3 research outputs found
Measuring BUMDes Performance to Optimize Village Economic Growth
A village with evenly distributed economic growth is an achievement in itself, as seen by the presence of BUMDes. This does not work easily, there are deficiencies and limitations so that the existence of BUMDes can make a positive contribution to a more independent village and grow its economy. The research objective is to measure the performance of BUMDes. The object of research is BUMDes Delta Mulia in the village of Panempan Pamekasan. The research method is in the form of quantitative descriptive using a combination of analysis Malcolm Baldrige and Du Pont System in producing BUMDes performance analysis. The results of the research show that the financial aspect resulted in a decrease in performance from 2018 to 2021. The average calculation shows a result of 28.38% where this figure is below the 30% standard, which means that the performance is not optimal. From the non-financial aspect, it generates 844 points out of a maximum total of 1000 points which means that BUMDes performance is in the Benchmark Leader criteria. From the results of this study, BUMDes can carry out performance evaluations, especially on financial aspects so that their performance is better and as good as performance on non-financial aspect
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MASYARAKAT PADA BUMDES DESA ROMBASAN SUMENEP
Hasil perhitungan dengan menggunakan uji F di peroleh F hitung sebesar 25,573 dan apabila dikonsultasikan dengan F tabel sebesar 2,63 menunjukkan F hitung > F tabel. Maka hipotesa penulis bahwa diduga variabel Gaya Kepemimpinan Klasik (X1), Gaya Kepemimpinan Otokrasi (X2), dan Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X3) berpengaruh secara simultan terhdap variabel terikat yaitu Kinerja Masyarakat (Y) Pada BUMDES Desa Rombasan Sumenep dapat dibuktikan kebenarannya.Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung untuk variabel Gaya Kepemimpinan Klasik (X1) sebesar 3,547 dan jika dikonsultasikan dengan t tabel sebesar 1,685 didapat t hitung > t tabel maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan Klasik (X1) berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Masyarakat (Y) pada BUMDES dapat dibuktikan. Untuk variabel Gaya Kepemimpinan Otokrasi (X2) sebesar 4,067 dan jika dikonsultasikan dengan t tabel sebesar 1,685 didapat t hitung > t tabel maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan Otokrasi (X2) berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Masyarakat (Y) pada BUMDES dapat dibuktikan. Untuk variabel Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X3) sebesar 5,256 dan jika dikonsultasikan dengan t tabel sebesar 1,685 didapat t hitung > t tabel maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan demokrasi (X1) berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Masyarakat (Y) pada BUMDES dapat dibuktikan. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t ternyata dari ketiga variabel tersebut variabel Gaya Kepemimpinan demokrasi (X3) nilai t nya paling besar yaitu sebesar 5,256.Y = 4,471 + 0,106 X1 + 0,227 X2 + 0,715 X3, nilai konstanta 4,471 yang berarti bahwa apabila X1, X2, X3 sama dengan nol maka Kinerja Masyarakat (Y) sebesar 4,471. Koefisien variabel Gaya Kepemimpinan Klasik (X1) sebesar 0,106 hal ini berarti bahwa bilamana variabel Gaya Kepemimpinan Klasik (X1) dinaikkan satu - satuan maka akan menaikkan Kinerja Masyarakat (Y) sebesar 0,106. Koefisien variabel Gaya Kepemimpinan Otokrasi (X2) sebesar 0,227 hal ini berarti bahwa bilamana variabel Gaya Kepemimpinan Otokrasi (X2) dinaikkan satu - satuan maka akan menaikkan Kinerja Masyarakat (Y) sebesar 0,227. Sedangkan koefisien variabel Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X3) sebesar 0,715 hal ini berarti bahwa bilamana variabel Gaya Kepemimpinan Demokrasi (X3) dinaikkan satu - satuan maka akan menaikkan Kinerja Masyarakat (Y) sebesar 0,715
Pemberdayaan masyarakat komoditi Bawang Merah dalam menghasilkan produk olahan unggulan Desa Polagan Kecamatan Galis Pamekasan
Horticultural commodities are potential commodities with high economic value and can continue to be developed and shallots are a source of livelihood for the agricultural community. The purpose of this PKM - PM is to provide solutions to maximize potential so that it becomes something of high economic value so as to improve a better standard of living. The partner is the “Sri Kuning” farmer group in the village of Polagan Galis Pamekasan. The PKM – PM method is community empowerment by providing assistance to produce processed products which are the village's superior products. The results of this PKM – PM include: 1. Creating processed products that become the village's superior products; 2. Understanding of digital marketing for marketing expansion; 3. Can determine a competitive selling price; and 4. Utilizing and maximizing the potential of the village so as to create zero waste of raw materials.Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Bawang merah adalah komoditas pertanian dan holtikultura yang sangat diunggulkan. Karena itu bawang merah menjadi salah satu sumber mata pencarian masyarakat pertanian. Tujuan PKM – PM ini untuk memberikan solusi cara memaksimalkan potensi dan sumber daya tersebut agar dapat mempunyai sesuatu yang bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan taraf hidup lebih baik melalui pemberdayaan masyarakat. Adapun mitra dalam program ini adalah kelompok tani “Sri Kuning” di desa Polagan Galis Pamekasan. Metode yang digunakan dalam PKM – PM ini adalah pemberdayaan masyarakat dengan memberikan pendampingan untuk menghasilkan produk olahan yang menjadi produk unggulan desa. Hasil dari PKM – PM ini diantaranya: 1. Masyarakat dapat menciptakan produk olahan yang menjadi produk unggulan desa yang bahan bakunya merupakan komoditas desa; 2. Masyarakat paham akan pemasaran digital sehingga dapat memasarkan produk olahan tersebut lebih luas kedepannya; 3. Masyarakat mengerti cara menentukan harga jual yang kompetitif sehingga dapat bersaing di pasaran; dan 4. Masyarakat dapat memanfaatkan dan memaksimalkan potensi desa sehingga tercipta zero waste dalam bahan baku bawang merah tersebut