21 research outputs found
ANALISIS INDEKS GLIKEMIK DAN KANDUNGAN GIZI SAGU PORNO
Di Kabupaten Sangihe terdapat satu pangan lokal yang terkenal yaitu bernama “Sagu Porno”. Panganan khas asli dari suku Sangihe yang terbuat dari tanaman sagu yang diolah dengan cara dibakar. Masyarakat sangihe memepercayai bahwa makanan ini bagus jika dikonsumsi penderita diabetes. Namun penelitian ilmiah mengenai pangan tersebut masih sangat minim. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis indeks glikemik dan kandungan gizi pada Sagu Porno. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Lokasi pengujian kandungan gizi dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri Kota Manado sedangkan untuk pengukuran indeks glikemik dilakukan di Politeknik Negeri Nusa Utara. Subjek pada penelitian ini sebanyak 14 responden dan objek pada penelitian ini adalah sagu porno. Berdasarkan hasil uji kandungan gizinya, sagu porno memiliki kandungan karbohidrat sebanyak 50,65%, protein 2,06%, lemak 11,75% dan serat kasar 3,12%. Berdasarkan hasil uji kandungan indeks glikemiknya diketahui bahwa sagu porno adalah 296,53% yang artinya bahwa sagu porno merupakan panganan dengan indeks glikemik tinggi. Kesimpulannya, tidak disarankan penderita diabetes untuk mengkonsumsi panganan sagu porno.
in Sangihe District, famous food as a local food called “Sagu Porno”. Secialty original dish from Sangihe tribe, which it was made from the sago plant with burned processed. The people very much believe that those food was good if consumed by diabetics. However, scientific quantity research on those foods were little. Based on those study the aim of analyzing were the glycemic index and nutritional content of Sagu Porno. Those research was an experimental research. The location for testing the nutritional content was on the laboratory Balai Riset dan Standarisasi Industri of Manado City, while for the measurement of the glycemic index at Politeknik Negeri Nusa Utara. The subjects in those study were 14 respondents and the object in those study was Sagu Porno. Based on the results of the nutritional content test, Sagu Porno has a carbohidrate content of 50.65%, 2.06% protein, 11.75% fat, and 3.12% crude fiber. Based on the results of the glycemic index content test, it was known that Sagu Porno was 296.53%, which means that Sagu Porno is a food with a high glycemic index. In conclusion, diabetics are not advised to consume Sagu Porno
EFEKTIVITAS MEPASANGU (BAKERA) TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPERAWATAN POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA
Indonesia memiliki 7.000 dari 30.000 jenis tumbuhan yang tumbuh di Indonesia yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Salah satu metode pengobatan tradisional yang terkenal di Kepulauan Sangihe ialah mepasangu yang diartikan sebagai kegiatan bakera (memanfaatkan uap hasil rebusan berbagai rempah). Kegiatan ini dijadikan tradisi untuk terapi bagi seorang wanita setelah melahirkan dan juga bagi seseorang yang mengalami gangguan kesehatan akibat masuk angin, berupa keluhan pegal di seluruh badan. Tujuan penelitian ini ialah diketahuinya efektifitas mepasangu terhadap gangguan kesehatan pada mahasiswa. Metode yang digunakan ialah desain penelitian cross sectional. Seluruh mahasiswa semester 1, 3, dan 5 Program Studi Keperawatan dijadikan populasi dalam penelitian ini, sedangkan teknik pengambilan sampel ialah purposive sampling berdasarkan pertimbangan beberapa kriteria dengan jumlah sampel sebanyak 46 orang. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Oktober 2020. Instrumen penelitian yang digunakan ialah tanaman rempah, seperti buah cengkeh dan daunnya, buah pala dan daunnya, sereh, daun puring, dan daun pandan. Keluhan gangguan kesehatan responden dicatat pada lembar observasi. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60,8 % responden mengalami keluhan gangguan kesehatan insomnia dan masuk angin yang terjadi bersamaan dan keluhan yang paling sedikit ialah hanya keluhan masuk angin pada responden, yaitu sebanyak 3 orang (6.5%). Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,025 dimana nilai p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa mepasangu efektif mengatasi gangguan kesehatan. Mepasangu dapat digunakan sebagai terapi tradisional dalam mengatasi gangguan kesehatan berupa insomnia, masuk angin, dan badan pegal.
Indonesia has 7,000 of the 30,000 type of plants that grow in Indonesia that used as traditional medicine. One of the well-known traditional healing method in the Sangihe Island is Mepasangu, which is defined as Bakera activity (utilizing steam from the stew of various spices). This activity was used as a tradition for the treatment of a woman after giving birth and also for someone who experiences health problems due to cold, in the form of complaints of stiffness all over the body. The purpose of this study was determine the effectiveness of mepasangu against health problems in students. The method used in this study was a cross sectional research design. All students in semester 1, 3, and 5 of the Nursing Study Program were the population in this study, while the sampling technique was purposive sampling based on the consideration of several criteria. The number of samples that met the inclusion criteria was 46 people. This research was conducted from July to October 2020. The research instrument used were several spices, such as cloves and their leaves, nutmeg and leaves, lemongrass, croton leaves, and pandan leaves. Complaints about the respondent's health problems were recorded on the observation sheet. Anlyze data used the chi square test as a statistical test. The results showed that 60.8% of respondents experienced complaints of health problems, insomnia and cold that occurred simultaneously and the least complaints were only complaints of colds among respondents, as many as 3 people (6.5%). Based on the results of statistical analysis used the chi square test, the value of p = 0.025 was obtained where the p value <0.05, so it can be concluded that mepasangu was effective in overcoming health problems. Mepasangu can be used as a traditional therapy to treat health problems such as insomnia, cold and body aches
PREVALENSI MALARIA DI DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROPINSI SULAWESI UTARA
Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian, terutama pada kelompok berisiko tinggi yaitu bayi, balita, wanita hamil. Selain itu, secara langsung malaria dapat menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas. Penyakit ini juga masih endemis di sebagian besar wilayah Indonesia. Dalam rangka pengendalian penyakit malaria banyak hal yang sudah maupun sedang dilakukan baik dalam skala Global maupun Nasional. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang prevalensi malaria. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi malaria mulai menurun dari tahun ke tahun, pada tahun 2012 terdapat 1933 orang, pada tahun 2013 ada 690 pasien, dan pada tahun 2014 ada 602pasien. Penderita paling banyak pada orang dewasa berusia 15–23 tahun. Pasien dengan malaria tertinggi pada catatan data malaria ditahun 2012 berjumlah seimbang antara laki-laki dan perempuan, pada tahun 2013 pasien dengan lakilaki lebih banyak (54%), dan pada tahun 2014, lebih banyak perempuan (51%). Sebagian besar infeksi malaria pada tahun 2012, 2013 dan 2014 adalah infeksi yang disebabkan oleh plasmodium palcifarum. Berdasarkan data yangmenyatakan bahwa prevalensi malaria Kabupaten Sangihe masih tinggi, dan ada 4 Puskesmas yang menjadi daerah endemik. Pemetaan ini akan menjadi acuan dalam penelitian lebih lanjut mengenai pencegahan dan pemberantasan malaria diwilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe
PERAN KELUARGA DALAM MELAKSANAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RT V KELURAHAN SOATALOARA II KECAMATAN TAHUNA
Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajad kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Indeks resiko dalam rumah tangga yaitu: persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 90%, ASI ekslusif 42%, penimban ganbalita 95%, menggunakan air bersih 89%, mencuci tangan dengan sabun 80%, menggunakan jamban sehat 79%, memberantas jentik nyamuk dirumah 40%, konsumsi sayur dan buah tiap hari 50%, melakukan aktivitas fisik setiap hari 30%, dan tidak merokok dalam rumah 35% (Dinas KesehatanKabupatenSangihe, 2012).Tujuan penelitiaan ini adalah untuk mendapatkan gaambaran Peran keluarga dalam melaksanakan PHBS di RT V Kelurahan Soataloara II Kec. Tahuna. Hasil penelitian keluarga yang mempunyai bayi dan balita cukup berperan 73,91% dalam melaksanakan PHBS dan keluarga yang tidak mempunyai bayi dan anakbalita cukup berperan.45,24%
PEMBERDAYAAN PERILAKU MEMBUANG SAMPAH DAN PENGGUNAAN SAMPAH PLASTIK DI KAMPUNG BARANGKA KECAMATAN MANGANITU
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Meteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyebutkan bahwa timbunan sampah di Indonesia tahun 2020 mencapai 67,8 ton. Pertumbuhan jumlah penduduk juga diperkirakan akan membuat jumlah ini terus meningkat. Sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun 3,2 ton yang dibuang ke laut dan yang dibuang dilingkungan sebanyak 10 miliar lembar sampah pertahun atau sebanyak 85.000 per tahun. Permasalahan sampah yang begitu kompleks disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan, disebabkan karena kurangnya informasi yang diterima, ditunjang dengan bagaimana masyarakat bersikap dan bertindak. Berdasarkan survey masyarakat pesisir pantai Kampung Barangka mempunyai kebiasaan membuang sampah di pantai. Tujuan penelitian ingin mengetahui Perilaku Masyarakat dalam Membuang Sampah di Pesisir Pantai Kampung Barangka Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jenis penelitian deskriptif metode survey. Hasil penelitian masyarakat pesisir pantai Kampung barangka berpengetahuan baik, bersikap baik namun bertindak kurang baik dalam melakukan perilaku hidup bersih sehat.
Based on data submitted by the Ministry of Environment and Forestry (LHK) it is stated that the landfill in Indonesia in 2020 reached 67.8 tons. Population growth is also expected to make this number continue to increase. Plastic waste in Indonesia reaches 64 million tons per year, 3.2 tons are dumped into the sea and 10 billion pieces of waste are thrown into the environment per year, or as much as 85,000 per year. The problem of waste is so complex due to a lack of public knowledge about the importance of environmental hygiene and health, due to the lack of information received, supported by how people behave and act. Based on a survey, the coastal community of Barangka Village has a habit of throwing garbage on the beach. The purpose of the study was to find out about Community Behavior in Disposing of Garbage on the Coastal Coast of Barangka Village, Manganitu District, Sangihe Islands Regency. This type of research is the descriptive survey method. The results of the research of the coastal community of Barangka Village have good knowledge, and behave well but act poorly in carrying out clean and healthy living behavior
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SMK NEGERI 3 TAHUNA
Merokok merupakan suatu masalah di masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian. Perilaku merokok merugikan kesehatan karena dapat mengakibatkan banyak penyakit, diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem respirasi, kanker dan masalah kesehatan lainnya. Masalah merokok yang utama ialah peningkatan prevalensi perokok yang menjadi semakin serius. . Jumlah perokok di dunia mencapai lebih dari 1 miliar orang terdiri dari 800 juta pria dan 200 juta perempuan. Jumlah perokok usia 15 tahun sebanyak 34,8% dengan prevalensi pria 67% dan perempuan 2,7%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di SMK Negeri 3 Tahuna.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan metode survey, untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di SMK Negeri 3 Tahuna. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa SMK Negeri 3 Tahuna yang berjumlah 426 orang. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini ialah 81 orang. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 91% responden berpengetahuan baik dan 9% responden berpengetahuan cukup sedangkan berpengetahuan kurang tidak ada. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di SMK Negeri 3 Tahuna yaitu berpengetahuan baik dan diharapkan SMK negeri 3 Tahuna bekerja sama dengan instansi kesehatan untuk meningkatkan penyuluhan dan seminar mengenai kesehatan khususnya tentang bahaya merokok
GAMBARAN TINDAKAN KEPERAWATAN PENATALAKSANAAN NYERI BERRDASARKAN PERSEPSI PASIEN DI RUANG PERAWATAN BLUD RSU LIUN KENDAGE TAHUNA
Nyeri merupakan fenomena yang ditemukan hampir disemua bidang keperawatan. Tanpa peduli keadaan, termasuk perawatan intensif neonatal, intra operative, home care, atau klinik, semua berhadapan dengan manajemen nyeri (White, 2011). Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (White, 2011). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui penatalaksanaan nyeri berdasarkan persepsi pasien diruang perawatan BLUD RSU Liunkendage Tahuna. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat dengan keluhan nyeri di Ruang Perawatan Bougenvile, Chryzant, dan Edelweis BLUD RSU Liunkendage Tahuna, sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu semua klien yang mengalami keluhan nyeri di Ruang perawatan Bougenvile, Chryzant, dan Edelweis RSUD Liunkendage Tahuna. Hasil penelitian berdasarkan tindakan keperawatan, didapat tindakan yang sering dilakukan oleh perawat dalam mengatasi nyeri berdasarkan persepsi pasien didapatkan tindakan yang paling sering dilakukan adalah tindakan kolaborasi yaitu 30 responden dan tindakan yang jarang dilakukan adalah tindakan mandiri yaitu 17 responden yaitu 68 % yang tidak melakukan. Kesimpulan dari penelitian didapatkan Hasil penelitian tentang Gambaran tindakan keperawatan Penatalaksanaan nyeri berdasarkan persepsi pasien di Ruang Perawatan BLUD RSU Liun Kendage Tahuna menunjukkan bahwa perawat lebih banyak melakukan tindakan kolaborasi
GAMBARAN KEJADIAN ISPA DI RUANGAN ANGGREK RSUD LIUNKENDAGE TAHUNA TAHUN 2013 – 2015
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan infeki saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus atau bakteridan berlangsung selama 14 hari. ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada anak di Indonesia.Selain itu, ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Prevalensi ISPA di Indonesia padatahun 2013 ialah 25,0% tidak jauh berbeda dengan prevalensi pada tahun 2007 sebesar 25,5%. Profil dinas kesehatanprovinsi Sulawesi Utara tahun 2013 jumlah penderita penyakit ISPA pada balita maupun dewasa cukup tinggi terutamadi wilayah perkotaan. Kota manado memiliki jumlah penderitaISPA sebanyak 32.436 jiwa, tertinggi pada kelompokbalita 22.121 jiwa (68,20%). Desain penelitian yang digunakan ialah deskriptif dengan menggunakan metode serialkasus, untuk mengetahui gambaran kejadian ISPA di Ruangan Anggrek RSUD Liunkendage Tahuna tahun 2013–2015.Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi penderita ISPA di Ruangan Anggrek RSUD Liunkendage Tahuna tahun2013–2015, berdasarkan jumlah kasus yang tertinggi yaitu tahun 2014 dengan jumlah 224 orang (38,1%). Distribusiberdasarkan umur, tahun 2013 tertinggi yaitu umur 1–3 tahun dengan jumlah 96 orang (43%). Tahun 2014 tertinggiyaitu umur 1–3 tahun dengan jumlah 112 orang (50%). Tahun 2015 tertinggi yaitu umur 1-3 tahun dengan jumlah 78orang (50%). Distribusi berdasarkan jenis kelamin, tahun 2013 tertinggi yaitu laki-laki dengan jumlah 131 orang(63%), tahun 2014 tertinggi yaitu laki-laki dengan jumlah 124 orang (55%), tahun 2015 tertinggi yaitu laki-laki denganjumlah 99 orang (63%). Distribusi berdasarkan alamat, tahun 2013 yang tertinggi yaitu luar Tahuna dengan jumlah 82orang (39,6%), tahun 2014 tertinggi yaitu Tahuna dengan jumlah 86 orang (38,3%), tahun 2015 tertinggi yaitu luarTahuna 58 orang (37,1%). Kesimpulan dari penelitin ini ialah distribusi berdasarkan jumlah kasus sebanyak 595 orang,berdasarkan umur yang tertinggi yaitu umur 1–3 tahun sebanyak 286 orang, berdasarkan jenis kelamin yang tertinggiyaitu laki-laki sebanyak 354 orang, berdasarkan tempat tinggal yang tertinggi yaitu luar Tahuna sebanyak 213 orang,berdasarkan tren kasus ada kecenderungan menurun dari tahun 2013–2015. Oleh sebab itu penulis menyarankan bagiRSUD Liunkendage Tahuna diharapkan dapat melakukan pencatatan buku register secara rapi dan teratur
DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI PULAU LIPANG KECAMATAN KENDAHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Derajat kesehatan masyarakat di Pulau Lipang sangat penting diketahui dalam rangka penyusunan dan implementasi program kesehatan yang tepat dan berkelanjutan. Gambaran derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat dilihat dengan menggunakan indicator kualitas utama yakni Indeks Mortalitas, Indeks Morbiditas dan Indeks Fertilitas. Selain itu, perlu juga diperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti; indikator kesehatan lingkungan, upaya pelayanan kesehatan dan perilaku kesehatan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskritif dengan metode survey, populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh Kepala Keluarga di Pulau Lipang berjumlah 106 Kepala Keluarga. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Total sampling dan memenuhi kriteria inklusi berjumlah 77 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Mortalitas dalam 1 tahun terakhir tercatat 14 kasus kematian per 1000 penduduk. Indeks Morbiditas Penyakit Menular berjumlah 49 kasus per 1.000 penduduk, Indeks Morbiditas Penyakit Tidak Menular (PTM) berjumlah 79 kasus per 1.000 penduduk. Indeks fertilitas menunjukkan bahwa persentase ibu hamil berjumlah 7 orang atau 8% dan persentase anak balita adalah 18 orang atau 17%. Faktor status gizi yakni Bayi yang tidak diberi ASI 31%, pemberian Imunisasi BCG dan Hepatitis 0%, menggunakan kontrasepsi 56%. Indikator kesehatan lingkungan menggunakan air hujan untuk masak dan minum 100%, upaya pelayanan kesehatan; menggunakan fasilitas yankes 94%, penyuluhan kesehatan oleh nakes 74%. Perilaku kesehatan; BABS di hutan 9% dan pantai 5%. Merokok dalam keluarga 31% dan minum alcohol 91%. Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa indicator mortalitas Diabetes Melitus per-1000 penduduk adalah 40%, indicator morbiditas malaria per-1000 penduduk adalah 77,78%, indicator morbiditas penyakit jantung adalah 31,03%. Indeks Fertilitas ibu hamil 8% dan Balita 17%.
Determinat of public health in Lipang island very important to know in preparation and implementation program of health that appropriate and sustainable. Description determinant of public health is the best can be seen use indicator of main quality that is Mortality Index, Morbidity Index, and Fertility Index. Beside of these third factors very need pay attention too the other factors that influence of health is indicator of environment health, health service efforts and health behavior. This study used a descriptive design with survey method, population in this study was the head of family of 106 the amount . The sample in this study used total sampling and fulfill inclusion criteria of 77 people. The results showed that the mortality index or crude death rate of 14 cases death per 1000 people. Morbidity Index infectious disease showed 49 cases every 1000 people , morbidity of non infectious disease showed 79 cases every 1000 people. Fertility Index showed that pregnant amount of 7 people or 8% and percentage toddler were 18 people or 17%. The nutritional status was baby not breastfeeding about 31%, immunizations of BCG and Hepatitis 0%, used contraception 56%. Indicator of Environment health used water of rain for cook and drink 100%, health service efforts; used health service facilities 94%, counseling of health by health workers 74%. Health behavior; BABS in forest 9% and beach 5%. Smooking in family 31% and drink of alcohol 91%. The Conclusion of this research showed that Mortality Index Diabettes Mellitus every 1000 people was 40%, Morbidity index of Malaria every-1000 people were 77,78%, Morbidity index of Heart disease was 31,03%. Fertility Index pregnance 8% and Toddler 17%
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMA X KABUPATEN SANGIHE
Status kesehatan remaja perlu dipelihara dan ditingkatkan agar dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, tangguh, dan produktif serta mampu bersaing. Remaja sangat rentan terhadap perilaku berisiko terhadap kesehatan dan masa depan, misalnya melakukan perilaku seksual pranikah. Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam – macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju, memegang alat kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama. Hasil survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Kesehatan pada bulan Oktober 2013, memaparkan bahwa sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Data BKKBN tahun 2012 didapatkan beberapa alasan hubungan seksual pranikah ialah sebagian besar karena penasaran/ingin tahu (57,5% laki-laki), terjadi begitu saja (38% perempuan), dan dipaksa oleh pasangan (12,6% perempuan). Terjadinya perilaku seksual pranikah ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, kontrol orang tua, keterpaparan media informasi, dorongan seksual, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa di salah satu SMA X yang ada di Kabupaten Sangihe, sedangkan teknik pengambilan sampel ialah total sampling berjumlah 166 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2018. Diperoleh hasil bahwa 78,3% responden sudah melakukan perilaku seksual pranikah, dengan jenis perilaku seksual pranikah yang paling banyak dilakukan responden ialah berciuman kering (97,6 %). Hasil analisa uji stastitik chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p = 0,792), pengetahuan (p = 0,072), dan pengawasan orang tua (p = 0,810) dengan perilaku seksual pranikah, sedangkan faktor lain yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah ialah mengakses situs porno dan menonton video porno dengan nilai p masing – masing 0,000 dan 0,810. Faktor menonton video porno memiliki nilai OR 1,195 yang berarti bahwa responden yang sering menonton video porno memiliki peluang 1,195 lebih besar untuk melakukan perilaku seksual pranikah dibanding dengan responden yang tidak sering menonton video porno, sedangkan faktor mengakses situs porno memiliki nilai OR sebesar 1,456 yang berarti bahwa responden yang sering mengakses situs porno memiliki peluang 1,456 kali lebih besar untuk melakukan perilaku seksual. Sebagian besar responden sudah melakukan perilaku seksual pranikah dan terdapat 2 faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah, yaitu mengakses situs porno dan menonton video porno. Faktor yang paling dominan berpengaruh ialah menonton video porno. Perlu adanya komitmen yang kuat dari responden untuk menghindari perilaku seksual pranikah, serta diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dan penerapan pendidikan seks dimulai dari lingkungan keluarga, serta perlu adanya peningkatan kegiatan keagamaan dan kegiatan sekolah yang positif dilaksanakan