11 research outputs found

    Pengaruh Berbagai Frekuensi Pemberian Pakan pada Pembatasan Pakan terhadap Produksi Karkas Ayam Broiler

    Full text link
    The research was aims to determine the influence of various feeding frequencies on feed restriction towards broiler chickens on carcass production. The experiment used 200 days old chick broilers unsex. Feed diet were calculated 22,69% crude protein; 2930 kcal/kg metabolizable energy. Design used in this research was Completely Randomized Design (CRD), with 4 treatments and 5 replications, so there were 20 cages as experiment units. Each experiment unit consisted of 10 brid. T0: ad libitum feeding according to PT. Charoen Pokphand standard. T1: feeding with 75% standard feed which is given 4 times a day, T2: feeding with 75% of standard feed which is given 3 times a day, T3: feeding with 75% of standard feed which is given twice a day. The carcass weight of broiler chickens on T0: 1378,6 g, T1: 1292,4 g, T2: 1294,4 g dan T3: 1295,4 g. The carcass percentage of broiler chickens on T0: 71,86 , T1: 70,89 , T2: 71,19 dan T3: 72,37 %. The carcass percentage cut portion breast of broiler chickens on T0: 35,17, T1: 37,24, T2: 35,35 dan T3: 36,14 %. The carcass percentage cut portion drumstick of broiler chickens on T0: 6,52, T1: 6,68, T2: 6,48 dan T3: 6,59 %. The carcass percentage cut portion thigh of broiler chickens on T0: 8,12, T1: 8,35, T2: 8,14 dan T3: 8,11 %. The carcass percentage cut portion wing of broiler chickens on T0: 5,46, T1: 5,42, T2: 5,83 dan T3: 5,51 %. The carcass percentage cut portion back of broiler chickens on T0: 11,97, T1: 11,86, T2: 11,66 dan T3: 11,56 %. The results showed that the influence of feeding frequency and feed restriction no significant effect (P> 0.05) on weight carcass, carcass percentage and carcass cut portio

    Analisis Kesenjangan Investasi Asing (PMA) di Provinsi Sulawesi Utara: sebuah Evaluasi Kebijakan Pemekaran Wilayah

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan investasi asing dan domestik antarprovinsi di Indonesia serta mengidentifikasi seberapa jauh kesenjangan investasi asing dan domestik di antara provinsi di Indonesia dan faktor-faktor apa yang menyebabkan perbedaan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis tren, analisis regresi disparitas investasi asing dan domestik antarprovinsi di Indonesia. Penelitian ini memasukkan aspek kebijakan pemekaran wilayah sebagai salah satu variabel dalam penelitiannya. Demikian juga mempertim bangkan implikasinya terhadap kemungkinan munculnya kesenjangan investasi PMA/PMDN di daerah tersebut. Hasil penelitian ini menyiratkan bahwa dampak dari kebijakan pe mekaran wilayah provinsi Gorontalo dari provinsi Sulawesi Utara dalam jangka pendek relatif belum menunjukkan pengaruh yang berarti namun dalam jangka menengah dan panjang berpengaruh cukup besar terhadap kesenjangan investasi PMA dalam konteks perekonomian di Kawasan Timur Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya disparitas investasi asing di Sulawe si Utara. Disparitas investasi juga disebabkan oleh perbedaan infras truktur ekonomi antarwilayah di Indonesia

    Determinan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah Istimewa YOGYAKARTA, Indonesia

    Get PDF
    The study aims to know the influence of the domestic investment capital or Penanaman Modal Dalam Negeri (PDMN), the Foreign Direct Investment (FDI), and Anggaran Pengeluaran Belanja Daerah (APBD), and the labor toward the economic growth in 5 regions/cities in DIY between 2006-2012. The data that is used in this study is the secondary data, with the time series model (2006-2012) and the cross section model (5 regions in DIY). The result shows that the PDMN has positive influence and is significant; the increasing number of PDMN around 1% will make the economic growth increases 0, 10 in each region in DIY. The APBD also has positive influence and significant; the increasing number of APBD around 1% will make the economic growth increases 0, 10. The labor has negative impact and significant; the increasing number of labor around 1% will make the economic growth decreases -0,67 in each region in DIY, it shows that the marginal utility of labor will increase the marginal utility of production. The marginal utility production will keep increasing if the labor keeps adding until maximum. When the production reaches maximum the increasing number of total labor will decrease the total production (TP) that will make the production negative. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), Anggaran Pengeluaran Belanja Daerah (APBD), dan Tenaga Kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di 5 kabupaten/kota di DIY pada tahun 2006-2012. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder, dalam bentuk time series (2006-2012) dan cross section (5 kabupaten/kota di DIY. Alat analisis yang digunakan adalah data panel dengan bantuan eviews 6. Hasil studi ini menunjukkan bahwa PMDN berpengaruh positif dan signifikan, peningkatan PMDN sebesar satu persen maka pertumbuhan ekonomi di setiap kabupaten/kota di DIY mengalami kenaikan sebesar 0,10. APBD berpengaruh positif dan signifikan, peningkatan APBD sebesar satu persen maka pertumbuhan ekonomi di setiap kabupaten/kota di DIY mengalami kenaikan sebesar 0,10. tenaga kerja berpengaruh negative dan signifikan. Peningkatan tenaga kerja sebesar satu persen maka pertumbuhan ekonomi di setiap kabupaten/kota di DIY mengalami penurunan sebesar -0,67, hal ini dikarenakan dimana peningkatan marginal jumlah tenaga kerja akan meningkatkan marginal produksi. Peningkatan marginal produksi akan terus bertambah jika jumlah tenaga kerja terus ditambah hingga mencapai jumlah produksi maksimal. Pada saat jumlah produksi maksimal penambahan jumlah tenaga kerja akan menurunkan jumlah produksi (TP) sehingga produksi akan bernilai negati

    The Effect of Macroeconomic Variables on Non Performance Financing of Islamic Banks in Indonesia

    Get PDF
    This research is going to discuss about the determinant macro variables and bank's behavior determinant credit risk on Islamic rural bank in Indonesia. It could be seen on macro variables such as inflation, exchange rate, Jakarta I slamic index (JII) and money supply (M2), and bank's behavior such as financing. Research methodology used at this study is Vector Error Correction Model (VECM). Following these procedures, it applies Unit Roots Test, Augmented Dickey Fuller Test, Lag Length Criteria Test, Correlation Matrix – Johansen Julius Co-integration Test, VECM Estimation, Impulse Response and Variance Decomposition Test. The result show that both bank behaviors and macroeconomic variables are significant affecting non-performing financing (NPF). The banking need more careful to manage internal and external factors that influence non-performing financing (NPF)

    Model Dinamik Penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV)

    Full text link
    -Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia Virus HIV dapat menyerang orang yang rentan ketika orang yang rentan itu melakukan kontak dengan penderita virus HIV hingga terinfeksi virus HIV pada akhirnya dapat menderita AIDS atau seropositif non-AIDS. Dengan asumsi-asumsi tentang penularan virus HIV dapat diformulasikan suatu model matematika tentang perpindahan antar orang-orang rentan ke infeksi HIV, penderita AIDS dan seropositif non-AIDS. Model matematika yang menjelaskan penyebaran virus HIV dinyatakan dalam sistem persamaan differensial nonlinear, analisa kestabilan titik kesetimbangan dari model digunakan dengan metode Liapunov dan metode pelinearan untuk mengetahui kesetimbangannya model. Kata Kunci : HIV, AIDS dan Kestabilan

    Aspek Ekonomi Kebijakan Otonomi Daerah

    Full text link
    Kebijakan otonomi daerah membawa konsekuensi adanya suatu political will untuk melakukan penyebaran kekuasaan (dispersed of power) yang merupakan tuntutan global, dimana peranan public semakin dominan dalam proses pengambilan keputusan. Konsep otonomi daerah memang masih mengundang banyak perbincangan mendasar terutama yang menyangkut perimbangan keuangan pusat dan daerah. Pola pembagian keuangan antara daerah yang menyangkut sector-sektor ekonomi vital dan menghasilkan banyak pemasukan juga masih menjadi perdebatan. Tulisan ini mengkaji tentang aspek ekonomi dalam implementasi otonomi daerah. Dampak ekonomi terhadap kebijakan otonomi daerah bagi kesejahteraan masyarakat dapat dianalisis melalui penentuan kondisi Pareto optimum bagi konsumen dan produsen, yang sebelumnya harus diketahui pula konsep tingkat pertukaran marginal (MRS-Marginal Rate Substitution). MRS adalah suatu angka yang menunjukkan kesediaan seorang konsumen untuk menukarkan satu unit terakhir dari suatu barang untuk mendapatkan beberapa unit barang lainnya

    Analisis Perilaku Konsumen: Perspektif Ekonomi Islam

    Full text link
    In economics terms, consumption is a human behavior to use goods and service for fulfill their needs. So, consumption is not only related to eating and drinking, but the others economics behavior like buying end wearing a clothing, buying and riding a car, etc. in an Islamic perspective, consumption behavior based on some assumption (Monzer, Kafh): (1) Islam is the religion in society (2) Zakat is the obligation, (3) there are no riba in society, (4) mudharabah is implemented in business activities, and (5) consumer behavior is rational, that is to optimize utility
    corecore