1 research outputs found
PERBEDAAN KADAR KLORIDA PADA PLASMA LITHIUM HEPARIN DENGAN PENGGUNAAN SEPARATOR TUBE DAN VACUTAINER PADA PASIEN POST HEMODIALISA
Latar Belakang : Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel.
Pemeriksaan kadar klorida berguna sebagai diagnosis banding pada gangguan
keseimbangan asam-basa serta untuk mengetahui etiologi penyakit gagal ginjal.
Pemberian antikoagulan selama proses hemodialisa menyebabkan sampel darah
dari pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir membutuhkan waktu yang lama
untuk membeku. Penggunaan sampel plasma dalam tabung dengan gel pemisah
telah menggantikan sampel serum untuk sebagian besar tes kimia. Fungsi gel
aditif dalam tabung pemisah adalah untuk memberikan penghalang fisik dan
kimia antara plasma dan sel. Lithium heparin adalah bentuk heparin yang
direkomendasikan karena paling tidak mengganggu ketika digunakan untuk
melakukan pemeriksaan.
Tujuan : Mengetahui ada tidaknya perbedaan terhadap hasil pemeriksaan kadar
klorida pada plasma lithium heparin dengan penggunaan separator tube dan
vacutainer pada pasien post hemodialisa.
Metode : Pre-experimental design dengan desain penelitian Static Group
Comparison. Kelompok eksperimen adalah plasma lithium heparin yang dibuat
dengan separator tube, sedangkan kelompok pembanding adalah plasma dan
serum dari vacutainer lithium heparin dan plain. Kadar klorida pada sampel
diukur dengan metode Ion Selective Electrode (ISE) pada alat Electrolyte
Analyzer Ilyte.
Hasil : Persentase selisih kadar klorida pada plasma lithium heparin antara
separator tube dan vacutainer adalah 0,64% (0,7 mmol/L). Hasil uji One Way
ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% memiliki nilai signifikan sebesar 0,294
(p ≥ 0,05).
Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan antar hasil pemeriksaan kadar klorida
pada pasien post hemodialisa dengan penggunaan separator tube dan vacutainer.
Kata Kunci :
Separator Tube, Lithium Heparin, Kadar Klorida, Hemodialisa