2 research outputs found

    ANALISA METODE LAPISAN BRAZING PADA PENCEGAHAN KOROSI DAERAH HAZ

    Get PDF
    Daerah las yang paling rentan terhadap korosi adalah pada bagian HAZ (Heat Affected Zone). Hal ini dikarenakan daerah tersebut terjadi tegangan sisa akibat pemanasan las serta perubahan struktur mikro akibat pemanasan. Penelitian menemukan bahwa serangan korosi pada daerah HAZ ini hampir 3 kali lebih cepat laju korosinya dari pada logam induk yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas lapisan dengan kuningan jenis Leaded Brass dan Cast Brass terhadap ketahanan korosi dan ketahanan retak. Penelitian ini menggunakan mild steel jenis ST 37 dengan ketebalan 4,5 mm disambung dengan las busur elektroda terĀ¬bungĀ¬kus dengan jenis sambungan V. Logam hasil pengelasan dilapis kuningan pada jalur daerah logam las. Teknik pelapisan dilakukan dengan las gas ā€oksi asetilenā€. Jenis bahan kuningan yang digunakan sebagai pelapis adalah tipe K yaitu Leaded Brass (64% Cu- 35%Zn) dan tipe B yaitu Cast Brass (60% Cu- 38%Zn). Hasil pelapisan kuningan dilakukan 5 jenis pengujian yaitu pengujian komposisi kimia, pengujian korosi, pengujian lengkung, pengujian kekerasan dan pengujian struktur mikro. Hasil penelitian menunjukkan kuningan jenis K (Cast brass) memiliki keuletan lebih tinggi dibandingkan jenis B dari foto SEM. Dari uji korosi, sambungan las tanpa lapisan kuningan maupun dengan lapisan kuningan (baik tipe B maupun tipe K) memiliki laju korosi yang hampir sama yaitu sekitar 25 MPY. Uji bending menunjukkan lapisan brazing dinyatakan lolos uji pengujian bending dengan standar AWS. Kekerasan HAZ pada benda uji yang dilapis kuningan tipe B memiliki kekerasan terendah. Ditemukan pula bahwa pemakaian lapisan kuningan dengan metode las asitilen dapat memperlunak daerah logam las dan HAZ sehingga mengurangi kekuatan sambungan. Kata kunci: HAZ, kuningan, las asitilen, korosi. FT, 2007 (PEND. TEK. MESIN

    PENGEMBANGAN METODE LOW STRESS NO DISTORTION (LSND) PADA PENGELASAN GMAW BAJA KARBON A36 UNTUK MEREDUKSI DISTORSI DAN TEGANGAN SISA

    Get PDF
    Efek distorsi pengelasan sangat merugikan bagi industri manufaktur karena biaya perbaikan yang cukup besar, ukuran menjadi tidak akurat, bentuk menjadi tidak sesuai desain. Menurut The Welding Institute (TWI), biaya untuk memberbaiki distorsi pengelasan terhadap biaya total fabrikasi sebesar 30 %. Hasil penelitian Holder,dkk (2011), Sudesh, dkk (2011), Shen (2013), Kala, dkk (2014) menyatakan proses pengelasan dengan LSND mampu mengurangi distorsi pengelasan cukup signifikan namun menyebabkan kerapuhan pada logam las. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode LSND berpendingin nitrogen cair didaerah logam las dan HAZ untuk mereduksi distorsi pengelasan yang lebih efektif dan efisien. Target penelitian ini adalah temuan metode LSND yang mampu meminimalkan atau bahkan meniadakan distorsi pengelasan, serta mampu mempertahankan kualitas sambungan las berdasarkan kekuatan, tegangan sisa dan laju perambatan fatiknya. Penelitian ini menggunakan bahan plat baja karbon A36 tebal 4 mm yang dilas dengan las GMAW dengan elektrode jenis ER70S-6. Tahapan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a) pembuatan alat tambahan LSND dengan torch pendingin Nitrogen cair beserta proses sinkronisasi dan uji coba, b) proses penelitian dengan memvariasi jarak torch pendingin LSND di daerah logam las, c) proses penelitian dengan memvariasi jarak torch pendingin LSND di daerah HAZ, d) pembuatan spesimen uji, e) pengujian spesimen las, dan d) publikasi. Hasil riset berhasil menemukan jarak pendingin pada perlakuan LSND terbaik yaitu 30 mm dibelakang torch las. Perlakuan LSND mengakibatkan kekerasan didaerah WZ meningkat akibat persentase AF dan BA meningkat sementara persentase GF dan WF menurun. Kekuatan tarik juga memperlihatkan kenaikan dibandingkan aswelded. Perlakuan LSND single cooling dan LSND double cooling berhasil menurunkan distorsi dibandingkan as-welded masing-masing sebesar 63% dan 95 %. Hal ini berkaitan dengan tegangan sisa las yang menunjukkan tegangan sisa tarik pada perlakuan LSND lebih rendah dibanding tegangan sisa tarik didaerah logam las. Kedua perlakuan LSND juga mengakibatkan peningkatan kekerasan di daerah WZ yang berdampak pada peningkatan kekuatan tarik las arah longitudinal. Perlakuan LSND mampu memperbaiki laju perambatan retak las khususnya pada Ī”K diatas 20 MPaāˆšm. Hal ini didukung oleh penurunan tegangan sisa las khususnya pada daerah weld metal
    corecore