3 research outputs found

    HUBUNGAN GOLONGAN DARAH ABO DENGAN DERAJAT KEPARAHAN INFEKSI COVID-19 DI RSUD H ABDUL MANAP KOTA JAMBI

    Get PDF
    Background: In early 2020, the Coronavirus disease 2019 became an epidemic and called as a pandemic. One of the risk factors related to COVID-19 is blood type. There are some groups who are at a higher risk of exposure to the corona virus and experience more severe degree of severity. This study aims to determine the relationship between ABO blood type and the severity of COVID-19 infection at H Abdul Manap Hospital, Jambi City.Methods: This is an observasional analytic study using cross-sectional approach. Data were collected from medical records of COVID-19 patients from May-December 2020 with a final total of 89 samples, then they would be tested using Chi Square test to get the desired results.Results: The results showed that male patients were higher (53.9%) than female (48.1%). Based on the age range, the highest group was found in 46-59 years (32.6%). Patients with blood type A are more dominant (44.9%). The severity was mostly in the mild-ordinary category (64%). There was no significant association between ABO blood types and the severity of COVID-19 (p=0.94). Conclusion: There was no association between ABO blood types and the severity of COVID-19 statistically.Latar belakang: Pada awal 2020, Coronavirus disease 2019 (COVID-19) menjadi wabah dan ditetapkan sebagai pandemi. Salah satu faktor risiko terkait COVID-19 adalah golongan darah. Ada beberapa golongan yang berisiko lebih tinggi terpapar virus corona dan mengalami derajat keparahan yang lebih berat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan golongan darah ABO dengan derajat keparahan infeksi COVID-19 di RSUD H Abdul Manap Kota Jambi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan dari rekam medik pasien COVID-19 dari Mei-Desember 2020 dengan total akhir terkumpul 89 sampel, lalu selanjutnya diolah menggunakan uji Chi Square untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien laki-laki lebih tinggi (53,9%) daripada perempuan (48,1%). Dari rentang usia, didapatkan usia paling banyak pada rentang 46-59 tahun (32,6%). Pasien yang bergolongan darah A lebih dominan (44,9%). Derajat keparahan infeksi pasien paling banyak pada kategori ringan-biasa (64%). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara golongan darah ABO dengan derajat keparahan infeksi COVID-19 dengan nilai signifikansi (p-value) 0,941 (>0,05) Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara golongan darah ABO dengan derajat keparahan infeksi COVID-19 secara statistik

    GAMBARAN BESAR ANGKA CROSS-MATCH TO TRANSFUSION RATIO (CTR) TERHADAP JENIS PENYAKIT PADA PASIEN YANG MENERIMA TRANSFUSI DARAH DI RSUD KH. DAUD ARIF KUALA TUNGKAL, KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

    Get PDF
    ABSTRACT Background: The decision to transfusion is often assumed to be the worst case, so it takes more time and effort to cross-match. To increase the efficiency of blood demand, an indicator is applied, namely the Cross-match to Transfusion Ratio (CTR). The amount of CTR is different for each type of disease. The purpose of this study was to see an overview of the CTR number for the type of disease in patients who received blood transfusions at KH Daud Arif Hospital in Tanjung Jabung Barat, Jambi. Methods: This research is a quantitative research with descriptive research. The research was conducted at KH Daud Arif Hospital Tanjung Jabung Barat, Jambi from August 2019-July 2020. Respondents consisted of 210 people who had blood transfusions. This research was conducted by looking at the data on the blood unit request form and the medical record sheets of patients who had blood transfusions. Results: The results of this study indicate that the overall CTR value is 1.55 and the highest CTR is in cesarean section with a CTR number of 2.6 and it can be said to be inefficient in the use of blood transfusions. Conclusions: The average number of CTR at KH Daud Arif Hospital, Tanjung Jabung Barat, Tungkal Ilir, Jambi is in accordance with the regulations where the implementation of blood transfusions is efficient for each type of disease. Keywords: Blood Transfusion, Cross-match to Transfusion Ratio (CTR)   ABSTRAK Latar Belakang: Keputusan untuk transfusi seringkali diasumsikan dengan kemungkinan terburuk sehingga memerlukan waktu dan upaya lebih untuk melakukan cross-match. Untuk meningkatkan efisiensi permintaan darah maka diterapkan suatu indikator yaitu Cross-match to Transfusion Ratio (CTR). Besar angka CTR berbeda-beda pada tiap jenis penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran angka CTR terhadap jenis penyakit pada pasien yang menerima transfusi darah di RSUD KH Daud Arif Tanjung Jabung Barat, Jambi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di RSUD KH Daud Arif Tanjung Jabung Barat, Jambi dari Agustus 2019-Juli 2020. Responden terdiri dari 210 orang yang melakukan transfusi darah. Penelitian ini dilakukan dengan cara melihat data pada formulir permintaan unit darah dan lembar rekam medik pasien yang melakukan transfusi darah. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan besar angka CTR didapatkan sebesar 1,55 dan CTR paling tinggi terdapat pada sectio caesarea dengan besar angka CTR sebesar 2,6 dan dapat dikatakan tidak efisien dalam penggunaan transfusi darah. Kesimpulan: Rata-rata besar angka CTR di RSUD KH Daud Arif Tanjung Jabung Barat, Tungkal Ilir, Jambi sudah sesuai dengan peraturan dimana pelaksanaan transfusi darahnya sudah efisien pada tiap jenis penyakit. Kata Kunci: Transfusi darah, Crossmatch to Transfusion Ratio (CTR

    PERUBAHAN NILAI DARAH RUTIN PADA DARAH UMBILIKUS BAYI SETELAH PENYIMPANAN PERIODIK SAMPAI 28 HARI DI RSUD H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI

    Get PDF
    ABSTRACT Background: Umbilical cord blood can be used safely as a substitution for blood transfusion. The changes of cord blood hematology value occur during storage until the blood can be transfused. Objectives: Knowing storage time limit for cord blood that can be transfused. Methods: The study was performed with 37 umbilical cord blood of newborns after spontanous delivery at delivery room of H. Abdul Manap Hospital from February-March 2017. Each sample separated into 5 EDTA tubes contain 3 mL of umbilical cord blood, then complete blood count was performed at days 0, 3, 7, 14 and 28 with Swelab Alfa Hematology Analyzer. Umbilical cord blood stored at blood bank of clinical laboratory H. Abdul Manap Hospital at 2 – 6 ⁰C temperature. Results: The change in complete blood count considered significant (p<0,05) compared to day 0. Erithrocyte are stable up to 28 days, hemoglobin and hematocrit increase significantly in day-28, leukocyte decrease significantly in day-3, and platelets decrease significantly in day-14. Conclusions: Erythrocyte, hemoglobin and hematocrit can be transfused until day-28, while platelet can only be transfused until day-7 of storage. Keywords: Umbilical Cord Blood, Blood Bank, Hematology.   ABSTRAK Latar Belakang: Darah tali pusat dapat digunakan dengan aman sebagai pengganti darah untuk transfusi. Selama proses penyimpanan hingga darah tersebut dapat ditransfusikan, terjadi perubahan nilai pada komponen darah tersebut. Tujuan: Mengetahui batas waktu penyimpanan darah tali pusat yang masih layak ditransfusikan. Metode: Sebanyak 37 sampel darah tali pusat diambil dari bayi lahir pervaginam di VK RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi dari Februari-Maret 2017. Setiap sampel darah tali pusat dimasukkan ke dalam 5 tabung EDTA masing-masing sebanyak 3 mL, kemudian dilakukan pemeriksaan darah rutin pada hari ke-0, 3, 7, 14 dan 28 dengan menggunakan Swelab Alfa Hematology Analyzer. Darah disimpan dalam bank darah laboratorium RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi dengan suhu 2 – 6 ⁰C. Hasil: Perubahan hasil darah rutin dianggap bermakna (p<0,05) dibandingkan dengan hari ke-0. Eritrosit stabil sampai 28 hari penyimpanan, hemoglobin dan hematokrit mengalami peningkatan bermakna pada hari ke-28, leukosit mengalami penurunan bermakna pada hari ke-3, dan trombosit mengalami penurunan bermakna pada hari ke-14 setelah penyimpanan. Kesimpulan: Eritrosit, hemoglobin dan hematokrit masih dapat digunakan untuk transfusi hingga penyimpanan hari ke-28 sedangkan trombosit hanya sampai penyimpanan hari ke-7. Kata Kunci: Darah Tali Pusat, Bank Darah, Hematolog
    corecore