22 research outputs found
Nepenthes of Kerangas Forest of Tuing Towards Insect
Kerangas forest, is a distinct vegetation around the tropics. It has a highly acidic soils and low nutrition contents. This condition lead to a uniqueness of its community member, as shown by Nepenthes spp. Nepenthes spp. are carnivorous plants which use insect as their nitrogen source. This research aimed to predict the role of Nepenthes spp. of kerangas forest towards insect through insect composition in the pitchers of Nepenthes spp.. This was a descriptive qualitative research. Research was conducted during May, 2018 in kerangas forest of Tuing, Bangka. Eight 10m x 10m plots were placed by purposive sampling. Results showed that there were 266 insects found in 23 Nepenthes spp. pitchers, identified as Ordo Coleoptera, Diptera, Hymenoptera, and Orthoptera. There was no difference between composition of aerial and terrestrial pitcher. Insects found grouped as beneficial insect, pollinator, and others. Alive Culicidae larvae was the most abundant insect found within its\u27 pitchers. It showed the Nepenthes spp. role in kerangas forest as a potential mini-habitat for aquatic larvae. Nevertheless, further study is needed to prove regarding temporal variation in liquid composition in Nepenthes spp. pitcher
Pemanfaatan Hewan sebagai Obat Tradisional oleh Etnik Lom di Bangka
Knowledge about the use of animals as a traditional medicine is benefit to society and must be saved. This knowledge can be used as a source of reference for researchers in the development of science and alternative ideas in the present. The purpose of this study were reveal diversity of animal drug ethnic Lom in Bangka and Lom ethnic knowledge traditional in Bangka about diversity of animal drug and used of animals as a traditional medicine. Research was conducted from January to May 2015 in Air Abik, Pejem, and Mapur village. Methods used in this research were purposive sampling (determine informans), interview and direct obeservation. Result showed that ethnic Lom used 24 species animals as medicine from 10 class in traditional medicine. The animal species most used is from the class of mammals (38%). Seen from habitat, animals are used as traditional medicines are mostly terrestrial animals (44%) are living wild in the woods. The most used animal that is part of the body (76%). Results of grouping by type of disease and the type of animals that have properties as a medicinal ingredient, there were 18 types of diseases that can be cured (medical or non-medical disease). Ethnic Lom had a good knowledge about the diversity of animal species and benefit of drugs, but this knowledge is declining and began to be forgotten by the people of ethnic Lom. The results of the interviews and observations in the field showed animal species of cacing tanah (Pheretima sp.) and undur-undur (Myrmeleon sp.) has the potential to be developed, not only as a animals drug used ethnic Lom communities but also can improve the economy of communities in the region
Pengaruh Kekeringan Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Nyamplung (Callophylum Inophyllum L.) Dan Johar (Cassia Florida Vahl.) Dari Provenan Yang Berbeda
Nyamplung (Callophylum inophyllum L.) and johar (Cassia florida Vahl.) are alternative plants that are resistant to drought. Global warming that occurred in the last few years caused extreme climate change, one of which is drought. The purpose of this research were to examine and determine the growth and development of plants and the response of morphology, physiology, and anatomy of these plants to drought condition, and adaptive species to drought. This research used drought stress treatment for 10 days, 20 days, 30 days, and 40 days, while control plants were watered every 2 days. Each treatment used 3 replications. Parameters observed were plant height, stem diameter, number of leaves, leaf area, proline levels, plant water content, total dry weight, root dry weight, stomata index, root anatomy, anatomy of stem, and leaf anatomy. Physiological data obtained were analyzed using T-test. The results showed that plants responded to drought stress by decreasing plant height, stem diameter, number of leaves, leaf area, root dry weight, total dry weight, water content of plants, transpiration rate, stomata lindex, root cortex thickness, leaf mesophyll thickness, leaf phloem thickness, other wise occurred increasing level of proline, root epidermis thickness, stem xylem diameter, stem cortical thickness and leaf xylem thickness. Johar plant was more adaptive plant to drought stress than nyamplung plant
Biodistribusi 177lutetium-(r)-nodaga-psma pada Ginjal dan Kandung Kemih Tikus Galur Wistar Jantan
177Lutetium (Lu) –(R)-NODAGA-PSMA merupakan perkembangan terapi radionuklida yang dapat digunakan untuk terapi metastasized castration-resistant prostate cancer (mCRPC). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui biodistribusi 177Lu–(R)-NODAGA-PSMA pada ginjal dan kandung kemih hewan coba berupa tikus galur wistar jantan. Penelitian eksperimental laboratorik ini dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Kedokeran Nuklir dan Pencitraan Molekuler RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Subjek penelitian adalah 10 tikus galur wistar jantan dengan usia 8-12 minggu; berat 200-250 gram; dalam keadaan sehat. Tikus akan ditidurkan dengan agen anestesi ketamin, lalu dilakukan injeksi 1,3-1,7 mCi radiofarmaka 177Lu–(R)-NODAGA-PSMA pada vena bagian ekor. Perhitungan cacahan organ total dilakukan pada menit ke 60,90, dan 120, pasca injeksi radiofarmaka 177Lu–(R)-NODAGA-PSMA sebesar 1.300-1.700 mCi pada vena bagian ekor. Hasil yang diperoleh dari uji adalah tangkapan ginjal dan kandung kemih.Rata-rata persentase tangkapan radiofarmaka pada menit ke-60 adalah ginjal kanan sebesar 4,35%, ginjal kiri 5,91%, kandung kemih 6,54%; pada menit ke-90 adalah ginjal kanan sebesar 6,31%, ginjal kiri 7,6%, kandung kemih 7,95%; serta pada menit ke-120 adalah ginjal kanan sebesar 6,89%, ginjal kiri 8,48%, kandung kemih 9,60%. Hasil persentase tangkapan organ target akan disajikan dalam tabel dan grafik.Biodistribusi radiofarmaka 177Lu–(R)-NODAGA-PSMA pada tikus galur wistar jantan ditangkap oleh ginjal kanan dan kiri serta kandung kemih. Peningkatan radioaktivitas tangkapan organ target tercatat seiring dengan berjalannya waktu penelitian. Hal ini disebabkan karena ginjal berperan sebagai organ ekskresi dari radiofarmaka
Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Jantung Pisang Mas (Musa Acuminata Colla) Menggunakan Metode DPPH
Jantung pisang mas mengandung senyawa yang dapat menangkap radikal bebas antara lain saponin, fenol, flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi air jantung pisang mas (Musa acuminata Colla) dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, dilanjutkan fraksinasi cair-cair menggunakan pelarut etil asetat dan air. Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan fraksi air dilakukan pada seri konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 μg/ml. Sedangkan untuk fraksi etil asetat digunakan konsentrasi sebesar 4, 8, 12, 16, dan 20 μg/ml. Persentase aktivitas antioksidan diperoleh dari data absorbansi. Nilai IC50 didapatkan dari regresi linier antara konsentrasi larutan seri uji dengan persentase aktivitas antioksidan. Identifikasi senyawa flavonoid dilakukan dengan metode KLT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi etil asetat ekstrak etanol jantung pisang mas memiliki aktivitas antioksidan kuat, sedangkan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan lemah. Nilai IC50 ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi air jantung pisang mas berturut-turut sebesar 68,742; 56,132; dan 201,151 μg/ml
Studi Awal Estimasi Dosis Internal 177lu-dota Trastuzumab pada Manusia Berbasis Uji Biodistribusi pada Mencit
STUDI AWAL ESTIMASI DOSIS INTERNAL 177Lu-DOTA TRASTUZUMAB PADA MANUSIA BERBASIS UJI BIODISTRIBUSI PADA MENCIT. Radiofarmaka baru untuk pengobatan penyakit kanker payudara tipe HER-2, 177Lu-DOTA Trastuzumab, telah berhasil diproduksi oleh Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) BATAN. Demi keamanan produk dan keselamatan pasien, radiofarmaka baru tersebut perlu dilengkapi dengan data studi dosis internal yang dilakukan setelah uji praklinis pada hewan coba selesai. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk melakukan estimasi dosis pada pasien yang dihitung berdasarkan data uji biodistribusi pada mencit. Studi Uji biodistribusi dilakukan pada 25 ekor mencit dan diamati biodistribusinya pada organ-organ, diantaranya otak, Perut, usus, jantung , ginjal, hati, paru-paru, otot, tulang, limpa dan kandung kemih. Pengamatan cacahan organ dilakukan pada jam ke 1, 2, 3, 4, 24, 48 pasca injeksi radiofarmaka 177Lu DOTA-Trastuzumab sebesar 100mCi. Hasil yang diperoleh dari uji biodistribusi adalah % ID/gram organ tikus, kemudian dilakukan konversi perhitungan ke % ID/gram organ manusia. Untuk mengestimasi dosis ke manusia, hasil %ID/gram organ tersebut dipakai sebagai input pada software dosimetri internal OLINDA/EXM, dengan cara melakukan plotting %ID/gram versus waktu, yang akan menghasilkan residence time di masing-masing organ. Setelah residence time diperoleh, dosis internal radiasi pada masing-masing organ dan seluruh tubuh dapat diketahui. Hasil studi menunjukkan bahwa tiga organ yang memiliki dosis internal tertinggi 177Lu DOTA Trastuzumab adalah : paru-paru, hati dan ovarium dengan dosis masing-masing 0,063; 0,046 dan 0,025 mSv/MBq. Disimpulkan bahwa hasil estimasi dosis internal radiasi total yang diperoleh manusia pada penyuntikan radiofarmaka 177Lu-DOTA Trastuzumab adalah 0.21 mSv/MBq
Penerapan Aplikasi Program Penjualan dan Pembelian Menggunakan Model Rapid Application Development
Perkembangan teknologi informasi pada saat ini berkembang dengan cepat dan pesat, yang didukung dengan salah satu sarana yaitu adanya komputer. Tentunya komputer yang telah dilengkapi dengan suatu aplikasi tertentu digunakan untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia dalam mengelola data suatu organisasi atau Perusahaan sehingga mendapatkan hasil yang akurat dan sesuai kebutuhan. Hasil observasi yang telah dilakukan, menunjukkan adanya kegiatan penjualan dan pembelian masih menggunakan sistem manual, salah satunya pada toko pakaian. Mulai dari pengolahan data barang, kesulitan pengecekan stok, transaksi pembelian, transaksi penjualan, serta penyimpanan data-data lainnya yang berhubungan dengan semua jenis kegiatan tersebut, sehingga dapat membuat kerugian bagi pemilik toko, kesalahan dalam pencatatan dan kurang akuratnya laporan yang dibuat. Dilihat dari banyaknya transaksi yang dilakukan pada toko pakaian, diperlukan sistem informasi yang lebih cepat dan akurat. Maka dari itu, penulis membuat rancang bangun program yang berbasis komputerisasi menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic.net dan database MySQL, agar informasi dan kegiatan yang terjadi bisa dilakukan dengan cepat dan akurat. Metode yang digunakan dalam membuat rancang bangun program ini menggunakan model Rapid Application Development (RAD). Model RAD ini merupakan adaptasi dari model air terjun versi kecepatan tinggi untuk pengembangan setiap komponen perangkat lunaknya. Hasil yang dicapai dari pembahasan tema ini adalah berupa aplikasi program penjualan dan pembelian yang siap pakai. Dalam hal ini, penggunaan aplikasi program merupakan solusi yang terbaik untuk memecahkan permasalahan yang ada, serta dengan penggunaan aplikasi program dapat tercapai suatu kegiatan yang efektif dan efisien dalam menunjang aktifitas, terutama untuk menangani permasalahan penjualan dan pembelian