13 research outputs found
BAHASA PERGAULAN SEHARI-HARI ETNIS CINA DI TABANAN
Etnis Cina di kota Tabanan hidup membaur dengan masyarakat Bali yang mayoritas menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa ibu. Etnis Cina berusaha menguasai bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat Bali. Tulisan ini mengkaji frekuensi dan faktor yang memotivasi etnis Cina di Tabanan menggunakan bahasa Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan frekuensi dan mengetahui faktor-faktor motivasi penggunaan bahasa Bali oleh etnis Cina di Tabanan. Teori yang dijadikan acuan dalam tulisan ini adalah teori fungsional yang dikemukakan oleh Bell. Dalam pengumpulan data digunakan metode wawancara dengan teknik rekam dan catat, dibantu dengan kuesioner. Dalam analisis data digunakan metode kuantitatif dengan teknik statistik berupa tabel. Dalam penyajian analisis digunakan metode formal dan informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Bali paling kerap digunakan oleh etnis Cina. Faktor yang memotivasi mereka untuk menggunakan bahasa Bali, yaitu lingkungan, mata pencaharian, kemanfaatan bahasa, dan kurangnya penguasaan para leluhur mereka terhadap bahasa Cina
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MASYARAKAT DI KOTA TABANAN, BALI UNTUK MENGGUNAKAN ALIH KODE
Masyarakat di kota Tabanan mayoritas tergolong dwibahasawan karena setidak-tidaknya mereka menguasai bahasa Bali (sebagai bahasa ibu) dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua yang didapatkan melalui pendidikan formal di sekolah. Sebagai dwibahasawan, dalam berkomunikasi mereka akan menyesuaikan diri dengan topik, situasi, serta lawan bicaranya untuk memilih bahasa yang cocok atau pantas digunakan. Tentunya sebagai dwibahasawan, mereka akan lebih leluasa untuk memilih bahasa yang lebih sesuai bila dibandingkan dengan seorang yang ekabahasawan. Dari kajian yang dilakukan, ternyata masyarakat di kota Tabanan telah melakukan alih kode dalam berkomunikasi, baik antarwarga Tabanan maupun dengan warga di luar Tabanan. Adapun faktor-faktor yang memotivasi mereka untuk beralih kode sebagai berikut. (a) Kehadiran orang ketiga yang tidak mengenal atau
tidak mengerti bahasa Bali. (b) Adanya pergantian topik untuk menonjolkan suasana kebalian. (c) Adanya peralihan suasana dari suasana santai ke suasana formal. (d) Adanya pengutipan kode yang digunakan dalam teks