11 research outputs found

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Jalan di Upt Rumah Sakit Khusus Paru Tahun 2019

    Full text link
      Unit rekam medis merupakan bagian yang penting dalam suatu rumah sakit, karena rekam medis memuat kegiatan mulai dari penerimaan pasien, pencatatan, pengelolaan data rekam medis pasien, penyimpanan dan pengembalian berkas rekam medis.Selain itu, unit rekam medis harus mampu melayani permintaan informasi yang berkaitan dengan data rekam medis dengan cepat, tepat dan akurat pada waktu yang dibutuhkan.Salah satu faktor yang berpengaruh dalam kecepatan pemberian pelayanan kepada pasien adalah ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis ke unit rekam medis.Tujuan umum dari peneliti ini adalah untuk mengetahui faktor keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap di UPT Rumah Sakit Khusus Paru Medan.Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.Populasi dalam penelitian petugas yang berkaitan dengan pengisian rekam medis diRS Khusus Paru yang berjumlah 15 orang, dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling yaitu berjumlah 15 orang.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan  peneliti bahwa faktor yang paling mempengaruhi keterlambatan adalah menjalankan prosedur yang telah ditetapkan dan ketidaklengkapan  dalam pengisian dokumen rekam medis baik dalam identitas pasien dan ketepatan dalam pengisian diagnosis juga mempengaruhi keterlambatan dalam pengembalian berkas rekam medis dan menjalankan prosedur yang telah ditetapkan di rumah sakit pengembalian berkas rekam medis paling lama 1x24 jam, apabila pengembalian berkas rekam medis mengalami keterlambatan maka akan sangat berpengaruh terhadap assembling,analisis,coding,indixing,filling dan laporan. Kata Kunci                 : Pengembalian Rekam Medis

    Tinjauan Pelaksanaan Penyusutan Berkas Rekam Medis Inaktif Dirumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (Ipi) Medan Tahun 2016

    Full text link
    Rekam medis inaktif, berkas yang telah disimpan minimal selama 5 tahun di unit kerja rekam medis di hitung sejak tanggal terakhir pasien di layani pada sarana  pelayanan kesehatan atau telah 5 tahun setelah meninggal dunia. Pelaksanaan penyusutan rekam medis inaktif mempunyai beberapa tahap, yaitu di mulai dari pemilahan dan pemindahan, penilaian, menscan, dan pemusnahan. Dari hal tersebut, peneliti melakukan observasi dengan tujuan mengidentifikasi SOP pelaksanaan penyusutan rekam medis mngidentifikasi pelaksanaan penilaian rekam medis inaktif, mengamati pengalih media rekam medis inaktif dengan menggunakan scanner, mengidentifikasi pelaksanaan pemusnahan rekam medis inaktif. Pada saat melakukan observasi di RSU Imelda Medan, ditemukan bahwa tahun 2010-2016 telah melakukan penyusutan sebanyak 1.153 yang terdiri dari 885 rekam medis rawat jalan dan 268 rekam medis rawat inap. RSU Imelda Medan sudah mempunyai SOP pemisahan rekam medis inaktif, SOP retensi rekam medis, dan SOP pemusnahan rekam medis inaktif berdasarkan SK Direktur RS, namun dalam melakukan pemindahan rekam medis inaktif, sudah tersedianya ruangan khusus untuk rekam medis inaktif. Penilaian rekam medis inaktif dilakukan oleh tim penilai berdasarkan SK Direktur RS. Dalam menscan rekam medis inaktif, petugas melakukan scan dengan menggunakan alat scanner canon, yang kualitasnya sangat bagus, dan dalam pemusnahan rekam medis inaktif berdasarkan SK Direktur RS yang dilakukan oleh pihak ke-3, yang disaksikan oleh 2 orang saksi dari RSU Imelda Medan dan 1 orang saksi dari Perusahaan, tim pemusnahan di lakukan 5 orang

    Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016

    Full text link
    Penomoran nomor rekam medik yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan atau kebaikan manajemen rekam medis dari suatu pelayanan kesehatan, tentunya jika didukung dengan sistem yang baik.Sumberdaya manusia yang bermutu dan prosedur atau tata kerja yang baik serta sarana atau fasilitas yang memadai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya penduplikasian nomor rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode penelitian pendekatan kuntitatif.Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan cross-sectional. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi .Populasi sebanyak 7200 berkas rekam medis dan sampel sebanyak 720 berkas rekam medis.Sebagai responden adalah berkas rekam medis. Dari hasil penelitian diperoleh nahwa nomor rekam medis yang terjadi duplikasi  sebanyak ( 1,45%) dan nomor rekam medis yang tidak terduplikasi sebanyak( 98,63%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem komputerisasi di rumah sakit umum imelda pekerja Indonesia medan akan menjadi baik apabila petugas benar-benar memperhatikan kinerjanya sehingga tidak akan menimbulkan kekeliruan dalam penomoranrekam medis supaya pelayanan lebih maksimal

    Pengaruh Pelepasan Informasi Rekam Medis Pasien Meninggal Terhadap Pengklaiman Asuransi Di RSU Herna Medan Tahun 2015

    Full text link
    Surat keterangan kematian adalah surat yang menerangkan bahwa seseorang telah meninggal dunia. Surat keterangan kematian ini berisikan identitas, saat kematian, dan sebab kematian. Kewenangan penerbit surat kematian adalah Dokter yang telah diambil sumpahnya dan memenuhi syarat administrasif untuk menjalankan praktek kedokteran. Kegunaan mengapa surat kematian perlu untuk diterbitkan adalah untuk kepentingan asuransi. Ada batasan informasi dalam pengklaiman asuransi, tidak semua data kerahasian paien bisa di beri kan kepihak lain tanpa izin resmi. Yang menjadi populasi dan sampel adalah seluruh staf rekam medis yang yang berjumlah 6 orang di RSU. Herna Medan.Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh surat kematian terhadap pengklaiman asuransi, populasi dan sekaligus menjadi sampel berjumlah 6 orang. Metode yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan uji kolerasi. Hasil pengaruh (r) sebesar 0,996 r determinasi, (r2) = 0,996 ,yang berarti surat kematian mempengaruhi pengklaiman asuransi di RSU Herna Medan

    Sikap Petugas Terhadap Pengisian Rekam Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit Sinar Husni Tahun 2017

    Full text link
    Rekam medis tidak hanya sekeda rmempunyai pengertian sebagai kegiatan pencatatan saja, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu system  penyelenggaraan rekam medis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap petugas rekam medis tentang system pengisian di  Rumah Sakit Umum Sinar Husni Medan. Sikap petugas rekam medis adalah suatu kinerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh petugas dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Dalam mencapai kinerja yang maksimal diperlukan sistem reward sebagai dorongan atau motivasi seseorang dalam bekerja. Reward adalah insentif positif yang berupa penghargaan, anugerah, dan imbalan akibat hasil kerja yang baik yang dilakukan karyawan. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas rekam medis di unit rekam medis RSU SinarHusni Medan, sampel diambil menggunakan teknik total sampling berjumlah 6orang. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa petugas  dengan kinerja yang sangatbaik 2 orang (33,3), petugas yang tetapi kinerja baik sebanyak 4 orang (66,7%). Untuk itu disarankan kepada perekam medis agar  lebih meningkatkan sikap petugas yang tercakup dalam penyelenggaraan pelayanan rekam medis di RSU Sinar Husni Medan

    Tinjauan Pelaksanaan Kars 2012 Mki 16 Berdasarkan Spo di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2018

    Full text link
    Standar MKI 16 menjelaskan bahwa dokumen rekam medis harus dilindungi dari kehilangan dan kerusakan serta akses dan penggunaan oleh yang tidak berhak. Berdasarkan survey awal diketahui dari 23. 934 dokumen rekam medis  masih dijumpai 15% persentase berkas yang hilang dan rusak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan MKI 16 Berdasarkan SPO  di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia.Metode penelitian adalah deskriptif dengan metode observasi dan lembar cheklist. Pengumpulan data melalui observasi dan lembar cheklist terhadap SPO yang ada di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan petugas rekam medis terhadap standar prosedur operasional (SPO) MKI 16 sudah sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan petugas rekam medis, namum petugas masih membiarkan DRM tercecer atau berserajan di lantai ruang filling. Sebaiknya perlu dilakukan untuk kerapian penyimpanan DRM petugas rekam medis agar lebih memperhatikan kerapian DRM rekam medis

    Pembuatan “Fruit Leather” Buah Jeruk Manis (Citrussinensis L.)dengan Penambahan Dami Nangka (Artocarpus Heterophyllus)

    Full text link
    The Purpose of this research is to find the best treatment from the production of sweet orange and jackfruit combination Fruit Leather. This research using Completely Randomized Design with 4 treatment and 4 repetition. This treatment are combining 85 grams sweet orange mush and 15 grams jackfruit (JD1); 65 grams sweet orange mush and 35 grams jackfruit (JD2); 45 grams sweet oranges mush and 55 grams jackfruit (JD3); 25 grams sweet oranges mush and 75 grams jackfruit (JD4). This research using Analysis of Variace (ANOVA) and Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT) with significance level (α) 5%. The result of this research refers that there is a significance differences of each treatment towards Water Content, Acidic Properties (pH), Ash Content, Pectin Content, Sugar Reduction and Organoleptic Test. This research conclude that the best treatment according to Proksimate and Hedonic test is fruit leather product made by combination of 45 grams sweet oranges mush and 55 grams jackfruit mush (JD3) which have Water Content 14.612%, Acidic Properties (pH) 4.87, Ash Content 0.773%, Pectin Content 2.409%, Sugar Reduction 47.637%, And according to Hedonic test for Colour, Taste, Aromatic, Texture Atribute, and whole rating of Fruit Leather liked by Panelis

    A Victor's History: A Comparative Analysis of the Labour Historiography of Indonesia's New Order

    Get PDF
    Some observers have identified a common pattern in developing countries whereby unions are transformed from a political force valued for their contribution to the struggle for independence to a state-sponsored ‘tool of development’. A less well-explored question concerns the harnessing of labour historiography to justify such transitions. As this article shows, Suharto’s New Order (1966–98) undertook a conscious and purposeful rewriting of Indonesian labour history in support of a single vehicle of labour representation organized around a narrative of the dangers of political unionism and designed to control and harness the industrial workforce in the name of economic development
    corecore