16 research outputs found

    Pertumbuhan Janin Terhambat Sebagai Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular

    Get PDF
    Cardiovascular disease kills more people and disabilities in developing countries than any other disease. During few decades CVD is presumed as a generative disease which is influenced of geneticfactor, life style, smoking, exercise and obesity. Recent studies by Barkeret allhave demonstrated a consistent relationship between Cardiovascular mortality and birthweight. Intra uterine growth restriction (IUGR) is arisk factor CVD in adults

    PERANAN ACETAMINOPHEN (PARASETAMOL) DALAM PENUTUPAN DUCTUS ARTERIOSUS

    Get PDF
    Abstrak Patent ductus arteriosus (PDA)  adalah kelainan kongenital yang ditandai adanya kegagalan penutupan duktus arteriosus (DA) segera setelah lahir. Dampak tidak menutupnya DA akan terjadi  gangguan hemodinamik ,memperberat masalah lain yang menyertai bayi prematur sehingga akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Parasetamol merupakan obat yang relatif baru digunakan untuk menutup PDA jika dibandingkan dengan indometasin ataupun ibuprofen dengan tinkat keberhasilan yang tinggi. Kata kunci: Patent ductus arteriosus (PDA), gangguan hemodinamik, parasetamol Abstract Patent ductus arteriosus (PDA) is a congenital disorder characterized by a failure to close the ductus arteriosus (DA) immediately after birth. The impact of not closing the DA will occur hemodynamic disturbances, aggravating other problems that accompany premature babies so that it will increase morbidity and mortality. Paracetamol is a relatively new drug used to close PDAs when compared with indomethacin or ibuprofen with the  high success rates. Keywords: Patent ductus arteriosus (PDA), hemodynamic problem,  paracetamo

    Tanggapan Masyarakat Mengenai Social Distancing Dan Physical Distancing Pada COVID-19 Di Kecamatan Medan Timur

    Get PDF
    Coronavirus Diseases (COVID-19) atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), penyebab penyakit pernapasan akut di Wuhan, Provinsi Hubei, World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia, sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KMMD). Diketahui sesuai protokol pencegahan salah satunya dengan Social Distancing (Jarak Sosial) Dan Physical Distancing (Jarak Fisik) masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan COVID-19 seperti Social Distancing dan Physical Distancing, akibat hal tersebut juga mengakibatkan dampak yang terjadi di beberapa Negara-negara kurangnya penerimaan masyarakat dalam menjalani pencegahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tanggapan Masyarakat Mengenai Social Distancing dan Physical Distancing Di Kecamatan Medan Timur. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan Desain Cross Sectional, Sampel dalam penelitian ini adalah 100 Masyarakat Kecamatan Medan Timur Usia produktif . Dengan teknik Probability Sampling berupa Strafied Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online (Google-form) kepada masyarakat yang tersebar di 11 Kelurahan, Kecamatan Medan Timur. Data di Analisis menggunakan Uji Univariat dengan Aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan menurut Karesteristik Demografis,  bahwa Umur 20-35 tahun sebanyak 68.0% dan <20 tahun 13,0%. Menurut Profesi Mahasiswa sebanyak 47.0%, Tidak Bekerja sebanyak 29.0% dan yang Bekerja 24.0%. Menurut Status Belum Menikah 56.0% dan Sudah Menikah 44.0%. Menurut Pendidikan Menengah 67.0%, Tinggi 27.0% dan Rendah 6.0%. Gambaran Tanggapan bahwa sebanyak 86,0% memiliki Tanggapan Positif  mayoritas masyarakat mendukung Social Distancing,  dan Sebanyak 91.0%  memiliki Tanggapan positif mayoritas Masyarakat mendukung Physical Distancing

    Conotruncal Heart Defects

    Get PDF
    Conotruncal anomalies comprise a diverse group of congenital heart defects involving the outflow tracts of the heart and the great .They are a leading cause symptomatic cyanotic cardiac disease diagnosed in utero. Conotruncal anomalies can be diagnosed by prenatal echocardiography with a high degree of accuracy. The overall prognosis for fetuses with a conotruncal anomaly is poo

    Nilai Laboratorium Darah dan Alat Skrining STRONGkids pada Malnutrisi Rumah Sakit

    Get PDF
    Latar belakang. Malnutrisi Rumah Sakit adalah malnutrisi yang didiagnosis selama dirawat di rumah sakit, mulai saat masuk sampai keluar rumah sakit. STRONGkids merupakan alat skrining risiko malnutrisi. Selama rawatan anak sakit, terjadi perubahan nilai laboratorium yang tidak normal akan berpotensi untuk terjadi malnutrisi rumah sakit. Tujuan. Menilai hubungan parameter laboratorium darah dengan alat skrining malnutrisi STRONGkids pada pasien yang dirawat di bangsal anak (Arafah 1) RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Metode. Penelitian retrospektif dengan mengkaji data dari rekam medis rawat inap pada bangsal anak (Arafah 1) RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh periode 01 Januari sampai 31 Maret 2021. Variabel yang dianalisis adalah data laboratorium darah, status gizi serta level STRONGkids pada anak usia satu bulan sampai ?18 tahun, lahir cukup bulan dengan lama rawatan ?72 jam. Data disajikan dalam narasi dan atau tabel, dianalisa secara univariat atau bivariat. Hasil. Dari 63 subjek, 22 (34,9%) subjek mengalami malnutrisi rumah sakit, 32 subjek (50,8%) dengan kriteria STRONGkids berisiko rendah dan 31 subjek (49,2%) dengan kriteria sedang-tinggi. Terdapat hubungan signifikan nilai laboratorium darah terhadap risiko malnutrisi rumah sakit dengan penilaian kriteria STRONGkids (p<0,05) yaitu : hemoglobin, OR; 1,06 (p=0,014), eritrosit, OR; 1,08 (p=0,011), leukosit, OR; 3,49 (p=0,024), albumin, OR; 6,14 (p=0,017) dan kalsium, OR; 1,059 (p=0,013) Kesimpulan. Terdapat hubungan positif bermakna beberapa nilai laboratorium darah pada anak yang dirawat diruang Arafah 1 RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan uji tapis STRONGkids untuk memprediksi kejadian malnutrisi rumah sakit

    Massa Dan Fungsi Ventrikel Kiri Pada Malnutrisi Energi Protein Tipe Marasmus

    Get PDF
    Objectives. To determine the left ventricular mass, the left ventricular systolic anddiastolic function of children suffering protein energy malnutrion marasmic type. Material.Pediatric patients suffering protein energy malnutrion marasmic type who came for treatment in Division of Pediatric Metabolic Nutrition, Departement of Child Health, Medical Faculty, Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta between June to August 2007.Methods. A cross-sectional study was conducted to evaluate left ventricular systolic function (EF and FS), left ventricular diastolic function (E, A, ratio E/A and IVRT) and left ventricular mass (LVDDi, LVDSi, LVMi) by Ultrasonography Sonos 4500. The student t-test was used, statistical significant was assumed with a&lt; 0.05 with program SPSS 15.0 version. Results. Out of 25 subjects examined (9 male and 16 female), the left ventricular mass in marasmic patients was lower compared to control. Mean of LVMi (g/m2) marasmic and control each 22.5 (SD 17.7) and 39.1 (SD 41.1); p &lt; 0.02. Systolic and diastolic function in marasmic were lower than the control and the difference was statistically significant. Mean EF in marasmic and control each 56.4% (SD 7.2) and 73.2% (SD 7,7) ; p = 0.001. Mean FS 28.6% (SD 4,9) and 40.4% (SD 8.7) ; p = 0.001. Mean ratio E/A in marasmic and control each 1.79 (SD 0.5) and 1.54 (SD 0.2); p = 0.04Conclusions. The left ventricular mass in marasmic was lower than a child with good nutrition. The left ventricular systolic and diastolic function of marasmic patients were disturbed. The left ventricular diastolic function seen in restrictive pattern.Tujuan. Menilai massa, fungsi sistolik dan fungsi diastolik ventrikel kiri padaanak yang menderitamalnutrisi energi protein (MEP) tipe marasmus. Tempat penelitian. Divisi Kardiologi dan Divisi Gizi Metabolik Anak FK UI/RSCM Jakarta.Subyek penelitian. Penderita malnutrisi energi protein (MEP) tipe marasmus yang dirawat atau yang datang berobat ke Divisi Gizi Metabolik Anak FKUI-RSCM sejak bulan Juni– Agustus 2007. Metode. Dilakukan penelitian observasional dengan rancang bangun cross sectional. Data meliputi fungsi sistolik ventrikel kiri (EF dan FS), fungsi diastolik ventrikel kiri (E, A, rasio E/A, IVRT) danmassa ventrikel kiri ( LVDDi, LVDSi, LVMi) dengan menggunakan mesin ultrasonografi Sonos 4500, transduser 8 MHz. Data diolah dengan SPSS versi 15. Dilakukan uji t. Nilai yang dipakai adalah 0,05. Jumlah subyek minimal yang diperlukan adalah 25.Hasil. Dari 25 subyek marasmus yang diperiksa (9 laki – laki dan 16 perempuan). Massa ventrikel kiri marasmus lebih rendah dibanding kontrol. Rerata LVMi (g/m2) marasmus dan kontrol masing-masing 22,5 (SB 17,7) dan 39,1 (SB 41,1); p&lt; 0,02. Fungsi sistolik dan diastolik marasmus lebih rendah dibanding kontrol dan perbedaan ini secara statistik bermakna. Rerata EF marasmus dan kontrol masing-masing adalah 56,4% (SB 7,2) dan 73,2% (SB 7,7) ; p = 0,001. Rerata FS 28,6% (SB 4,9) dan 40,4% (SB 8,7) ; p = 0,001. Rerata rasio E/A marasmus dan kontrol masing-masing 1,79 (SB 0,5) dan 1,54 (SB 0,2); p = 0,04. Kesimpulan. Massa ventrikel kiri pasien marasmus lebih rendah dari pada anak gizi baik,Fungsi sistolik dan fungsi diastolik pasien marasmus telah mengalami gangguan. Fungsi diastolik ventrikel kiri memperlihatkan pola restriktif

    Study of NT-pro-BNP and Hs-Troponin I biomarkers for early detection of children’s heart function of protein-energy malnutrition

    Get PDF
    The Protein Energy Malnutrition (PEM) is the condition of a lack of carbohydrate and protein stores in the body that trigger chronic failure nutrient intake and body maintenance function caused to impact the heart functions. The NT-pro-BNP and Hs- Troponin I proteins were found as the indicator of cardiac dysfunction. The sixty subjects of PEM, analyzed by standard of Indonesia Healt Ministry as well as nutritional status. The blood electrolytes examined by laboratory assay and the levels of Hs-Troponin 1 and NT-Pro-BNP were analyzed by Immune-Chromatography method. Assessing of the ventricular mass with the seeing the peak of the diastolic flow rate of left ventricular that estimated by the curve of the receiver operating characteristic and the area under the curve (P<0.05). The result has shown that the PEM decreased in the left ventricular mass for impaired heart function and systolic disorder. The Hs- Troponin I (90.9%) has better sensitivity than NT-pro-BNP (85.5%) if the merger of those markers possesses the lowest sensitivity (81.8%). These proteins have good biomarkers in heart function, mainly in cases where PEM is present

    Hubungan Terapi Asam Valproat dengan Peningkatan Berat Badan pada Anak Epilepsi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh

    Get PDF
    Latar belakang. Epilepsi merupakan salah satu penyebab peningkatan morbiditas yang secara signifikan menurunkan kualitas hidup pada populasi anak di seluruh dunia. Terapi asam valproat sebagai anti-epilepsi jangka panjang untuk mencegah serangan berulang. Pemberian asam valproat dapat memberikan efek menambah nafsu makan dan meningkatkan berat badan pasien. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi asam valproat dengan peningkatan berat badan anak epilepsi setelah tiga dan enam bulan terapi berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin. Metode. Studi ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan desain potong lintang. Evaluasi kenaikan berat badan dilakukan pada bulan ke-3 dan ke-6 setelah pemberian terapi asam valproat. Hasil. Sebanyak 70 subjek pasien epilepsi yang memenuhi kriteria inklusi dengan rerata usia empat tahun delapan bulan didominasi jenis kelamin perempuan (54,3%). Terjadi peningkatan berat badan setelah tiga bulan terapi dengan dosis asam valproat 20-25 mg/kgBB dengan p = 0,002 dan terjadi peningkatan berat badan setelah enam bulan terapi dengan p = <0,001 pada kelompok usia. Kesimpulan. Hubungan terapi asam valproat dan peningkatan berat badan hanya signifikan pada setelah enam bulan terapi berdasarkan kelompok umur. Dengan demikian, peningkatan berat badan adalah hal yang normal sesuai dengan pertambahan usia anak

    Intravenous Paracetamol and Patent Ductus Arteriosus Closure

    Get PDF
    Background: Standard medical treatments for patent ductus arteriosus (PDA) closure are, including indomethacin/ibuprofen and surgical ligation. Nowadays, a new strategy to close PDA is the use of paracetamol. The present study aimed to describe the use of intravenous (IV) paracetamol for PDA closure in neonates who present a contraindication to ibuprofen or ibuprofen failure with no possibility to perform surgical ligation due to major instability.Methods: The present study was conducted from January to December 2017 in the neonatal intensive care unit of Dr. Zainoel Abidin Hospital and Harapan Bunda Hospital, Banda Aceh, Indonesia, on neonates with hemodynamic significant PDA (hsPDA). All the subjects received IV paracetamol (15 mg/kg every 6 h) for 3 days. Thereafter, the ductus was evaluated by echocardiography on the 5th day after the regiment.Results: A total of 72 neonates were diagnosed with hsPDA and their average of gestational age was 34.26 weeks and their average of birth weight was 1945.69 g for 39 (54.2%) female neonates, 33 (45.8%) male neonates, 45 (62.5%) premature infants, and 27 (37.5%) full-term infants. About 26 (36.1%) infants had a closed PDAs on the 5th days of evaluation, 11 (15.3%) infants had regiment twice for closed PDA at the 10th days of evaluation, and 35 (48.6%) neonates had more closed PDA after three or four regiments. Successful closure with paracetamol was achieved in 51(70.8%) neonates, while 21 (29.2%) neonates failed the PDA closure.Conclusion: Based on the findings of the present study, IV paracetamol appears to be reasonably effective for PDA closure in both preterm and term infants. This should be the first-line of therapy choice when there are contraindications for the treatment with ibuprofen

    Profil Hipertensi pada Anak di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

    No full text
    Latar belakang. Hipertensi pada anak masih mendapat perhatian yang serius karena dapat menimbulkan cacat menetap dan berakibat kematian. Prevalensi hipertensi anak tidak diketahui secara pasti, dilaporkan sekitar 1%-5%. Hipertensi tersering yang dijumpai di rumah sakit rujukan adalah hipertensi sekunder. Tujuan. Mengetahui profil klinis dan respon terapi pasien hipertensi pada anak di ruang rawat inap anak RSUD Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh selama periode 5 tahun. Metode. Penelitian deskriptif retrospektif untuk melihat gambaran hipertensi pada anak di RSUDZA. Data diperoleh dari catatan medik pasien hipertensi sejak tahun 2007- 2011. Data dikumpulkan berdasarkan derajat hipertensi, penyakit yang mendasari hipertensi, dan pengobatan yang diberikan. Hasil. Selama 5 tahun (2007-2011), terdapat 41 pasien hipertensi (26 laki-laki dan 15 perempuan). Hipertensi derajat satu 10 orang, derajat dua 16 orang, dan hipertensi krisis 15 orang. Umur tersering adalah 10-11 tahun. Tidak terdapat hubungan antara rerata umur dengan derajat hipertensi. Penyakit yang mendasari adalah 16 orang glomerolunefritis akut, 13 sindrom nefrotik, 7 gagal ginjal kronik, serta 5 penyakit lainnya. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penyakit yang mendasari dengan derajat hipertensi. Respon pengobatan hipertensi dengan satu macam obat 9 orang, dua obat 19, dan 13 respon dengan gabungan tiga atau lebih obat. Terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah obat dengan derajat hipertensi. Kesimpulan. Hipertensi pada anak di RSUDZA paling sering terdapat anak berumur 10-11 tahun. Penyebab tersering adalah glomerulonefritis akut. Terdapat hubungan bermakna antara jumlah obat yang diberikan dengan derajat hipertensi
    corecore