were 79%. The Chie-Square result test showed that factor related to AKAP bus drivers\u27 smoking behaviour in Terboyo was regarding the knowledge (p- value 0.041), cigarettes availability (p-value 0.001), cigarettes affordability (p-value 0.002), No Smoking Area policy (p-value 0.002) and friends support (p-value 0.008). The study results showed that smoking behavior can be influenced by various factors either it was internal or external factors. In this study, the influence of external factors dominated towards inter-provincial inter-city bus drivers\u27 smoking behaviour, they were, cigarettes availability, cigarettes affordability, No Smoking Area policy, and friends support. Meanwhile, age, education level, salary, attitude and family supports did not have any relationship towards AKAP bus drivers\u27 smoking behaviour

    Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Berisiko Pada Trucker Di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

    Full text link
    Perkembangan penularan HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun. Penularan ini dipercepat dengan adanya kelompok risiko tinggi yang melakukan perilaku seksual berisiko salah satunya adalah Trucker. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 85% Trucker di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tahun 2014 mengaku pernah melakukan hubungan seksual dengan WPS (Wanita Pekerja Seks). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fakor – faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko pada Trucker di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross – sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Trucker yang berada di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Jumlah sampel 100 responden dengan teknik accidental sampling. Analisis data menggunakan chi-square dengan signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara perilaku seksual berisiko dengan : sikap (p=0,046), ketersediaan akses untuk mengakses transaksi seksual (p=0,033), keterjangkauan transaksi seksual (p=0,032), dan dukungan rekan kerja (p=0,001). Sedangkan, tidak menunjukkan adanya hubungan antara perilaku seksual berisiko dengan : umur (p=0,400), tingkat pendidikan (p=0,331), status pernikahan (p=0,447), pendapatan (p=0,782), lama bekerja (p=0,685), status HIV (p=0,789), pengetahuan (p=0,579), ketersediaan informasi kesehatan dan pelayanan kesehatan (p=0,539), ketersediaan kondom (p=0,679), keterjangkauan memperoleh kondom (p=0,652), dan dukungan isteri (p=0,061). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian besar (46%) responden berperilaku seksual berisiko. Perilaku seksual berisiko ini di dukung oleh lingkungan kerja responden seperti tersedianya tempat hiburan, maupun dukungan dari rekan kerja yang memungkinkan responden untuk mengakses transaksi seksual dengan mudah. Perlu adanya dukungan dari berbagai pihak terutama pihak Perusahaan dan Institusi Kesehatan untuk menyediakan layanan kesehatan terkait pencegahan HIV/AIDS secara rutin

    Analisis Penerapan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Di SMA Kota Semarang

    Full text link
    In Local Government Regulation of Semarang City Number 3 Year 2013, a prohibition on smoking in school is clearly stated. The prohibition applies not only for students but also for teachers, officers, and visiting guests. The purpose of the study was to analyze the implementation of Local Government Regulation of Semarang City Number 3 Year 2013 about Tobacco free area in Senior High Schools in Semarang City. The method used was quantitative method using cross sectional approach. The population of the study was 32 Private and State Senior High Schools based on cluster sampling technique. For sub unit population, 3 respondents were chosen from each high school. Those respondents are the Headmaster, Guidance and Counseling Teacher and the Chairman of Student Organization. The data were then analyzed using univariate and bivariate analysis with Chi Square statistical test (α=0,05) and multivariate analysis with logistic regression test. The univariate analysis test results that 58,3% of Senior High Schools in Semarang has shown good communication, 60,4% of Senior High schools has adequate resources, 68,8% of Senior High School shows good disposition, and 58,3% of High Schools possess good bureaucracy. The result of bivariate analysis shows good implementation with good communication (75,0%), good implementation with adequate resources (74,1%), good implementation with good disposition (65,7%) and good implementation with good bureaucracy structure (76,8%). The correlated variables are communication (p value 0,001), resources (p value 0,001), disposition (p value 0,0012) and bureaucracy structure (p value 0,001). Multivariate analysis showed that communication,resources, and bureaucracy structure is the dominant factors of the implementation of Local Government Regulation Number 3 Year 2013 regarding Tobacco Free Areas in Senior High School Semarang
    corecore